19. Dejavu

104 19 37
                                    

JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMENTAR DI CERITA INI.

SEBELUM MEMBACA, ALANGKAH BAIKNYA FOLLOW AKUN AUTHOR SUPAYA DAPAT NOTIFIKASI UPDATE TERBARU ❤️

HAPPY READING

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Membongkar pasang pipa, lalu mencari bagian yang tersumbat memang terlihat mudah. Hal ini terjadi kepada Olivia yang terpaksa harus menunda cuciannya akibat pipa yang tersumbat. Olivia sibuk berdiam diri sembari memperhatikan hal-hal yang dilakukan Gante terhadap pipa kamar mandinya.

Bisa saja, Olivia menyuruh Bima atau orang lain untuk membantunya memperbaiki pipa tersebut. Namun, Olivia lebih percaya dengan Gante. Ia tidak mengerti, Olivia tidak menyadari bahwa dirinya mulai terhasut oleh ucapan Denis.

"Gante, anak itu mirip sekali dengan mantanmu dulu, apa karena mereka adalah ayah-anak?"

Tak terasa, sudah setengah jam berlalu sejak kedatangan remaja tersebut. Akhirnya Gante berhasil memperbaiki pipa tersebut. Gante mengelap kedua tangannya menggunakan saputangan pemberian Olivia. "Udah selesai, tante." Olivia tersentak kaget, "Ehh- yasudah, kamu duduk dulu, biar tante cek."

Olivia melangkah menuju wastafel, dan langsung memutar keran. Keran tersebut mengeluarkan air yang terlihat jernih. Olivia merasa lega.

Olivia tergerak menyiapkan makan siang untuk Gante "Kamu sudah makan?" Tanya Olivia basa-basi.

"Belum, Tante."

Olivia menyerahkan sepiring makanan untuk remaja itu. "Terimakasih, tante." Gante melahap makanan tersebut secara perlahan, dia bukan tipe orang yang berantakan saat sedang makan.

Bibir Olivia melengkung ketika memperhatikan cara makan Gante yang membuatnya merasa dejavu terhadap seseorang. Cara makan, wajah, bahkan kepribadian Gante, hampir sama dengan lelaki spesial Olivia.

"Tante, kok liatin Gante terus?"

"Gapapa, yaudah, abisin makanannya!"

Telepon Olivia berdering, setelah melihat nama si penelpon, Wanita itu langsung bergegas menjauhi meja makan. Jangan sampai Gante mendengar obrolan mereka.

"Hallo."

"Bu, pasien kamar 103, nyonya Arin Sanjaya, menunjukkan tanda-tanda siuman!"

Netra Olivia membulat sempurna saat mendengar kabar terbaru dari rumah sakit, "lakuin sesuatu, jangan sampai wanita itu terbangun!"

Pada dasarnya, Anak merupakan cerminan dari orang tuanya, bukan?

.
.
.

Jam istirahat telah tiba. Galen keluar dari kelas tak lupa dengan wajah datar yang selalu lelaki itu pasang. Galen memasuki ruang TU. Seorang wanita berhijab yang berusia tiga puluh tahun keatas, tersenyum tipis menyapa Galen. Dia adalah staff administrasi sekolah.

Kisah Singkat Untuk GanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang