Akibat Gante yang asik ngebucin dengan Nazwa, Rangga dan Syahrul diangguri dan dianggap kacang sama lelaki itu. Syahrul mencibir Gante yang tega berpacaran didepannya yang berstatus jomblo. Gak ada akhlak memang.
Mungkin penderitaan Syahrul dan Rangga turut dirasakan juga oleh Indah dan Arumi. Kedua gadis itu menatap iri kedua insan yang dimabuk asmara itu.
"Terus kamu bilang apa sama mereka?" Tanya Gante penasaran dengan kelanjutan cerita Nazwa. Gadis itu tersenyum bangga, "ya aku bilang lah sama cabe-cabean itu, kalo kamu pacar aku!"
Gante tertawa kecil, geli sendiri mendengar cerita Nazwa perihal semalam saat gadis itu menegur cewek-cewek make up tebal yang terang-terangan menggoda pacarnya.
"Lucu banget pacar aku labrak nenek-nenek." Ungkap Gante mengelus rambut Nazwa dengan lembut, membuat empat pasang mata yang sejak tadi memandang adegan uwu itu berdecak jijik.
Sementara itu, Tio hanya tersenyum penuh arti. Ia merasa bangga sebagai guru cinta, melihat muridnya mengikuti cara-cara epicnya dalam berpacaran. Pengalaman itu memang ilmu paling tak ternilai.
"Kaum jomblo kalau mengiri lebih baik nyungsep aja dikandang beruang sana." Ujar Tio membuat mereka melirik sinis. "Diem lo buaya!" Sentak Indah.
"Ckk, ngapain gue diem kan gue punya mulut!"
"Mulut lo kek cewe bangsat!"
"Biarin yang penting gue bisa ngomong, gak bisu." Ucap Tio dengan wajah menjengkelkan.
"Kalian kenapa ci berantem mulu kan gue jadi enggak cuka ..." Ucap Gante dengan nada manja dibuat-buat. "Jijik najis." Rangga melempar pandangan gelinya kepada Gante. "Wa, lo ruqyah deh cowo lo." Timpal Syahrul. Nazwa hanya membalasnya dengan tertawa kecil.
"GANTE!" suara Jono menggelegar mengejutkan seisi kelas terutama Gante. Jono menatap nyalang anak muridnya dari depan pintu. Gante yang tak tahu apa-apa, hanya mengedikkan bahu usai ditatap seluruh kelas.
"Lo buat masalah lagi?" Tanya Zidan namun tak dijawab oleh kelak itu.
"Gante, benar-benar kurang ajar kamu! Berani-beraninya mempermalukan bapak!'
"Mana ada pak." Ucap Gante cengengesan. Syahrul dan Rangga hanya memasang tampang datar, mereka sudah bisa menebak apa yang dilakukan Gante. Memang sifat Gante yang satu ini susah dihilangkan, ya ... Sifat usil.
"Mana ada mana ada!" Pak Jono dengan geram menjewer telinga lelaki itu. "Foto meme bapak kamu pajangkan dimading sekolah kan?!" Jono menarik Gante untuk keluar kelas menuju mading.
Sontak Gante terkejut, tak menyangka foto Jono yang sedang mengupil yang ia ambil diam-diam bisa dicetak dan disebarkan di mading sekolah. Padahal Gante gak setega itu ngezolimin kepala sekolahnya.
Masih memikirkan siapa pelaku tersebut, hingga Gante tak sadar bahwa Jono berbicara panjang lebar menasehati murid bandel seperti dirinya.
"Setelah Naren, terbitlah kamu! Hidup bapak sehari saja tidak tenang karena kejahilan kamu. Bisa-bisanya satu kelas itu spesiesnya sama kayak kamu, habis sudah. Rusak generasi bangsa!"
Mata Gante sontak membulat tatkala melihat kehadiran Cahyo yang mengintip dibalik dinding. Seperti tuyul saja. "PAK SI CAHYO NOH PELAKUNYA!" ucap Gante namun tak digubris oleh pria itu.
"Jangan menimpa kesalahan kamu pada orang lain!"
"Suer deh pak bukan aku yang nempelin ini, si Cahyo pelakunya! Si Cah-yo!"
"Mana mungkin Cahyo yang buat, orang fotonya cuma ada dikamu!" Tegas Pak Jono. Sungguh Gante kebingungan kali ini, sedangkan Cahyo hanya tersenyum manis saat mata Gante bertubrukan dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Singkat Untuk Gante
Fiksi Remaja⚠️ WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR! JUDUL AWALNYA CANDALA + Belum Direvisi "Tidak perlu kata-kata ketika hati benar, karena cinta dapat didengar bahkan dalam kesunyian yang paling mematikan." Ditinggal mati oleh sang Ayahanda, serta sang Ibunda yang lagi b...