Bella berdecak kesal, nomor siapa lagi ini? Ia pun mendekatkan ponselnya ke telinga. Baru saja gadis itu hendak berucap, tiba-tiba pintu di depannya terbuka, sosok yang membuka pintu itu langsung menariknya masuk ke dalam.
Tubuh Bella terkukung oleh kedua tangan pria itu yang baru saja menutup rapat pintu apartemennya. Tak sampai di situ, ponsel miliknya tiba-tiba direbut paksa oleh pria di hadapannya ini.
"Kembalikan!" geramnya saat pria itu mengutak-atik ponselnya.
"Lucius!"
"Kau terlalu ceroboh Bella!" Lucius memajukan tubuhnya, tangan pria itu menyelip masuk pada sling bagnya untuk menaruh ponselnya itu.
Setelah itu Lucius mundur selangkah dan membalikkan tubuhnya. Tentu saja Bella tak tinggal diam, ia mengikuti ke mana pria itu melangkah.
"Kau yang kurang ajar!" ujar Bella sedikit berteriak.
"Kalian membuat keadaan semakin kacau! Apa kau tak berpikir dua kali sebelum bertindak huh? Bagaimana jika manusia itu tahu tentang keberadaan kalian dan apa yang telah kalian perbuat di sini. Pikirkan itu bodoh!"
Pria itu menghentikan langkahnya dan berbalik. "Memangnya apa yang bisa mereka lakukan pada kita?"
Bella semakin geram. "Benar-benar bodoh!"
Pria itu tersenyum miring. "Lalu bagaimana denganmu? Kau sama bodohnya!" Lucius geram, gadis itu tak sadar jika kehadirannya di tempat ini membuat vampir mata-mata itu menaruh curiga padanya.
"Tindakanmu terlalu ceroboh, Bella!" Lucius menekan setiap kata yang diucapkannya.
"Lazarus mengirim beberapa anak buahnya untuk memata-mataiku. Dan kau! Kau malah datang di saat yang tidak tepat."
Gadis itu terdiam sejenak. "Ini semua juga karena ulahmu!" Bella mencoba membela diri.
Lucius mengerutkan dahinya. "Memangnya apa yang aku lakukan?"
"Jangan pura-pura bodoh! Berapa banyak manusia yang kau mangsa hari ini? Belum lagi kawananmu itu pasti ikut berulah!"
Lucius menaikkan sebelah alisnya dan menatapnya aneh. "Kau ingin aku dan yang lain tak meminum darah manusia, begitu maksudmu?"
"Memangnya apa lagi?" sentaknya.
"Lalu dari mana aku mendapatkan makanan jika bukan dari mereka?" tanyanya polos.
Bella menghela napasnya. "Minum saja darah babi!"
Lucius mencebikkan bibirnya. "Aku alergi darah hewan," ujarnya santai.
"Vampir gila!"
Lucius sedikit tercengang karena ucapan gadis itu. "Sepertinya kau sudah sangat lama berada di sini," ia terkekeh. "Aksenmu cukup bagus."
"Begini saja," reflek Bella memasang mode siaga saat Lucius melangkah mendekat. "Aku bisa saja menuruti ucapanmu itu Bella," pria itu berdiri selangkah di depannya.
Bella berdecih sinis. "Tentu itu tidak gratis, ada harga yang harus kau bayar," pria itu kembali berujar.
Bella terdiam menunggu ucapan Lucius berikutnya. "APA?" sentak Bella saat Lucius tak juga membuka suara.
"Kau!" ucapnya seraya menunjuk ke arah Bela. "Berikan darahmu padaku!"
____________
"Berkali-kali aku menghubunginya, tapi dia tak juga mengangkat panggilanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Cold
Fantasy»Sequel of 'Switch Over' Sorot matanya yang tajam serta iris merahnya yang pekat mampu membuat siapa saja yang menatapnya akan terhipnotis olehnya. Tak hanya itu, auranya yang begitu dingin dan mencekam mampu membuat siapa pun yang berhadapan seketi...