20. Farewell (again)

60 5 0
                                    

Di tengah ruangan kamar, terdapat lelaki yang bernama Haechan tengah menyiapkan pakaian nya di koper yang ukuran nya sedikit besar.

Jangan mengira jika ia ingin berlibur.

Tidak.

Ia bukan berlibur tetapi terpaksa untuk meninggalkan kota seoul.

Ya, Ibu dan ayah nya menyuruh Haechan pergi dari kota Seoul, dan akan membantu perusahaan ayahnya itu. Padahal itu bukan impian Haechan.

Mengapa dunia selalu berlaku tak adil kepadanya? ia selalu membatin seperti itu.

Perkataan hari hari nya setiap hari hanya itu.

Bukan Haechan yang ceria seperti dulu, selalu jail terhadap teman teman nya. Dan sekarang lihat lah Haechan sudah berubah tak banyak bicara tak banyak melontarkan kata kata tak jelas.

"Apa.. niat ku ini benar?"

"Aku.. tak siap."

"Tak siap tak akan melihat teman teman ku lagi."

Drrrttt Drttt

"annyeonghaseyo, Haechan! kami akan datang ke rumah mu."

"Yakk, kenapa tiba tiba?"

"suprise aja sih."

"Itu namanya bukan suprise Tuan Huang Renjun, suprise itu datang tanpa di beri tahu oleh pemilik rumah maupun yang lain."

"Sudah lah pokoknya itu, pokoknya kami akan datang ke rumahmu."

"Siap kan cemilan yang banyak eoh?"

"Hmm datang lah, aku ingin memberi tahu sesuatu kepada kalian."

"Apa itu?"

"Nanti saja! sudah lah cepat datanglah kemari jika ingin kemari."

"nee! Hwaecwan."

"Semoga saja nanti mereka tak kaget."

"Karena.. yang tahu kisah ku hanya Mark, dan seperti nya hari ini juga hari yang tepat?"

"Apa kalian sudah tahu jika Chenle sudah pergi?"

"Hah!? Chenle pergi? Sial! mengapa tak memberi tahu kami!" Kesal Jungwoo

"Aku juga tak tahu jika ia pergi, pertama awal aku datang ke rumahnya niat untuk bermain dan akan berangkat ke kampus bersama sama, malah tak ada jawaban saat aku mengetuk pintu dan aku menelfon penjaganya yang sudah ia pecat dan.. ternyata ia pulang ke China."

"Bukan kah ia sering dimarah oleh orang tua nya karena tak menghasilkan prestasi di Korea?"

"Benar, dan ia pernah bilang kepada ku sejak sekolah dasar ia tak menghasilkan apa puk, kemungkinan hal itu membuat orang tua Chenle tak percaya jika sekarang Chenle bisa meraih prestasi itu." Jelas panjang kali lebar Doyoung.

"Ia pergi tanggal berapa?"

"Tanggal enam." Jawab Jisung sambil menunduk dengan tangan yang ia main kan dengan cara menekuk jari jemari nya.

"Kau sudah menghubungi nya?"

"Ponsel nya tak aktif, dan ketika aku chat dia centang satu."

"Sampai sekarang?"

Jisung mengangguk pelan, sembari menunduk tetap.

"Di antara kita ini kebanyakan akan merasa jika nantinya ada yang pergi."

"Mengapa begitu?"

"Karena hati dan raga kita itu bisa merasakan satu sama lain."

"Bahkan semua manusia yang tak mempunyai perasaan pun berkata seenak nya."

J&J || NCT Dream [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang