"Dimana ayah?".
Itu pertanyaan Mattew saat ponselnya terhubung dengan Frank.
"Ayah harus kembali lebih dahulu. Maaf tidak sempat memberitahu kalian".
"Semua orang cemas...".
"Tidak Matt. Ini lebih baik untuk ibumu. Dia butuh waktunya sendiri. Ayah hanya akan membuatnya pulih lebih lama jika ada di situ".
"Tapi ayah...".
"Kau dan Shawn bisa menjaganya lebih baik dari aku. Maaf, ayah sedikit sibuk saat ini. Beritahu ayah kapan ibumu pulang, ayah akan mengatur waktu untuk menjemput mereka".
"Baiklah. Tolong jaga dirimu baik-baik ".
Percakapan itu telah berhenti namun Frank masih menatap ponselnya dengan hati remuk. Ia merasa asing dengan dirinya sendiri.
Aku harap ini lebih baik untukmu El... Setelah kau kembali, semua akan menjadi lebih baik...Kita akan bicara...
Keesokan harinya Frank mendapat telepon dari mansion Tuan Mayer. Itu telepon dari kepala pelayan yang mengatakan Tuan Mayer sakit.
Frank sangat panik lalu berkendara dengan cepat ke mansion. Saat tiba ia langsung masuk ke kamar mertuanya dan benar pria itu sedang terbaring dengan wajah pucat.
"Ayah...!".
Tuan Mayer membuka matanya perlahan saat Frank menyentuh tangannya.
"Apa yang terjadi? Aku akan membawa ayah ke rumah sakit!".
Tuan Mayer hanya menatap Frank dalam diam. Ia benar-benar tidak bisa menjawab Frank sekarang. Perlahan Frank duduk di tepi ranjang dan mengelus rambut putihnya.
"Ada apa? Beritahu aku ayah. Jangan seperti ini".
Tuan Mayer menggenggam tangan Frank erat dan menatapnya.
"Apa kalian berdua baik-baik saja?".
"Tentu saja. Kami sedang berlibur bersama anak-anak. Hanya saja aku harus kembali karena beberapa hal mendesak di perusahaan. Tapi ayah jangan khawatir. Aku bisa mengatasinya".
Tuan Mayer menarik napas berat lalu menarik sesuatu dari bawah bantal nya. Itu adalah sebuah amplop coklat. Dari logo yang tertera Frank langsung tahu itu berasal dari mana.
Ia menerimanya dengan tangan gemetar.
"Apa separah itu? Aku mengenal putriku dengan sangat baik. Dia tidak mudah memutuskan sesuatu".
"Ayah...".
Leher Frank tercekat dan tak bisa meneruskan kalimatnya karena Tuan Mayer menggeleng padanya.
"Aku akan bicara dengan Elena setelah ia kembali...".
"Tidak perlu Frank Jensen!".
Jantung Frank hampir copot saat melihat wajah Elena yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Ia langsung berdiri dan memperbaiki posisinya.
"El...".
Elena maju dan menghampiri ayahnya.
"Bawa itu dan tanda tangani segera".
"Tapi Elena...".
"Tolong keluar dari sini. Ini rumah ayahku. Ini rumah keluarga Mayer!".
Frank menatap Elena tak berkedip lalu menoleh pada Tuan Mayer. Semua saraf di otaknya seakan berhenti bekerja.
"Cepat sembuh ayah".
Ucapannya sangat pelan dan bahkan hampir tersangkut di tenggorokan nya . Dengan langkah panjang Frank berjalan menuju pintu. Telapak kakinya terasa berat tapi ia berusaha untuk menyeret langkahnya dengan amplop perceraian yang ada di tangannya.
Angin dingin berhembus menerpa wajahnya. Ia merasa akan pingsan sekarang. Ia sangat linglung. Tue yang melihatnya berjalan menuju mobil menghampirinya.
"Apa Anda baik-baik saja Tuan?".
Frank menatapnya nanar sebelum akhirnya masuk ke mobil dan menutup pintu. Mobil belum dihidupkan. Tue melihat Frank hanya duduk dengan kaku di dalam sana.
Tue kembali mengetuk kaca mobil yang berada di sisi Frank. Hal ini membuat Frank sedikit terkejut lalu menghidupkan mesin mobil dan pergi dari situ. Dengan buru-buru Tue masuk dan pergi ke kamar Tuan Mayer.
Elena yang sedang memeluk ayahnya segera mengurai pelukan mereka dan menatap Tue.
"Maaf Nyonya tapi aku rasa Tuan Jensen tidak sehat. Ia terlihat pucat dan berbeda".
Elena berusaha tersenyum dan menjawab Tue.
"Dia baik-baik saja. Tolong siapkan mobil, aku akan membawa ayah ke rumah sakit".
"Baik Nyonya".
Sepanjang perjalanan ke rumah sakit Elena masih memikirkan perkataan Tue. Jujur, ia sangat terganggu dan khawatir jika Frank benar-benar sakit seperti apa yang dilihat Tue. Ia mendesah dan memandang keluar jendela.
"Kau tidak perlu memaksakan diri untuk menemani ayah. Orang-orang rumah akan merawat ayah. Percayalah ayah baik-baik saja".
"Pejamkan mata ayah dan jangan protes. Ayah tahu aku sangat khawatir jika ayah sakit. Bukan hari ini saja tapi sejak kecil. Karena aku hanya memiliki ayah dalam hidupku".
Tuan Mayer menggenggam tangan Elena hangat.
"Apa kau pernah membicarakan surat perceraian itu bersama Frank? Maksud ayah, apa kalian sudah memutuskan tentang anak-anak dan hal lainnya?".
Meski terkejut dengan kalimat ayahnya, tapi Elena tetap mengangguk. Ia belum pernah memberitahu Frank sebelumnya.
"Aku rasa itu tidak perlu ayah. Frank bukan tipe orang yang bertele-tele".
"Bagaimana jika Frank tidak setuju? Maksud ayah Frank tidak tanda tangan surat itu".
Elena tertawa sumbang.
"Dia akan melakukannya ayah. Ini kesempatan emas baginya dan Larine untuk hidup bersama. Mereka bertemu di New York ".
Tuan Mayer menegakkan punggungnya dan menatap Elena.
"Itu tidak akan terjadi. Ayah harus memberitahumu ini. Kepala pelayan yang bersama Larine saat ini bertugas untuk memastikan Larine minum obat saraf yang diberikan dokter. Meski kelihatan ia baik-baik saja namun sebenarnya obat itu akan membuatnya perlahan kehilangan semua ingatannya. Bahkan mungkin perasaannya akan mati. Ia tidak bisa mengenal Frank lagi apalagi mencintai Frank...".
Elena membeku di tempatnya. Ini adalah kejutan besar untuknya. Sekilas ia ingat bagaimana kejadian di mall. Secara samar ia bisa melihat bagaimana Larine menjaga jarak dengan Frank dan juga Larine tampak kaku.
Apa ini yang dimaksud ayah?
Setelah tiba di Rumah Sakit, Tuan Mayer langsung mendapatkan penanganan khusus. Ini adalah Rumah Sakit swasta ternama dan sebagian saham mereka ada di sini. Sementara dokter melakukan pemeriksaan, Elena keluar dan menelepon Theodor.
"Apa Frank sudah tiba di kantor?".
"Tidak Nyonya. Tuan Jensen ada di mansion".
Elena memutuskan sambungan telepon dan melihat arloji di tangannya. Ini hampir dua jam dan Frank belum tiba di sana. Kemana pria itu pergi?
Frank ada di tepi laut. Ia hanya bersandar di kap mobil dan menatap surat permohonan perceraian. Elena sudah tanda tangan di sana.
Aku tidak ingin bercerai El...
➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️
*jangan lupa vote dan komen_nya readers ✅😁
*Ayo votting...
Kira2 Frank dan Elena bercerai?1. Ya
2. TidakYang jawabannya paling banyak otomatis aku Up BAB BARU hari ini🤩🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND HOME (TAMAT)
Romance"Aku menikahimu karena aku sangat menghormati ayahmu". Kalimat Frank Jensen membuat seluruh perasaan Elena Mayer membeku. Sungguh bukan itu yang ada di kepalanya selama 16 tahun menikah dengan suaminya. Pernikahan yang semula bahagia dan tentram tib...