20

2.1K 50 0
                                    

Sekarang Frank merasa janggal dengan sikap Elena yang hampir datang ke kantornya setiap hari. Ini di luar kebiasaan.

Selama ini Elena jarang berkunjung ke kantor atau Central. Setiap kali Frank menatapnya ia selalu memberikan alasan yang berbeda-beda. Baginya itu masuk akal tapi tidak dengan Frank, ini membuatnya semakin curiga.

Akhir pekan Frank tidak pulang ke Naerum. Ia akan mengunjungi pesta rekan bisnisnya. Frank baru saja siap saat pintu terbuka dan Elena sudah berdiri dengan penampilan anggun.

"Apa kau akan keluar?".

"Ya. Aku ada acara dengan temanku!".

Balas Frank acuh.

"Kalu begitu apa aku boleh ikut? Penampilanku tidak buruk".

"Tapi Elena...".

"Ayolah sayang, sudah lama aku tidak menghadiri pesta bersama dirimu. Aku mohon".

Frank tidak bisa menolak. Ia mengangguk terpaksa lalu mengambil kunci mobil.

Kenapa dia berpakaian seolah-olah tahu bahwa aku akan pergi ke pesta?

Di perjalanan mata Frank melihat motor yang familiar. Ia menatap Elena yang sedang memainkan ponselnya.

"Aku sedikit merasa aneh akhir-akhir ini".

Elena menyimpan ponselnya dan menoleh.

"Benarkah? Ada apa? Maksudku apa yang aneh?".

"Lupakan itu. Mungkin hanya perasaanku saja!".

Mata Elena sekilas menoleh ke belakang dan melihat Derek sedang membuntuti mereka.

Sial!!!

"Kenapa kau terlihat kesal?".

Tanya Frank saat mendapati Elena menekuk bibirnya. Ia tahu Elena baru saja menoleh ke belakang dan melihat pengendara motor itu.

Mobil berbelok memasuki kawasan restoran tempat acara. Motor itu juga ikut berhenti dengan jarak yang tidak jauh. Frank menyetel kamera dashboard.

Di dalam sana suasana tampak ramai, Elena menautkan tangan kanannya di lengan Frank dan berjalan dengan penuh percaya diri.

"Senang bertemu Anda Tuan Jensen...".

Sapa beberapa tamu yang merupakan rekan bisnis Frank. Ada beberapa yang dengan berani mencium tangan Elena dan memuji kecantikannya.

"Anda beruntung tinggal di sisi Tuan Jensen. Ia, pria hebat yang nyaris sempurna".

Komentar rekan bisnis Frank membuat dada Elena membusung bangga. Ia hanya membalasnya dengan senyuman.

Seorang pelayan datang dan menyodorkan gelas berisi minuman. Elena mengambil satu dan menyodorkannya pada Frank namun pria itu menolak.

"Aku tidak minum. Maaf aku harus menjawab ponselku".

Dengan buru-buru Frank mencari tempat sepi untuk menerima telepon Larine.

"Ada apa Lar?".

"Sena masuk rumah sakit.Ia pingsan saat aku menemukannya di kamar. Dokter belum mengatakan ia sakit apa".

Suara panik Larine membuat Frank sedikit tegang.

"Tenangkan dirimu. Tarik napas dan bicara dengan perlahan, aku mendengarmu ".

"Aku takut Frank...Aku takut melihat keadaan Sena. Ia...Ia menunjukan gejala seperti Carl".

Frank bisa mendengar isakan kecil Larine. Rasa iba menyerbunya dan membuatnya ingin memeluk wanita itu.

SECOND HOME (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang