9. Pukulan

132 24 13
                                    

⚠️PART INI MENGANDUNG KEKERASAN, JADI HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!

Remaja itu terdiam tak berdaya menahan serangan demi serangan dari dua orang pria yang menyeretnya ke ruangan khusus. Denis menonton kegilaan didepannya seolah-olah seperti tontonan menarik.

Badan Gante serasa remuk, pukulan di area perutnya lebih mendominasi rasa sakit. Dua orang bejat itu menginjak-injak tubuhnya secara brutal, sesekali memukul tubuh ringkih itu menggunakan tongkat besi.

Aduan kesakitan yang keluar dari mulutnya tak mereka hiraukan. Dan, Ini takkan berakhir kecuali jika Denis menyuruh mereka untuk berhenti.

"Berhenti sebentar!" Denis menatap kedua manik Gante yang memerah, "sepertinya ada yang mau kamu katakan kepada saya," lanjutnya.

"Om, maafkan saya, saya janji akan bayar utang ayah, tapi jangan pukul lagi, sakit," Wajah Gante memelas. Seluruh tubuhnya nyeri penuh luka. Wajahnya babak belur, darah segar menghiasi bibir pucat cowok itu.

Denis tersenyum miring, "Haha ... Gante Gante, kamu pikir kamu bisa  membayar hutang ayahmu yang ratusan juta? Sekarang saja, kamu masih meminta bantuan saya!" Hardiknya.

Setelah mengatakan itu, Denis mengambil sesuatu di lemari. Kedua mata milik Gante terbelalak saat melihat Denis mengambil sebuah botol berisi air keras.

"Saya gak main-main Gante! Ini akibat kamu berani kabur dari Saya!"

Kedua anak buah Denis membekap mulut Gante sambil menahan tubuhnya yang memberontak keras.

Tanpa hati nurani, Denis menuangkan sebagian air keras ke bahu Gante.

"aarrrggghh."

Gante menjerit pedih tertahan merasakan panas luar biasa di bahunya, "Tuangan kedua, untuk kamu yang berani melaporkan saya ke polisi!"

Dahulu sebelum Gante berniat lari dari Denis. Ia pernah melaporkan pamannya atas dugaan penyeludupan narkotika. Hal itu memang benar, Denis adalah bandar barang haram tersebut.

Namun, hal itu diketahui lebih dulu oleh Denis. Sebelum di periksa, seluruh barang bukti sudah Denis lenyapkan. Koneksi seorang Denis Dharmendra juga menyelamatkannya dari pemeriksaan berkelanjutan.

Denis menuangkan air keras yang kedua kalinya di badan sebelah kiri Gante. Tubuh ringkih itu gemetaran. Ia tak bisa menjerit dikarenakan mulutnya dibekap.

Denis menendang dada keponakannya hingga terhempas. Gante tak mampu lagi menahan berbagai macam nyeri di sekujur tubuhnya, sehingga kesadarannya perlahan mulai terenggut. Sebelum pingsan, sekilas wajah cantik Ibunya muncul di bayang-bayang cowok itu.

Saat ia sudah pingsan, pintu ruang kerja didobrak oleh pria berbadan besar. Pria itu masuk diikuti oleh wanita dibelakangnya.

"APA APAAN KAMU DENIS! GILA KAMU, DIA BISA MATI!" Maki wanita tersebut.

Wanita berpenampilan elegan itu memandang prihatin ke arah Gante, "pak Harto, bawa dia kerumah sakit segera," perintahnya.

Pak Harto segera mengangkat tubuh Gante yang penuh luka. Ia sedikit meringis melihat luka-luka biru dan kulit yang melepuh di sekujur tubuh Gante.

Kisah Singkat Untuk GanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang