55

2.3K 110 30
                                    

"Kita akan mengunjungi Mattew".

Ujar Elena saat tiba di Naerum. Ia duduk disamping Shawn yang sedang bermain game di ponselnya. Shawn menjeda permainan dan menoleh pada ibunya.

"Kenapa ini terdengar aneh?".

Protesnya. Elena mengusap kepalanya dan menciumnya lembut.

"Apa kau tidak merindukannya? Ibu...Ibu sangat merindukannya".

Shawn mengangkat kepalanya dan mengubah posisi menjadi berhadapan dengan Elena. Ia menatap ibunya dengan tatapan menyelidik.

"Hari ini ayah terlihat aneh. Lalu sekarang ibu. Apa sesuatu terjadi? Kenapa aku tidak merasa bahagia seperti biasanya?".

"Kau terlalu banyak berpikir sayang. Tak ada yang terjadi. Jadi apa keputusanmu? Oh ya, ayah juga setuju untuk pergi dengan ibu. Jadi jika kau menolak, itu artinya hanya kau dan Dorette yang akan tinggal".

"No! Apa yang ibu katakan? Ayah...Ayah juga pergi? Mana mungkin pria besi itu mau meninggalkan pekerjaannya untuk bersenang-senang. Itu bukan Tuan Frank Jensen".

"Shawn...itu ayahmu. Kau harus menghormatinya. Jaga bicaramu".

"Aku tahu ini tapi aku tidak yakin ayah akan ikut. Kapan ibu akan berangkat?".

"Besok. Jadi jika kau mau ikut Theodor akan mengurus keberangkatanmu juga. Ibu akan meminta Dorette menyiapkan perlengkapan kita".

Shawn menunduk dan kepalanya sejajar dengan Elena. Ia sepertinya ingin mencari kebenaran di sana. Elena mendorong dahinya dengan jari telunjuknya.

"Berhentilah bersikap kekanakan. Ibu harap kau tidak menyesali keputusanmu nanti".

Elena berdiri dan keluar dari kamar putra bungsunya itu. Ia mendekap dadanya dan tersenyum geli mengingat tingkah Shawn barusan.

Pria besi?

Ia mengulang frasa Shawn dan tertawa kecil. Ia ingat, dulu saat masih kecil ia pun memanggil ayahnya dengan sebutan itu. Ayahnya dan Frank sangat mirip. Sama-sama penggila kerja.

Masuk ke kamarnya ia terpaku pada pakaian Frank yang teronggok di tempat tidur. Ia mengambilnya dan menciumnya. Aroma tubuh suaminya sangat khas di kemeja dan jas.

Awalnya Elena ingin mandi namun ia membatalkan niat itu. Ia memilih berbaring sambil memeluk pakaian Frank di dadanya hingga ia terlelap.

Pagi-pagi sekali Theodor sudah muncul di Naerum. Bahkan Shawn belum bangun. Dorette datang dan mengetuk pintu kamar Elena.

"Tuan Jensen meminta Theodor menjemput kalian. Penerbangan pagi ini pukul 10.00".

"Tolong bangunkan Shawn, Dorette!!".

Teriak Elena dari balik pintu. Ia bergegas ke kamar mandi untuk bersiap. Ia mengutuk dirinya yang tertidur lelap. Ia takut terlambat dan akan merusak suasana hati Frank.

Saat turun ke bawah, ia bernapas lega karena Shawn sudah siap. Bahkan koper pakaian sudah berada di mobil.

"Selamat berlibur Nyonya. Sampaikan salamku untuk Tuan Muda Mattew".

Ucap Dorette sebelum Theodor menutup pintu mobil. Sepanjang perjalanan Elena sibuk merias wajahnya. Shawn tertawa geli.

"Kenapa ibu harus berdandan? Bukankah ini penerbangan yang lama? Lagi pula siapa yang akan melirik ibu di pesawat?".

Elena membekap mulut Shawn lalu melotot padanya. Ia malu pada Theodor. Tapi dalam hati ia membenarkan ucapan Shawn. Mereka akan naik jet pribadi. Untuk apa ia berdandan?

SECOND HOME (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang