3

4K 91 0
                                    

Akhir pekan seperti biasanya. Frank akan pulang ke Naerum untuk bertemu Elena dan anak-anaknya. Di perjalanan ia membeli cake dan anggur. Ini adalah sebuah kebiasaan basi yang harus ia lakukan karena Elena selalu terbiasa dengan gift sekecil apapun. Jangan pernah mengunjunginya dengan tangan kosong.

Elena adalah anak tunggal Tuan Meyer yang lahir dengan sendok emas di mulut. Ia begitu dimanjakan oleh ayah, ibu bahkan semua pelayannya. Dan semua keinginannya selalu ia dapatkan.

"Kau pulang sayang?".

Elena berlari ke pelukan Frank dan mengecup bibir suaminya cepat. Binar bahagia begitu terlihat di matanya. Theodor melewati mereka dan menaruh oleh-oleh yang dibeli di jalan di atas meja.

"Aku akan meminta Tue menyiapkan makan malam. Apa kau ingin berendam air hangat?".

Frank menatap Elena sebentar lalu tersenyum.

"Aku akan menyapa anak-anak".

Ia melepaskan pelukan Elena dan naik ke lantai atas. Pertama ia datang ke kamar putra sulungnya yang berumur 15 tahun Mattew Jansen.

"Apa ayah baru tiba?".

Mattew menghampiri ayahnya di pintu. Ia memberikan kepalan tangannya untuk toast. Frank mengacak rambut putranya yang kemerahan. Itu adalah rambutnya. Mattew lebih mirip dirinya. Sifat dan kebiasaannya juga sama.

"Lanjutkan belajarmu, ayah akan melihat Shawn ".

Frank baru saja akan mengetuk pintu Shawn ketika putranya membuka pintu.

"Apa ayah mengganggumu?".

"Tidak. Kapan ayah tiba?".

"Baru saja. Bagaimana sekolah mu?".

"Tidak ada masalah. Hanya saja... Apa New York itu keren?".

Frank tertawa lalu masuk ke kamar Shawn. Dibanding dengan Mattew, putra bungsunya ini lebih cerewet dan supel. Ia mewarisi sifat ibunya. Ia bahkan bisa akrab dengan orang asing hanya dalam hitungan menit.

"New York? ".

Frank mengulang pertanyaan Shawn sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Shawn mendekat dan menunjukan ponselnya. Ada seorang gadis dalam foto itu.

"Ini adalah Lesley. Mattew menyukainya tapi Lesley akan segera pergi ke universitas di New York. Aku kasihan pada Mattew. Apa ayah punya uang agar Mattew bisa pergi ke sana?".

Frank tertawa. Dalam hatinya ia harus mengakui bahwa Mattew hampir mencapai usia dewasa. Bahkan anaknya sudah bisa menyukai lawan jenis.

"Kalau begitu katakan pada Mattew untuk bicara dengan ayah atau ibu. Apa kau juga punya seseorang?".

"Tentu saja tidak. Umurku baru 11 tahun. Tapi tidak ada perempuan yang cantik seperti ibu. Aku ingin gadis seperti ibu".

Frank tertawa geli sebelum berdiri.

"Kita akan bicara setelah makan malam. Jangan lupa beritahu kakakmu ".

Frank berjalan keluar dan turun ke lantai bawah. Kamarnya dan Elena ada di sana. Baru saja ia ingin mandi ponselnya berdering, nama Larine ada di sana.

"Frank? Apa aku mengganggumu? ".

"Hai Lar. Tentu saja tidak. Ada apa?".

"Aku ingin menanyakan sesuatu tapi itu jika kau punya waktu luang. Ini agak lama jika dibicarakan. Aku takut waktumu tersita".

"Kalau begitu biarkan aku menghubungimu nanti. Aku tidak bisa bicara sekarang".

"Baiklah. Terima kasih Frank. Oh ya, Sena menitipkan salam untukmu".

SECOND HOME (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang