"Lihatlah! Bagaimana mungkin putri dari pack darker selemah itu?"
"Bahkan memanah ke arah sasaran yang mudah saja tidak bisa!"
"Kudengar dia juga tidak bisa berubah jadi wolf, apa mungkin dia cacat?"
"Hati-hati, ucapamu akan terdengar olehnya?"
"Mana mungkin! Dia kan cacat."
"...kalau begitu, apa dia juga tak akan bisa merasakan siapa sosok matenya kelak?"
"Berhenti membuat gosip! Ini akademi pelatihan, bukan tempat kalian untuk bergosip! Jika kalian ingin melanjutkannya, silahkan tinggalkan tempat ini! Untuk selamanya."
Segerombolan gadis itu langsung berlari ke kelasnya masing-masing, sesaat setelah pria yang merupakan salah seorang pelatih di akademi pelatihan ini berkata demikian.
Dialah Nicholas, anak dari salah seorang mentri ternama di pack darker. Ia memiliki 1 orang saudara lelaki yang lebih tua darinya, Noah namanya.
Saat usianya memasuki masa remaja, Bella ikut gabung dalam akademi pelatihan werewolf ini. Dan diam-diam Nich sering memerhatikan gadis itu. Tentunya karena Bella sering mendapat perlakuan buruk dari teman sebayanya, hal itu lah yang menarik perhatian Nich. Ia merasa kasihan dengan gadis itu, ya, hanya sebatas rasa simpati.
Sejak saat itu, Nich memutuskan untuk lebih dekat dengan Bella. Pria itu selalu ada di saat Bella membutuhkan seorang teman, bahkan Nich lah yang mengajarkannya bagaimana cara melindungi diri dari serangan musuh. Dengan sabarnya pria itu mengajarkan Bella yang memiliki kecacatan sebagai sosok werewolf.
Tak hanya itu, mereka kerap kali bermain dan menghabiskan waktu bersama. Perlahan sebuah rasa muncul di antara keduanya. Nich senang kala melihat Bella tersenyum lepas, entah kenapa rasanya ia ingin sekali melindungi sosok perempuan satu ini.
Sedangkan Bella, ia merasakan sebuah rasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Setiap perlakuan dan perhatian yang pria itu berikan, secara tak langsung menimbulkan sesuatu yang aneh pada dirinya. Debaran yang selalu muncul saat ia bersama pria itu, rasa nyaman yang tak dapat dijelaskan, hingga muncul di dalam dirinya sebuah harapan.
Yah, Bella sangat berharap jika Nich adalah pasangannya, matenya, pujaan hatinya!
Tapi harapannya hancur saat Bella mengetahui sebuah fakta menyakitkan. Dan itu yang membuat Bella tak ingin lagi mengenal yang namanya cinta!
.
.
."Aku mencintaimu Bella,"
"Tapi kita tidak terikat Nich!"
"Tidak! Kita saling terikat."
"Kau, tak bohong kan? Tapi aku tak bisa merasakannya Nich!"
"Tapi aku bisa."
"KAU BOHONG NICH! SEMUANYA BOHONG!"
"Bella please..."
"Bella,"
"Bella, come on wake up! Ini sudah siang, apa kau tak berangkat ke kampus?"
Bella membuka matanya dengan sedikit terperanjat, ia menatap ke arah sekitar. "Kau menangis? Apa kau memimpikan sesuatu yang-"
"A-aku... hanya mimpi! Itu tidak penting," Bella buru-buru mengusap pipinya yang basah. Ia pun berlalu begitu saja keluar kamar, meninggalkan Victoria yang masih terduduk di kasurnya dengan raut bingung.
Kembali dengan Bella yang baru saja keluar dari kamar mandi, gadis itu berjalan ke arah kulkas dan mengambil dua butir telur lalu bersiap memasak telur itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/315434170-288-k851461.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Cold
Fantasi»Sequel of 'Switch Over' Sorot matanya yang tajam serta iris merahnya yang pekat mampu membuat siapa saja yang menatapnya akan terhipnotis olehnya. Tak hanya itu, auranya yang begitu dingin dan mencekam mampu membuat siapa pun yang berhadapan seketi...