"Bicara jujur apa adanya akan lebih baik daripada bersikap munafik dengan berbohong."
.
.
.Gante bangun dari tidurnya yang lumayan lama. Ia menyapu seluruh pandangan. Sepertinya ia mengenal ruangan ini. Ruangan penuh dengan bau obat dan alat-alat medis, apalagi jika bukan rumah sakit.
Ia meringis kecil ketika hendak bergerak, luka dipunggungnya masih menyakitkan.
Sadar ini rumah sakit, Gante bersusah payah mencabut infus yang ada di punggung tangannya. Ia harus pergi. Biaya rumah sakit pasti mahal, sedangkan dirinya sama sekali tidak memegang uang.
Tindakan Gante langsung berhenti ketika wanita dewasa masuk ke ruangan.
"Gante udah jangan dicabut, kamu harus di rawat dulu, badan kamu banyak luka."
Gante melirik wanita yang tak lain adalah Olivia, sahabat baik Ibunya sejak SMA.
"Makasih tan, tapi Gante gak bisa berlama-lama di sini, Gante harus cari uang untuk biaya operasi bunda."
Olivia menggeleng, "Ibumu sedang di operasi Gante, jadi kamu gak perlu khawatir," ucap setelahnya.
"Bunda di operasi? Bagaimana bisa, tapi biayanya–" Gante menatap wanita tersebut, "tante yang bayarin?"
Wanita itu mengangguk membenarkan perkataannya. Gante tersenyum lega. Bahagia dan terharu rasanya campur aduk.
"Makasih tan, makasih. Gante gak tau bagaimana cara membalas budi keada tante ... Gante benar-benar berterima kasih," tak henti-hentinya cowok itu mengungkapkan rasa terimakasih.
"Sama-sama Gante, sudah seharusnya Tante sebagai sahabat membantu sahabatnya yang sedang sakit, apalagi ibumu sudah banyak berjasa di kehidupan tante." Jelas Olivia.
"Tetap saja Gante punya hutang budi sama tante. Tan, tolong kasih tau Gante bagaimana cara membalas budi tante?" Ujarnya memohon.
"Oke-oke nanti tante pikirkan dulu, mendingan kamu istirahat dulu ya, lukanya belum sepenuhnya sembuh ..." Gante mengangguk mengerti.
Karena hubungannya dan Arin dekat, ia sudah menganggap Gante seperti anak sendiri. Olivia sudah paham betul bagaimana sifat Gante yang selalu membalas kebaikan siapapun kepadanya, bahkan bisa terkesan memaksa.
Olivia mengeluarkan sebuah tupperware biru yang berisikan makanan yang ia masakan untuk Gante.
"Kamu makan dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Singkat Untuk Gante
Roman pour Adolescents⚠️ WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR! JUDUL AWALNYA CANDALA + Belum Direvisi "Tidak perlu kata-kata ketika hati benar, karena cinta dapat didengar bahkan dalam kesunyian yang paling mematikan." Ditinggal mati oleh sang Ayahanda, serta sang Ibunda yang lagi b...