39

1.3K 62 4
                                    

Elena terbangun oleh dering ponsel yang tidak terputus. Ia mengucek matanya sebentar lalu meraba-raba ponselnya di dekat nakas. Lalu menjawabnya cepat tanpa melihat siapa yang menelepon sepagi ini.

"Apa kau sudah bangun?".

Sapa Tuan Mayer di seberang. Tanpa sadar Elena tersenyum.

"Selamat pagi ayah...kau membangunkan aku".

Tuan Mayer terkekeh mendengar protes putrinya.

"Mampirlah ke mansion. Ayah merindukanmu".

Elena menyibak selimut dengan cepat lalu duduk. Hatinya sedikit terenyuh mendengar perkataan ayahnya.

"Apa ayah sakit?".

"Tidak. Ayah hanya merindukanmu. Lagi pula Shawn dan Frank tidak ada. Ayo manfaatkan waktu kosong ini bersama ayahmu yang sudah tua ini".

Elena tersenyum kecil. Wajah Shawn tiba-tiba muncul. Ada perasaan aneh di hatinya. Shawn yang biasa selalu menelepon kapan saja bahkan tidak mengatakan apapun sejak pergi bersama Frank.

"Baiklah. Aku akan bersiap. Aku juga ingin menghabiskan uang Tuan Harold hari ini".

Balas Elena lalu menutup ponselnya. Kemudian meminta Dorette menyiapkan pakaian untuknya.

Setelah bersiap dan sarapan, Elena segera berkendara menuju mansion ayahnya. Hatinya begitu berbunga membayangkan apa yang akan ia lakukan bersama ayahnya sepanjang hari ini. Masa-masa kecil berputar di benaknya. Ia bahkan tersenyum lebar saat mengingat betapa ayahnya sangat memanjakan dirinya sejak lahir.

Notifikasi pesan masuk di ponselnya. Ia menepi sebentar untuk membuka ponselnya. Ini adalah pesan teks dari Derek. Dada Elena berdegup saat menekan layar ponselnya.

Mata Elena sedikit menyipit saat melihat gambar yang dikirim Derek dengan latar Paris. Ia hanya ingin memastikan bahwa itu adalah Frank, Shawn dan Mattew.

Seharusnya ia senang bahwa Frank mempunyai waktu untuk bersama dengan putra-putra mereka tapi sekilas bayangan Larine melintas.

Apa ini disengaja?

Dengan tangan gemetar Elena mencari nama Mattew pada daftar telepon lalu membuat panggilan. Ia hanya ingin memastikan sesuatu. Sayangnya Mattew tidak menjawab ponsel itu. Ia sedang membereskan pakaian sehingga ia tidak tahu ada panggilan dari ibunya.

Elena menelan ludah kecewa. Berbagai hal negatif mulai hinggap di kepalanya. Ia memukul dadanya dengan pelan untuk menahan sakit yang mulai datang.

Tidak! Anak-anakku mencintaiku...

Dengan tidak sabat Elena menelepon Frank. Namun panggilan itu juga tidak dijawab. Elena memukul stir mobil karena kesal. Namun tak lama kemudian sebuah notifikasi masuk di ponselnya. Ia membukanya dan terkejut karena itu dari Mattew.

 Ia membukanya dan terkejut karena itu dari Mattew

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SECOND HOME (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang