14. Sunday Morning 2

17 12 1
                                    


(JK POV)

Latihan mulai memadati jadwal sejak pengumuman konser combeback di sebar.

Kegiatan seperti photoshoot, promosi album, dan undangan di acara tv, juga fansign serta fanmeet, tak luput mulai menghiasi hari kami lagi.

Berkat nasihat dari Namjoon, aku dapat menjalani semua dengan baik. Kesibukan ini juga sedikit banyak mampu mengalihkanku.

Tapi tentu saja tetap tidak bisa menyingkirkan sosok Senja yang seakan sudah mematri kuat dalam hatiku.

Malah karena terlalu sering pergilatihan ke studio, aku jadi lebih sering melihatnya karena waktu kedatangan kami di kompleks terkadang sama.

Bahkan beberapa kali aku memberanikan diri untuk menyapanya, yang selalu di balas dengan senyum manis, lalu berakhir dengan di olok olok oleh para hyung ku ketika kami sudah tiba di dorm.

Hari ini hari minggu, untung PD nim masih berbaik hati memberi waktu jeda sehari agar kami bisa beristirahat. Namun, tentu saja waktu itu akan di manfaatkan dengan cara berbeda beda oleh kami bertujuh.

Seokjin sudah dapat di pastikan akan menghabiskan hari minggu kedua di bulan Juli ini untuk mencoba resep masakan baru yang sudah ia susun rapi dalam note digital di MacBook nya.

Yoongi? Entahlah, dia belum bangun sampai sekarang.

Hoseok.. dia kemarin berencana hendak pergi ke GYM bersama Namjoon. Mereka bilang sebentar lagi akan berangkat.

Jimin, sepagi ini dia sudah ribut mematut diri, bertanya penampilan, naik turun tangga, ke kamar, ke dapur, ruang santai.

Pasti dia hendak menemui kekasih backstreet nya yang merupakan seorang center di grup baru milik Big Hit, baru debut satu tahun lalu.

Lucu sekali bila mengulas balik cerita cinta Jimin dan Han Chae Rin yang awalnya musuh sejak gadis itu trainee.

Taehyung.. aku yakin dia masih berada di alam mimpi bersama Yeontan, meneladani Yoongi.

Lalu, bagaimana denganku?

Entah, aku tidak ada rencana apapun hari ini selain mengantar bam melakukan check up rutin setelah ini.

" Jungkook ie?!" Aku menoleh mendegar suara Jin Hyung menyerukan namaku dari dapur.

" Ada apa hyung?!" Aku balas berseru, malas beranjak dari sofa ruang santai tempatku bersandar tanpa semangat.

" Tolong bangunkan hyung mu.. minta mereka turun dan sarapan!"

"Kenapa aku?" Seketika aku menyesal karena bangun awal.

" Kalau tidak mau sarapan ya sudah."

Bibrku otomatis mengerucut mendengar ancaman dari hyung tertua ku, akhirnya dengan langkah gontai aku beringsut berdiri,

" Nee, akan ku panggilkan."

" Nah, adik yang baik.."

Tanpa menanggapi perkataan Jin aku melangkah menuju tangga ke lantai dua, tempat kamar kami bertujuh berada.

Aku berhenti di tengah lorong.

" Hyung ah!! Ayo sarapan!! Hyung ah!!" seruku sekencang mungkin.

Tak lama, ada tiga jawaban yang ku dengar, masing masing berasal dari kamar Namjoon, Hoseok, dan Jimin.

Sisanya? Mungkin mereka sarapan di alam mimpi.

Aku pertama tama menghampiri kamar Taehyung yang terletak paling ujung, bersamaan dengan pintu Jimin yang berderit halus terbuka.

Semerbak parfum yang kurasa berasal dari Jo malone itu langsung memenuhi indra penciumanku.

 EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang