"Ada apa?".
Tanya Frank begitu ia sampai di atas. Perlahan kerumunan itu bubar. Ia menghampiri tubuh Elena dan membelai pipinya.
"El... Elena...".
"Apa sebaiknya kami memanggil dokter? ".
"Ya. Tolong panggil ambulance. Rumah Sakit terbaik!".
Ucap Frank cepat. Ia memeluk Elena dan mencium puncak kepalanya berulang-ulang. Ia sangat panik dan juga ketakutan. Tak lama kemudian ambulance datang dan Elena langsung dibawa ke Rumah Sakit. Frank menggendongnya menuruni lift.
Ia meminta Mattew dan Shawn untuk pulang ke apartemen terlebih dahulu. Barang belanjaan itu harus disimpan.
"Bertahanlah! Kau akan baik-baik saja El".
Bisik Frank selama perjalanan. Ia tak melepaskan genggaman tangannya hingga mereka tiba di unit darurat.
"Maaf Tuan tapi Anda harus menunggu di sini. Kami akan melakukan yang terbaik".
"Tolong lakukan apapun agar istriku bisa membuka matanya. Aku akan membayar berapa pun itu".
"Tenangkan dirimu dan berdoalah agar dokter bisa melakukan tugasnya".
Meski Elena hanya pingsan, tapi Frank merasa setengah dunianya rusak. Ia sangat ketakutan dan cemas. Sebelumnya Elena tidak pernah seperti ini. Ia bahkan tak ingat kapan istrinya sakit karena Elena selalu tampil cantik dan elegan di hadapannya.
Elena memang pernah melahirkan dua putra untuknya. Namun, itu adalah hal yang membuatnya bahagia karena ia selalu berada di sisinya. Bahkan saat kelahiran Shawn yang sulit pun Elena tetap membuat Frank tersenyum. Tanpa rasa takut atau khawatir.
Frank duduk di kursi tunggu dan menutup mukanya. Ia takut bahwa hal buruk mungkin saja bisa terjadi. Ponselnya berdering dan ia menjawabnya dengan malas.
"Dokter sedang memeriksanya ayah".
Jawabnya dengan pelan saat tahu mertuanya yang menelepon. Ia bisa mendengar suara panik yang luar biasa dari Tuan Mayer.
"Aku akan pastikan ia baik-baik saja. Jangan khawatir. Aku bersama anak-anak ada di sini".
"Kabari ayah begitu dokter selesai".
"Tentu saja".
Frank memasukan ponselnya ke dalam saku mantel lalu menatap pintu ruang darurat dengan cemas. Ini sudah hampir setengah jam. Di lorong Mattew dan Shawn muncul. Mattew membawa paper bag.
"Bagaimana keadaan ibu?".
Tanya Shawn dengan cemas. Frank menggeleng lalu kembali menatap pintu ruang darurat. Mattew mengambil botol air mineral dan memberikannya pada Frank.
"Jika kalian lapar, pergi ke kantin dan makan. Ayah tahu kalian pasti lapar".
Shawn dan Mattew menggeleng bersamaan. Mereka kemudian duduk di samping Frank.
"Apa yang terjadi Mattew?".
Tanya Frank. Hanya Mattew yang tahu persis kejadian ini karena ia bersama Elena. Mattew menggeleng.
"Aku juga tidak tahu. Ibu sedang menerima telepon lalu kami berdua keluar dan tiba-tiba tubuhnya sudah ada di lantai. Tapi sepertinya ibu melihat sesuatu. Aku yakin itu".
Kesadaran Frank tiba-tiba datang.
Apa ia melihat Larine? Lalu kenapa ia pingsan? Bukankah wanita itu bukan Larine? Ataukah ada hal yang aku tidak tahu?
Segala pertanyaan muncul di benaknya sekarang. Ia mendesah berkali-kali untuk menetralkan perasaannya.
"Siapa yang ayah temui di bawah tadi? Itu ...Itu sangat mirip dengan aunty Larine".
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND HOME (TAMAT)
Romance"Aku menikahimu karena aku sangat menghormati ayahmu". Kalimat Frank Jensen membuat seluruh perasaan Elena Mayer membeku. Sungguh bukan itu yang ada di kepalanya selama 16 tahun menikah dengan suaminya. Pernikahan yang semula bahagia dan tentram tib...