45. Back like never gone

5 2 0
                                    

(Au Ra POV)

“ Senja—“

“ Kenapa?” Senja memotong kalimat Jungkook. Tatapannya terus tertuju ke atas lantai rooftop gedung yangg kini mereka pijaki.

Pria itu menunduk menatap Senja,

“ Kenapa kau lakukan ini, Jungkook?” Sambung gadis itu.

Jungkook yang tidak terlalu paham dengan pertanyaan Senja mengerutkan dahi,

“ Maksudmu?”

Senja menghela nafas, setelah mengumpulkan keberanian, ia perlahan mendongak dan membalas tatapan sendu Jungkook,

“ Kenapa kau tidak menuruti kata kataku untuk melupakanku? Kenapa kau menyiksaku dengan terus menungguku seperti ini, hah?” Serunya dengan suara serak, bulir bening telah memenuhi pelupuk matanya, hanya soal waktu benda itu meluncur turun.

“ Apa aku salah? Menurutmu aku salah karena masih tetap pada perasaanku?” Pria itu balik bertanya, nadanya menyiratkan kegetiran. Ia tidak tahu apa yang di inginkan Senja, gadis itu membuat  Jungkook bingung.

Di posisinya, Senja menggeleng, “ Tidak, kau sama sekali tidak salah, justru aku bahagia mendengarnya,”

Jungkook bertambah bingung karena Senja mengucapkan kalimat itu dengan air mata yang menetes.

Apa itu berarti hal buruk?

“ Lalu kenapa kau menangis?” Tanyanya, polos.

Senja tidak tahan untuk tidak memukul dada pria itu, “ karena kau membuatku merasa bersalah bodoh! Aku telah meninggalkanmu tanpa berkata apapun, hanya mengirimimu sepucuk surat dan memintamu untuk melupakanku! Tapi kenapa setelah itu kau  tidak juga membenciku? Hah? Tidakkah kau kecewa dan marah padaku?”

Jungkook terdiam sejenak. Mencoba mencerna perkataan Senja, ia pun berhasil menarik sebuah kesimpulan, jadi ini alasan Senja menghindarinya? Karena dia meraa bersalah pada dirinya sendiri?

Pria itu tersenyum, tangannya terangkat menangkup kedua pipi Senja yang sudah basah karena air mata yang terus berjatuhan.

“ Sshh.. berhenti menangis, aku di sini, Senja.”

Ucapnya dengan amat lembut. Hal yang justru menambah tangisannya makin kencang.

“ Kau bodoh! Seharusnya kau membenciku, Jeon Jungkook! Setidanya tindakanku selama ini tidak sia sia! Kau— kau jahat! Hiks..” Senja berseru di tengah tangisnya.

Hatinya bertambah sakit mendapati perlakuan manis pria itu.

“ Hei, bagaimana bisa aku membenci rumah terakhirku? Kau mau aku terus berkelana tanpa arah karena membencimu?”

Ia mengusap pipi Senja, sorot matanya yang teduh menyapu wajah Senja, “ kau mau tahu alasanku masih mencintaimu hingga detik ini?”

Perlahan Senja mengangguk, “ Katakan.” Pintanya.

“ Baiklah, akan kuberitahu, asalkan berhenti menangis, kau tidak mau membuatku sedih lagi, bukan?”

“ Hiks.. kau menyebalkan—Jungkook!” Hardik Senja, meski begitu, ia tetap mencboa menghentikan tangisnya.

Pria itu membantu Senja dengan mengelap air mata Senja yang ada di pipinya dengan lengan jas yang ia kenakan.

“ Nah, begitu lebih baik, sekarang kemarilah dan duduk di sebelahku.” Jungkook menarik bahu Senja, lembut menuntunnya untuk duduk di bangku lebar yang ada di dekat pagar rooftop.

Angin malam yang berhembus sesekali menerbangkan rambut Senja, juga membuat gadis itu sedikit merasa kedinginan. Namun ia berusaha bersikap biasa saja dengan duduk diam menyimak Jungkook.

 EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang