5. The Other Side

37 27 2
                                    

(Au pov)

" Bagaimana bisa untuk kedua kalinya kau gagal, Senja?! Kamu mau malu maluin mama? Ya ampun, kak, mama nggak minta apa apa dari kamu selain itu, apa yag selama ini mama kasih ke kamu kurang? How could you failed?"

" Mama sudah bekerja keras mendapatkan uang agar kau tidak kesulitan dalam akademikmu, lalu apa ini?! Bagaimana bisa kau jadi penerusku jika nilai mu hanya rata rata? Aku ingin kau dapat lebih dari siswa yang lain agar masa depanmu cerah!"

Senja menarik nafasnya, mencoba untuk menetralkan emosinya yang hendak meledak.

" Sekarang kau mau apa? Akan ku berikan apapun, hanya turuti satu permintaan mama kenapa kau sulit sekali? Apa mentor mu yang tidak becus mengajarmu? Hah? Katakan, tell me, Park Seon Ja!"

Sudah, cukup.

"geumanhae, eomma!"

Senja tersentak, sepertinya dia sudah kelewatan , baru saja dia berseru keras sekali membentak mamanya.

Tapi, apa dia akan terus menerus begitu selamanya? Dia juga punya mimpi, dia juga punya tujuan, cita cita, dan passion sendiri, dia bukan boneka Joon Young.

Dan yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah melawan.

Senja lelah bertahun tahun hidup di bawah kekangan mamanya, dia sudah tidak tahan, sebentar lagi dia akan lulus, mungkin sudah terlambat untuk membalik keadaan, tapi setidaknya dia juga ber hak memperdengarkan isi hatinya pada ibunya sendiri..

" Berani kamu bentak mama?"

Suara di seberang naik beberapa oktaf, tapi Senja tidak gentar, bagaimanapun juga sifat keras kepala milik Joon Young secara tidak sadar menurun padanya.

" Senja nggak bermaksud membentak mama, tapi Senja udah capek ma, capek pura pura bahagia selama ini, capek pura pura selalu setuju sama semua permintaan mama."

Degh,

diseberang, Joon Young tersentak, apa maksudnya?

" Senja lelah, ma. Senja nggak bisa terus-terusan ngelakuin semua perintah mama dengan perfect. "

"Selama ini Senja udah berjuang keras melakukan sesuatu yang sebenarnya bukan bidang Senja hanya untuk bikin mama nggak kecewa. Tapi kayaknya Senja gagal, dan di sini Senja Cuma pengen kasih tahu mama kalau Senja nggak mampu, Senja nggak bisa ma. "

"Senja bukan mama yang bisa lulus kuliah tanpa cacat, Senja punya kekurangan dan kelebihan sendiri."

" Kamu kenapa sih kak? Maksud tiba tiba kamu ngomong gitu apa?!"

Senja membuang nafas kasar, ia sudah tidak dapat mengontrol emosi lagi yang tiba tiba saja hinggap pada dirinya.

Dalam lubuk hati terdalam ia masih ingin di sayangi tanpa harus melihat hasil ujiannya, apakah sulit sekali bagi ibunya untuk mewujudkan hal kecil itu?

" Nggak ma, nggak ada, berapa kali pun Senja ngomong mama nggak akan ngerti."

Tuutt.. senja memutus sambungan telepon lantas membanting benda tersebut ke lantai marmer yang untung saja di lapisi oleh karpet empuk.

Ingin sekali dia berteriak sekencangnya sekarang, tapi dia tidak mau memancing keributan dari tetangga.

Dan yang bisa dia lakukan hanyalah meluapkan emosinya dengan menangis di atas bantal. Ia membekap wajahnya serapat mungkin dengan agar suaranya tidak terdengar.

Kenapa semua ini harus terjadi padanya? Tidak cukupkah penderitaan di masa lalu menghancurkannya? Yang dia butuhkan adalah penyemangat, tapi ibunya selalu memberikan permintaan yang menguras otaknya.

 EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang