"Aku menikahimu karena aku sangat menghormati ayahmu".
Kalimat Frank Jensen membuat seluruh perasaan Elena Mayer membeku. Sungguh bukan itu yang ada di kepalanya selama 16 tahun menikah dengan suaminya.
Pernikahan yang semula bahagia dan tentram tib...
Teriak Frank saat hampir mencapai ujung eskalator. Tapi wanita itu tidak berbalik sama sekali.
"Lar...".
Teriaknya lagi namun itu tidak mengubah apapun. Akhirnya dengan berani Frank meraih tangan Larine yang bebas.
Uncle Jo sangat terkejut lalu melepas tangan Frank dengan kasar.
"Jaga sikap Anda tuan".
"Siapa kau? Aku hanya ingin bicara dengan Larine".
"Apa kau kurang waras? Siapa yang kau maksud dengan Larine?".
Suara keras uncle Jo membuat empat orang pria berjas mendekat. Frank melihat mereka dengan ekor matanya.
"Lar...".
Ucap Frank pelan namun Larine tidak memiliki ekspresi apapun. Itu membuat Frank merasa gugup. Ia pikir ia salah mengenali orang tapi wanita ini sangat mirip dengan Larine. Frank meyakinkan dirinya.
Ia menatap Larine lekat. Wajah ini adalah wajah Larine, hanya saja gaya berpakaian dirinya mirip Elena. Elegan dan berkelas. Kelas atas. Bahkan make up yang digunakan sangat berani. Glamour dan mencolok.
"Uncle Jo, ayo pulang. Aku lelah".
Kata Larine yang langsung berbalik pergi. Frank masih ingin mengejarnya namun Rose menahan lengannya dan menggeleng.
"Itu Larine... aku sangat yakin".
"Tapi dia tidak mengenalmu. Bisa saja itu orang lain. Jangan bertindak gegabah. Siapapun yang ada dibalik hilangnya Larine, tidak mungkin membiarkan Larine ada di tempat umum seperti ini. Pikirkan itu".
Frank mengalah dan memilih duduk di bangku khusus tempat menunggu. Ia menatap langkah Larine yang menjauh.
"Kalaupun dia tidak mengenalku, aku tidak apa-apa. Yang penting aku tahu dia baik-baik saja. Aku hanya ingin pastikan ia baik-baik saja dan bahagia Rose".
"Kau sangat mencintainya Tuan Jensen".
Mata Frank berkaca-kaca. Ia begitu merindukan Larine dan ia tidak menyangka ada orang yang sangat mirip seperti itu.
"Aku akan mengantarmu kembali ke hotel".
Frank menggeleng.
"Pulanglah. Aku akan kembali nanti. Terima kasih untuk dukungan darimu. Tetap beritahu aku jika kau menemukan informasi sekecil apapun ".
Rose berdiri lalu pulang lebih dahulu. Ia masih menoleh sebentar untuk melihat Frank. Ia benar-benar kasihan pada pria itu.
Frank masih mematung di tempatnya hingga senja. Ia memilih untuk berjalan kaki. Ia butuh sedikit udara segar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seluruh pikiran Frank masih mencerna pertemuan di mall tadi. Ia tetap meyakinkan dirinya bahwa itu adalah Larine meski faktanya Larine sama sekali tidak merespon kehadirannya. Tatapan Larine padanya benar-benar asing.