47

2.4K 83 3
                                        

Tak ada titik terang tentang keberadaan Larine selama Frank ada di Paris. Ia semakin frustasi. Suatu pemikiran terbersit untuk melapor pada polisi namun Rose menolak itu.

"Bagaimana jika penculik itu membunuhnya? Kita belum tahu siapa di balik ini jadi kita harus hati-hati Tuan Jensen".

Frank sedikit setuju dengan itu. Kemudian ia memutuskan untuk pulang ke Kopenhagen. Ia meminta pengawal Larine untuk terus memberikan kabar jika menemukan sesuatu, sekecil apapun.

Saat tiba di penthouse Central, Theodor ada di sana. Ia tampak gelisah.

"Aku baru saja ingin masuk ke dalam. Kau tidak mengaktifkan ponselmu. Semua orang cemas".

"Aku baik-baik saja Theodor!".

Dengan acuh Frank melangkah masuk lalu pergi ke kamarnya. Ia memilih berbaring karena tubuhnya lelah. Sejak Larine menghilang, ia tidak pernah tidur nyenyak.

"Apa kau sakit?".

Frank menggeleng.

"Beberapa klien kita menunggu konfirmasi untuk meeting. Aku belum mengatakan apapun. Jadi, bisakah...".

"Kau bisa mengurusnya Theodor. Aku...Aku hanya ingin istirahat dari apapun. Aku lelah".

Frank memejamkan matanya tapi air mata merembes dari sudut matanya.

"Aku ...Aku hanya ingin tahu bahwa ia baik-baik saja Theodor. Dimana aku akan menemukannya?".

Theodor terdiam. Ia tahu maksud perkataan Frank. Kini ia mengerti bahwa Frank baru saja pulang mencari Larine.

"Apa kau ingin makan sesuatu?".

Tak ada sahutan lagi. Frank mengubah posisinya dengan membelakangi Theodor. Ia membekap mulutnya karena tangisnya akan pecah.

"Aku akan keluar sebentar. Semoga kau cepat pulih".

Theodor meninggalkan kamar Frank dan keluar menuju dapur. Ia membuat sup kentang untuk Frank. Ada telepon masuk dan ia menjawabnya.

"Frank sudah kembali. Tapi aku tidak bertanya darimana karena ia terlihat kurang sehat".

Hanya itu jawaban Theodor dan percakapan berakhir. Setengah jam kemudian Elena muncul di Penthouse Frank. Ia langsung pergi ke kamar dan menemukan Frank sedang tidur. Wajahnya pucat dan lusuh. Elena mengulurkan tangan di dahi Frank dan itu terasa panas sekali.

"Aku rasa ia demam. Sebaiknya kita pergi ke Rumah Sakit".

Theodor menggeleng.

"Biarkan sampai Tuan Jensen bangun. Aku takut ia tidak setuju Nyonya".

Elena menatap Theodor dengan tajam.

"Apa aku harus membiarkan dia seperti ini? Cepat bawa dia ke rumah sakit!".

Baru saja Theodor ingin bicara, ia melihat mata Frank terbuka. Ia terpaku melihat Elena di hadapannya.

"Aku baik-baik saja".

"Apa kau gila? Lihat dirimu di cermin. Kau begitu berantakan dan kau sakit. Bersiaplah untuk pergi ke Rumah Sakit!".

Frank tidak membalas karena kepalanya sangat sakit. Ia menatap Theodor.

"Siapkan pakaianku, aku akan pergi ke kantor".

"Tapi Tuan...".

"Lakukan saja Theodor!".

Frank berjalan ke kamar mandi dan menyetel kran air hangat. Ia mengguyur tubuhnya di bawah shower lalu seluruh tubuhnya menggigil. Terpaksa ia bersandar di tembok untuk menyangga tubuhnya.

SECOND HOME (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang