Epilog

145 10 0
                                    

Rekomen: Putar lagu kamu dan kenangan🎵🎵

Rekomen: Putar lagu kamu dan kenangan🎵🎵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Ruangan gelap yang hanya setitik cahaya dari jendela yang menerangi sebagian sudut kamar. Seorang perempuan meringkuk dibawah tempat tidur. Menatap dan mendengar putaran kaset kenangan yang sengaja diabadikan, berputar berulang kali dilayar laptop. Sunyi, hanya terdengar suara dari volume laptop tersebut.

Berawal dari isakkan memilukan, hingga berlarut-larut menyisakan keheningan yang pedih. Kendati airmatanya masih menetes sepanjang malam, dan tatapan senduhnya terlalu lekat memandangi layar tanpa lelah.

Tak ada senyuman, tak ada wajah ceria setelah sang pujaan hati dikembalikan ke pangkuan Tuhan. Tersisa kenangan, dan benda peninggalan yang masih utuh.

Kenapa dirinya harus ditinggal?

Kenapa harus secepat ini?

Bahkan suara nyaring lelaki itu masih menggema dikedua telinganya. Hatinya sakit, dadanya terasa terhimpit. Matanya terasa pedih karena terlalu banyak menangis.

Nazwa sedang terluka, lukanya sangat dalam hingga sulit membuatnya bangun. Dirinya amat berantakan. Siapapun yang melihatnya pasti mengira dirinya sedang depresi, meskipun itu sedikit benar.

"Wawa ... Kenapa sedih?"

"Gara-gara kamu." Nazwa menjawab sendiri pertanyaan yang dilontarkan Gante divideo itu. Keadaan divideo itu berbanding terbalik dengan yang sebenarnya. Jika disana Nazwa sedih karena bonekanya gagal di ambil karena keteledoran Gante, maka disini Nazwa sedih karena lelaki itu pergi meninggalkannya.

"Aku salah ya?"

"Banget."

"Maaf sayang, aku gak sengaja. Nanti kita coba lagi."

Video itu adalah video vlog pertama dan terakhir dirinya bersama lelaki itu.

"Kenapa kamu tinggalin aku?" Parau Nazwa.

"Haah? Apa?"

"Kenapa kamu pergi?" Isakkan keluar dari bibir gadis itu.

"Udah jalannya, Wawa, hehe ..."

"JAHATTT! JAHAT!! KAMU JAHAT BANGET GANTEE!!"

"KENAPA KAMU HARUS PERGI!! KENAPA KAMU GAK NGAJAK AKU AJA, HA?!! JAHAT KAMU JAHAT!" Emosi Nazwa membludak.

"A-AKU BENCI KAMU!! AKU BENCI SAMA KAMU!!"

Nazwa menjambak rambutnya frustasi, menangis pilu diruangan gelap ini. Sendirian dalam kesunyian, larut dalam kesedihan hingga Nazwa bingung bagaimana cara untuk menghilangkan semua rasa sakit ini.

"Ikhlas, Wawa ..."

Suara parau dan lemah Gante masih terekam jelas dikepalanya. Nazwa memandang getir bingkai foto dirinya dan lelaki itu.

"Kamu pikir, semudah itu ikhlas, hah?"

"Kamu pikir, setelah kamu pergi semua akan baik-baik saja?"

"Kamu gak mikirin aku? Kamu gak mikirin bagaimana aku tinggal disini tanpa kamu? Aku tersiksa Gante."

"Rindu ini menyiksaku, Nte ..."

Bibirnya bergetar menahan isak tangis. Namun tiba-tiba saja perkataan Gante dirumah sakit itu kembali terdengar.

"Aku gak bisa pergi jika kamu belum ikhlas. Aku kesakitan Wawa .."

"Tolong ikhlas ya sayang ...."

Nazwa menangis hebat, menumpahkan segala emosinya yang menyakiti rongga. Ia meringkuk, menutupi kepalanya dengan lutut yang ditekuk.

Perpisahan karena maut, adalah perpisahan yang paling menyakitkan.

Gante, lelaki itu tidak akan bisa ia gapai lagi ...

Tidak akan bisa ia peluk lagi ...

Senyuman dan suara merdunya sudah hilang ...

Gante sudah pergi, sangat jauh sampai-sampai Nazwa tak bisa mengejarnya.

Lelaki itu hanya bisa menjaga Nazwa sampai sini.

Sekarang, besok, lusa atau seumur hidupnya, Nazwa hanya bisa mengenang lelaki itu saja.

Nazwa terluka hebat, dan penawarnya cuma satu.

Ikhlas.

.
.
.

Gante Dharmendra, dirimu adalah tokoh yang paling membekas sepanjang aku menulis cerita ...

Maaf, karena harus menciptakan ending menyakitkan untuk semua tokoh dan pembaca.

Maaf, karena harus menciptakan ending menyakitkan untuk semua tokoh dan pembaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part selanjutnya spesial Cast:-)

Kisah Singkat Untuk GanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang