Setelah kejadian semalam, saat Gante yang hampir mati akibat tindakan kekerasan sang Ayah. Qila menjadi murung dan tidak bersemangat dalam melakukan apapun. Pikirannya hanya fokus pada satu pertanyaan, ada apa antara Ayah dan Abangnya?
Sejak hari itu juga, Qila mendiami Papanya, begitupun dengan Denis.
Qila mengambil ponselnya yang terlihat cantik dengan casing berwarna pink cerah. Ia mengetik sebuah pesan lalu mengirimnya. Terdapat tanda centang satu, sepertinya abangnya belum membuka ponsel satu harian ini. Qila menghela nafas gusar, "Abang, Qila kangen."
Disisi lain, Gante dengan telaten mengompreskan air hangat ke luka keunguan di wajah Dante. Kondisi Dante sudah lebih baik, hanya saja lelaki itu masih sering ketakutan disaat-saat keadaan tertentu.
Setelah selesai mengompres luka Dante, Ia berlalu dari kamar kakaknya. Dante sedang tidur, alangkah baiknya ia membiarkan saudaranya untuk istirahat lebih dulu. Gante beralih ke tumpukan piring kotor, Ia harus segera mencuci piring-piring yang tidak sempat dicuci semalam. Sekilas, Gante teringat sosok Ibunya.
Hidup itu keras, diusia muda seperti dirinya, yang seharusnya berkutat pada buku pelajaran atau berkumpul bersama teman, seru-seruan dan menciptakan kenangan manis. Lelaki itu malahan lebih sibuk mencari uang dan menjadi tulang punggung keluarga.
Marah terhadap takdir? Tentu tidak.
Karena peristiwa ini, Gante tidak sempat untuk berdagang bakso. Untungnya ada Syahrul dan Rangga yang bersedia menggantikannya untuk berjualan. Ia bersyukur mempunyai mereka. Meskipun kedua sahabatnya terkadang suka membuat masalah, namun dilain sisi, Gante senang, ia senang memiliki sahabat yang selalu ada bukan hanya saat suka, tapi tetap ada disaat duka.
.
.
."Pasar malam? Jadi lo ngajak gue ketemuan hanya untuk nemeni lo ke tempat ini?" Tanya Gante dibalas anggukan oleh Nazwa. Gadis itu tersenyum ceria, sangat cantik, bahkan mata Gante dibuat tak berkedip karena pesona gadis itu.
Sore tadi, sebuah pesan masuk dari Nazwa sungguh membuat Gante merasa senang sekaligus penasaran. Sekian menit mereka saling berbalas pesan. Bisa disimpulkan, pesan tersebut berisi rengekan Nazwa yang meminta ketemuan, serta ketikan jahil Gante yang berniat usil kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Singkat Untuk Gante
Teen Fiction⚠️ WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR! JUDUL AWALNYA CANDALA + Belum Direvisi "Tidak perlu kata-kata ketika hati benar, karena cinta dapat didengar bahkan dalam kesunyian yang paling mematikan." Ditinggal mati oleh sang Ayahanda, serta sang Ibunda yang lagi b...