Bag 1. Dream attack

2.3K 176 12
                                    


Setelah memutuskan untuk tinggal di dunia manusia, Bella mulai menjalani kehidupannya layaknya manusia normal pada umumnya. Tinggal selama 3 tahun di negara dengan iklim tropis ini rupanya belum membuat Bella terbiasa untuk memahami keadaan di sekitarnya dan berperilaku layaknya orang-orang di sekitarnya.

Namun berkat bantuan dari Jeanna dan juga teman-temannya itu, kini Bella bisa lebih mudah beradaptasi di tempat tinggal barunya ini. Setelah Alaric menikahi Jeanna dan membawanya pulang ke kastil, Bella memutuskan untuk tetap tinggal di sini, di Indonesia. Dirinya juga memilih berteman dekat dengan teman-teman Jeanna, dan juga karena mereka tahu siapa sosok Bella sesungguhnya.

Arabella griselda darker, nama belakangnya tentu sangat familiar. Tersemat nama belakang dari ayahnya– penguasa pack terbesar sekaligus Raja dari Kingdom of darker. Namun sepertinya gelar raja kini beralih pada kakaknya, Alaric. Darah werewolf dari kedua orang tuanya tak membuat Bella sama seperti kakaknya itu.

Yah, sebut saja Bella itu sosok werewolf yang cacat, ia sama sekali tak menemukan sosok serigala di dalam dirinya. Tentu saja hal itu membuat Bella tak bisa berubah wujud seperti werewolf pada umumnya.

Meski pun begitu, ia masih diberikan beberapa kemampuan layaknya werewolf pada umumnya. Mindlik, penciuman dan penglihatan yang tajam dan juga proses penyembuhan yang cepat. Setidaknya Bella bersyukur masih diberikan kemampuan itu, tetapi ia sedikit kecewa karena kekuatan fisiknya tak sekuat werewolf pada umumnya.

Dan juga, ada satu hal lagi yang mengganjalnya selama ini. Soal pasangan abadinya, apakah kecacatannya ini akan berpengaruh terhadap hal tersebut? Bagaimana jika Bella tak akan bisa merasakan keberadaan matenya?

__________

Langkah Bella semakin cepat kala merasakan seseorang mengikutinya sejak tadi, bahkan gadis itu mulai berlari cepat. Ia berlari ke arah jalanan yang lumayan ramai, yah setidaknya keramaian bisa membuatnya sedikit aman.

Bella terus berlari di trotoar, beberapa orang yang berlalu lalang membuat Bella memelankan langkahnya karena merasa sudah aman. Ia pun memutuskan untuk mendekat ke arah dua perempuan yang sedang duduk di kursi panjang. Bella menghentikan lagkahnya saat dirasa kakinya tak sanggup lagi untuk melangkah. Begitu pun dengan napasnya yang tidak beraturan karena efek berlari tadi.

Bella membalikkan tubuhnya, mencari sosok yang mengikutinya tadi. Bayangan seseorang yang Bella lihat melalui pantulan jendela rumah yang berada di gang tadi, Bella yakin yang mengikutinya itu seorang pria. Meski pun wajahnya tak nampak jelas, namun dari perawakannya yang tinggi dan besar sudah jelas itu menggambarkan sosok pria bukan? Ia terus mengedarkan pandangannya, mencari sosok pria dengan hoodie berwarna gelap.

Dua orang perempuan yang tengah duduk di kursi panjang di hadapan Bella, tengah menatap aneh ke arahnya. Menyadari akan hal itu, ia pun mencoba bersikap normal kembali agar orang-orang sekitar tak menatap aneh ke arahnya. Bella tersenyum sekilas ke arah dua orang perempuan di hadapannya, lalu ia kembali melangkahkan kakinya menuju apartemennya.

Setibanya di depan pintu apartemen, Bella segera menempelkan ibu jarinya pada sensor sidik jari smartlock door di pintu apartemennya itu. Ia pun bergegas masuk ke dalam dan menutup kembali pintu apartemennya, ia menyadandarkan tubuhnya pada pintu tersebut sambil bernapas lega. Jantungnya masih berdetak kencang karena rasa panik yang melandanya.

“Vampir sialan!” tentu saja Bella tahu siapa yang mengikutinya tadi. Indra penciumannya menangkap aroma pekat milik vampir itu. Tapi yang membuatnya heran, kenapa vampir itu mengikutinya?

Kejadian 2 tahun yang lalu, saat dirinya dibawa oleh anak buah Lazarus membuat Bella berpikir jika kawanan vampir tak bisa mengenali sosoknya sebagai werewolf. Mereka mengira jika Bella adalah manusia, mungkin karena hal itu juga sejak saat Bella berada di negara ini, para vampir itu tak menyadari jika Bella memata-matainya saat itu. Akan tetapi setelah kejadian tadi Bella kembali berpikir, apa jangan-jangan sosok vampir itu mengetahui jati diri Bella yang sesungguhnya?

Apa aroma werewolf mulai tercium di tubuhnya? Entahlah apakah Bella harus merasa senang akan hal itu, atau justru khawatir. Tentu saja ia khawatir, jika memang benar begitu, lalu kenapa sosok serigalanya tak juga muncul. Bella menyisir rambutnya dengan frustasi, ia berjalan ke arah sofa dan menghempaskan tubuhnya di atas sofa tersebut lalu berbaring. Tangan kirinya ia taruh di kepala untuk menutupi kedua matanya.

Baru saja Bella merasa akan terlelap, tiba-tiba ketukan keras pada pintu apartemennya membuat Bella sedikit terlonjak. Ia pun beralih duduk di sofa sambil menatap ke arah pintu tersebut. Jantungnya kembali berdetak kencang, ia kembali teringat akan sosok yang mengikutinya tadi.

Hingga suara ketukan itu akhirnya hilang, Bella mencoba mendekat ke arah pintu tersebut untuk memastikan. Melalui lubang kecil pada pintu apartemennya, Bella mengintip ke arah luar. Tidak ada siapa pun di luar sana. 

Ia pun memutuskan untuk mengabaikannya, Bella berbalik hendak kembali ke arah sofa. Namun Bella tersentak kaget saat ia mendapati sosok pria yang mengikutinya tadi, berdiri tepat di hadapannya. Mata merahnya itu menatap nyalang ke arahnya, seakan menyiratkan sebuah dendam yang teramat dalam. Saat Bella mencoba kabur keluar dari apartemennya, pria itu lebih dulu menarik tangan Bella yang berada di knop pintu. Satu tangannya lagi beralih pada leher Bella.

Bella terus meronta saat cekikkan di lehernya kian menguat. Hingga ia merasa tak sanggup lagi untuk menghirup udara, sepertinya ini adalah ajalnya.
.
.
.

“Hah… hah… hah,” Bella masih mengatur napasnya, kedua tangannya terulur memegang lehernya. Mimpi itu terasa sangat nyata, ia memejamkan matanya sesaat mencoba menenangkan dirinya.

Bella mengedarkan pandangannya, apa semalam dirinya tertidur di sofa? Ia pun beralih mengambil ponselnya lalu menyalakan televisi. Kegiatan yang selalu dilakukannya setiap pagi hari, setidaknya hal itu membuat Bella tak ketinggalan berita. Itu saran dari Sera.

'Seorang wanita penjual ice cream ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di taman bermain dengan luka pada lehernya, polisi menduga kejadian tersebut tejadi pada tengah malam. Setelah dibawa menuju rumah sakit terdekat, dokter mengatakan bahwa kondisi korban saat ini kritis karena kehilangan banyak darah.'

Seketika matanya tertuju pada berita yang tengah disiarkan saat ini. “Luka di leher, kehilangan banyak darah?” Bella tampak berpikir, ia tak mungkin salah mengira. Ini pasti ulah mereka, para makhluk penghisap darah.

Tapi siapa yang melakulan hal itu, tidak mungkin keluarga Ainsley melakukan hal demikian. Bella kembali teringat akan sosok korban, penjual ice cream itu– jangan bilang dia sosok penjual ice cream yang bertemu dengannya semalam? Jika benar begitu, tandanya dirinya pun dalam bahaya semalam.

Mungkinkah vampir itu mengetahui siapa Bella? Atau yang lebih parah lagi, apa mungkin vampir itu tengah mencari tahu keberadaannya?

Tiba-tiba suara ketukan pintu yang terdengar cukup keras membuat Bella sedikit tersentak, ia pun berjalan ke arahnya. Perasaan gelisah membuat Bella berpikir sejenak, ia kembali teringat akan mimpinya semalam. Apa yang harus ia lakukan sekarang?
















Sorry baru update lagee 😳
Yok ramaikan Vote & Komennya
Gak rame gak tak lanjoot nih 😪

{ 18-02-23 }

Red Cold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang