"Waktu yang paling menyenangkan adalah saat kita bercengkrama, menjaga hangatnya kebersamaan menggulirkan banyak detik dalam keceriaan."
.
.
."Weh, tau gak sih kalau si Tio punya gandengan baru lagi?!"
"Ha!? baru putus ama adek kelas seminggu yang lalu dah dapet yang baru aja tuh anak," balas Gante, ia dan teman sekelasnya kini sedang mengadakan acara bergosip ria. Kali ini yang menjadi korban mulut mereka adalah Tio, siswa yang dikenal sebagai playboy kelas kakap di SMA Trisatya.
"Makmur banget tuh orang," sahut Syahrul, lelaki itu sedang mengunyah kuaci cemilan kesukaannya.
Selang beberapa lama, orang yang di gosipkan pun datang. Pria tampan dengan rambut hitam legam bertag nama Tio Ramadhani, melangkah sembari menenteng tasnya dan meletakkannya di atas meja.
Tio menyisir rambut nya menggunakan tangan. Melihat teman-temannya asik menggibah, dengan usil, lelaki itu menggebrak meja yang berada di dekat mereka. Manusia satu itu berhasil membuat hampir seisi kelas senam jantung.
"Woi masih pagi dah bergosip ria kelen, emang gosipin siapa sih serius amat wajahnya."
Mereka hanya diam. Oh Tuhan, Tio apakah kau tidak menyadari bahwa mereka sedang menggosipkan dirimu?
"Duduk lo Tio," perintah Alpha sang ketua kelas paling bijaksana di kelas ini.
Tio pun duduk dengan wajah masih memandang teman-temannya. Ia penasaran, firasatnya tak enak.
"Kami gosipin si Rangga loh," kata Galih, pria penyuka permen yang tiada banding.
Rangga yang tadinya duduk tenang sambil memainkan handphone, terkejut ketika namanya dipanggil oleh Galih. Ia menatap sinis lelaki itu, setelahnya ia melemparkan bolpoin ke arah Galih hingga ujung bolpoin yang tajam itu mengenai kepala Galih.
Gante yang melihat Galih kesakitan, hanya bisa memasang wajah kasihan, namun dalam lubuk hatinya yang terdalam, ia ingin tertawa.
"Woi si Cahyo datang!" teriak Syahrul. Seolah seperti sebuah perintah, mereka langsung diam memandang pintu yang sudah berdiri seorang laki-laki berperawakan tinggi, kulit sawo matang dengan wajah ngeselin namun masih manis.
"Masuk lo!" Sargah Asyifa.
Pria bernama lengkap Cahyo Nugroho itu akhirnya masuk setelah lamanya ia berdiri didepan pintu, menatap mereka teman sekelasnya yang selalu ribut. Cahyo berjalan kearah kursinya, melewati mereka yang berekspresi cengo. ingga saat ia duduk, tak ada suara sedikitpun terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Singkat Untuk Gante
Novela Juvenil⚠️ WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR! JUDUL AWALNYA CANDALA + Belum Direvisi "Tidak perlu kata-kata ketika hati benar, karena cinta dapat didengar bahkan dalam kesunyian yang paling mematikan." Ditinggal mati oleh sang Ayahanda, serta sang Ibunda yang lagi b...