Elena baru terbangun ketika ponselnya berbunyi. Ia langsung menjawabnya karena itu dari ayahnya.
"Larine baru saja menghembuskan nafas terakhirnya".
Suara Tuan Mayer terdengar sedih. Elena mengedipkan matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang ia dengar bukan mimpi.
"Setelah mengatur pemakaman, ayah mungkin akan tiba tengah malam nanti".
"Baiklah".
Itu jawaban singkat Elena karena ia sama sekali tidak bisa mengatakan apapun.
"Kau bisa bernapas lega sekarang. Sampai jumpa nanti".
Panggilan itu berakhir tapi Elena masih mematung di tempat tidur. Tiba-tiba saja ia melihat sekeliling dan segera sadar dimana ia sekarang.
"Tidak mungkin".
Ucapnya pada diri sendiri lalu segera turun dari ranjang dan keluar dari kamar. Ia terkejut begitu melihat Mattew sedang sarapan ditemani Theodor.
"Selamat pagi Nyonya...".
Sapa Theodor yang segera berdiri dan menunduk hormat.
"Kau tidak perlu melakukan itu. Habiskan sarapanmu Mattew dan pergi ke rumah sakit bersamaku".
"Tapi mom....".
Elena melotot pada Mattew dan langsung kembali ke kamar. Ia melepas pakaiannya dan pergi ke kamar mandi.
"Sekarang aku tidak bisa mengganti pakaian. Sial!".
Umpat Elena karena ia ingat ia telah menyuruh Dorette membawa semua barang miliknya ke Naerum beberapa waktu lalu. Pada saat ia keluar, ia melihat satu set pakaian bersih di ranjang. Rasa khawatir mulai menyerangnya.
Apa Frank yang melakukan ini?
Tanya Elena dalam hati. Namun karena ia membutuhkan pakaian ini maka ia terpaksa harus memakainya. Saat turun ke ruang tamu ia melihat Mattew di sana masih dengan pakaian santai.
"Kepalaku sedikit pening. Aku akan menyusul nanti".
Ucap Mattew sambil memijit keningnya.
"Ibu belum tahu kenapa kau bertindak gegabah seperti ini. Tapi sudahlah, kita akan bicara begitu Shawn keluar dari rumah sakit. Bersiaplah untuk pulang ke Naerum. Jangan tanyakan apapun karena kau tahu dengan baik apa alasannya".
Elena melangkah pergi dengan anggun seperti biasanya. Mattew merebahkan tubuhnya di sofa.
Di perjalanan Elena membeli sarapan dan mengisi perutnya. Ia bergegas ke rumah sakit. Begitu tiba di kamar Shawn ia tertegun sejenak. Pemandangan ini mengiris hatinya.
Frank tertidur dengan posisi duduk di kursi. Tangan Shawn yang bebas sedang menggenggam tangan Frank. Sebelum ia berbalik pergi ponselnya berbunyi. Theodor menelepon.
"Anda harus ke kantor Nyonya. Ada beberapa berkas yang harus diperiksa hari ini. Klien mendesak untuk mendapatkan berkas itu sekarang. Aku harap Anda bisa mengerti itu".
"Baiklah Theodor ".
Setelah Elena pergi ke kantor, Frank terbangun karena perawat akan membersihkan ruangan. Tak lama kemudian dokter datang untuk visit.
"Kondisinya sudah lebih stabil. Lukanya mulai mengering. Aku sarankan agar pasien mulai menggerakkan kakinya perlahan supaya otot-otot kaki kirinya tidak kaku. Kami tetap optimis agar ia bisa berjalan dengan normal lagi".
Ucap dokter sebelum keluar dari kamar Shawn. Frank menatap Shawn sebentar lalu mengucapkan terima kasih kepada Dokter.
"Bagaimana menurutmu? ".
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND HOME (TAMAT)
Romance"Aku menikahimu karena aku sangat menghormati ayahmu". Kalimat Frank Jensen membuat seluruh perasaan Elena Mayer membeku. Sungguh bukan itu yang ada di kepalanya selama 16 tahun menikah dengan suaminya. Pernikahan yang semula bahagia dan tentram tib...