Hari Minggu ini Frank tidak pulang ke Naerum dengan alasan ia memiliki beberapa urusan. Dan seperti biasa Elena tidak masalah. Hanya saja Shawn sedikit merengek di meja sarapan.
"Apa pekerjaan ayah terlalu berat? Bukankah ayah punya banyak karyawan untuk melakukannya? Aku...Aku juga membutuhkan ayah".
Elena menatap putranya dengan perasaan sedih tapi wajahnya terlihat baik seperti biasa.
"Ibu akan bicara padanya. Ia tidak boleh mengabaikan kita".
Shawn mengangguk lalu meninggalkan meja makan. Elena hampir menangis. Ia mengambil ponsel untuk menghubungi Frank.
"Ada apa?"
Itu jawaban Frank saat telepon tersambung.
"Apa kau benar-benar tidak tahu? Shawn protes karena sudah lama tidak bertemu denganmu. Ia meninggalkan meja saat sarapan. Kau boleh menyakiti aku tapi tidak untuk Shawn dan Mattew ".
"Baiklah. Aku mengerti El...".
Hanya itu dan panggilan telepon berakhir. Elena menggigit bibirnya untuk menahan air matanya agar tidak turun. Dorette yang baru membereskan meja melihat itu.
"Apa kalian baik-baik saja?".
Elena menggeleng lalu pergi ke tangga.
"Aku tidak tahu...".
Frank sedang menuju bandara untuk berangkat ke Swiss saat Elena menelepon tadi. Ia meminta Theodor putar balik menuju Naerum.
Saat bel berbunyi Dorette segera berjalan tergesa-gesa menuju pintu. Ia sudah melihat mobil Frank dari balkon. Ia berusaha tersenyum sopan.
"Tuan Jensen...".
"Hai Dorette...".
"Nyonya ada di kamarnya Tuan...".
Frank hanya mengangguk lalu bergegas menuju tangga. Dorette memandangnya yang tergesa-gesa jadi ia mengikutinya. Ia berpikir jangan- jangan terjadi sesuatu yang buruk pada Elena.
Namun langkah kaki Frank terarah ke kamar Shawn. Ia mengetuk sebentar lalu masuk.
"Ayah?...".
Seperti biasa Shawn langsung berlari dan memeluk ayahnya erat. Frank mencium puncak kepala putra bungsunya itu.
"Aku baru saja berpikir tentang ayah dan... aku senang ayah di sini".
Frank melepaskan pelukannya dari Shawn dan tersenyum pada putranya itu.
"Benarkah? Apa yang kau pikirkan?".
Keduanya duduk di ranjang Shawn. Mata Shawn menatap ayahnya lekat.
"Apa ayah sangat sibuk? Sudah lama sekali kita tidak melakukan sesuatu di hari Minggu. Aku bosan ayah...".
Wajah Frank berubah sendu. Ia ingat tentang hubungan dengan Elena. Tapi tidak mungkin memberitahu Shawn.
"Apa kau ingin pergi ke suatu tempat?".
Shawn menggeleng.
"Aku hanya ingin berenang dan bermain basket. Andai saja Matthew di sini, aku tidak akan sebosan ini".
"Baiklah. Bagaimana jika itu kita lakukan minggu depan?".
Raut kecewa langsung terlihat di wajah Shawn. Ia berdiri dan pura-pura merapikan rak bukunya. Frank menyusulnya dan berdiri di sampingnya.
"Shawn... Ayah punya sedikit pekerjaan hari ini. Tapi ayah janji itu akan terjadi minggu depan. Kau boleh memiliki seluruh waktu ayah. Untuk hari ini ayah benar-benar minta maaf".
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND HOME (TAMAT)
Romance"Aku menikahimu karena aku sangat menghormati ayahmu". Kalimat Frank Jensen membuat seluruh perasaan Elena Mayer membeku. Sungguh bukan itu yang ada di kepalanya selama 16 tahun menikah dengan suaminya. Pernikahan yang semula bahagia dan tentram tib...