Langkah Elena begitu cepat. Bunyi heels memecah kesunyian. Ia memandang Frank tanpa berkedip hingga jarak mereka tinggal selangkah lagi.
"Kau pengecut!".
"Kau yang merusak rumah tangga kita tapi aku yang harus menangis. Kau brengsek! Kau bilang kau mencintaiku tapi kau melarikan diri dan membiarkan aku sendiri menghadapi anak-anak! Menghadapi ayah! Menghadapi semua orang! Aku masih terus berbohong! Aku membencimu Frank!".
Elena meluapkan segala kemarahan di hatinya. Ia memukul dada Frank berulang kali dan mendorongnya untuk menjauh darinya.
Frank berusaha menggapai tangan Elena tapi wanita itu terus menghindar dan tidak ingin Frank menyentuhnya.
"El... dengarkan aku...".
Frank mencoba menenangkan Elena yang terus menjerit dengan wajah penuh air mata namun Elena tidak bisa dikendalikan. Ia meraih apapun yang ada di dekatnya dan melemparkan semuanya pada Frank. Hanya gerakan menghindar yang bisa dilakukan oleh Frank saat ini.
Pranggg !!!
Asbak rokok melayang dan menyentuh pelipis Frank lalu jatuh dan pecah berkeping-keping di lantai. Dengan gerakan cepat Frank meraih pinggang Elena dan memeluknya kuat. Meski begitu, Elena terus memaki dirinya dan berusaha melepaskan dirinya.
"Maafkan aku. Ayo bicara baik-baik".
"Tidak! Aku tidak mau! Kau telah menghancurkan hatiku Frank!".
"Tapi kau memiliki Derek sekarang. Kau terlihat bahagia saat bersamanya".
Plakkk!!!
Elena menampar Frank dengan kuat.
"Kau pikir aku wanita murahan yang gampang melemparkan diri pada semua laki-laki? Aku tidak sama dengan dirimu!".
Frank melepaskan pelukannya. Ia berjalan mundur. Ia mencoba tidak terpancing dengan kata-kata Elena. Tamparan itu sangat keras tapi ia tidak merasa sakit. Perasaannya membeku sesaat.
"Aku tahu El. Maaf, aku tidak menjadi pria yang baik untukmu".
Frank merasa sesuatu yang hangat mengalir di pipinya. Ia merabanya dan itu adalah darah. Mata Elena juga melihat itu namun mulutnya terkunci.
"Apa yang membawamu ke sini?".
Elena tidak menjawab. Ia berbalik untuk menuju pintu keluar.
"Jaga dirimu baik-baik. Aku akan merindukan kalian bertiga".
Langkah Elena terhenti. Ucapan serak Frank membuat dadanya kembali sesak. Tiba-tiba ia berbalik dan berjalan menuju Frank. Kali ini tidak ada jarak di antara mereka. Ia menatap tepat di mata Frank. Kemudian tangan kanannya mengelus pelipis Frank yang berdarah.
"Apa...Apa kau benar-benar ingin meninggalkan aku... dan anak-anak?".
Frank tidak tahan lagi. Ia menunduk dan menyandarkan kepalanya di dahi Elena. Perlahan kedua tangannya melingkar di pinggang Elena. Kemudian bibirnya menyentuh bibir Elena.
"Bisakah aku menghapus Derek di sini?".
Frank melumat bibir Elena cepat dan ia memejamkan mata. Semua terasa gelap untuknya dan...Ia roboh ke lantai.
"Frank!!!".
Teriak Elena panik. Ia melihat darah segar terus mengalir dari pelipis Frank. Ia segera menelepon Theodor.
Sambil menunggu Theodor ia berlutut di lantai dan meraih kepala Frank di pangkuannya. Ia berusaha menghapus darah yang terus mengalir. Kini bajunya penuh dengan bercak darah.

KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND HOME (TAMAT)
Romance"Aku menikahimu karena aku sangat menghormati ayahmu". Kalimat Frank Jensen membuat seluruh perasaan Elena Mayer membeku. Sungguh bukan itu yang ada di kepalanya selama 16 tahun menikah dengan suaminya. Pernikahan yang semula bahagia dan tentram tib...