بِسْــــــــــــــــــمِاللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اللَّهُمَّصَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد——
“Entah darimana dia berasal.
Tiba-tiba mengatakan
Sebuah janji sebagai bentuk pertanggung jawaban atas
hal yang biasa terjadi.
Siapa sebenarnya dia?”
-Shafiya Malik Anggiya-
🍁🍁Shafiya menopangkan tangan di dagu. Dia melihat Maya yang sedang mengobrol dengan tamu yang lain di sana. Sesekali wanita itu melihat ke arah Shafiya dan tersenyum. Shafiya hanya membalas sekadarnya. Dia juga tak berminat bergabung bersama yang lain.
“Kayaknya Kak Maya lagi serius ngobrol sama dia, nggak enak kalau aku tegur dia sekarang buat ngajak pulang.”
Shafiya mengambil ponsel di atas meja. Dia memutuskan untuk membuka sosial media yang dia punya. Tiktok adalah sosial media favorit Shafiya jika sedang bosan.
“Ma wadda aka rabbuka wama qala. Hamba-Ku, sepanjang engkau mau mendekati-Ku, yakinkan dalam dirimu dalam situasi apapun, Aku tidak akan pernah meninggalkanmu (QS. 93 Ad-Dhuha:03).”
Shafiya tersenyum melihat cuplikan konten seorang pemuda dengan penampilan yang bertolak belakang dengan apa yang barusan dia sampaikan. Maksudnya ... dia menyampaikan dakwah, tapi dengan berpakaian layaknya anak tongkrongan. Gaul, tapi paham agama, mungkin itu sebutannya.
Shafiya tertarik untuk mengunjungi akun profilnya. Ternyata konten dia yang lainnya justru lebih absurd. Lewat drama pendek yang dia mainkan sendiri, diselipkan dakwah dan nasihat agama di dalamnya.
Tangan Shafiya dengan lihai membuka satu persatu video konten yang dia buat. Cara penyampaian dakwahnya santai dan mudah dipahami, Shafiya yang biasa langsung mengganti jika ada konten keagamaan karena menurutnya rumitpun, kali ini otaknya langsung menangkap dengan baik.
“Allah tuh, nggak pernah ninggalin kita ya, teman-teman. Kalau misalkan teman-teman ngerasa lagi banyak masalah, lagi sedih, tanamkan dalam hati teman-teman Allah ada buat aku. Allah ada bersamaku. Allah bakal nolong aku. Allah pasti bakal bantu selesaikan masalah aku,—”
Di saat sedang asyik-asyiknya melihat video, satu panggilan masuk di ponselnya. Shafiya menyerngitkan dahinya heran. Ibu pemilik kontrakan meneleponnya? Tumben sekali!
“Mbak, cepat pulang! Kontrakannya kebakaran!”
Shafiya membelalakkan matanya. Kebakaran?
Shafiya langsung menutup sambungan telpon itu dan beranjak. Shafiya mencari keberadaan Maya, tetapi tak kunjung melihatnya. Shafiya memutuskan untuk langsung pergi dan berpamitan dengan Maya lewat WA saja nanti.
Sementara itu, Maya yang sedang berada dalam toilet mengirim pesan pada temannya kalau dia dan Shafiya akan menemuinya sebentar lagi. Selesai dengan urusannya, Maya mengantongi ponselnya itu ke dalam tas, kemudian bergegas keluar. Dia akan menemui Shafiya lagi. Kasihan, gadis itu kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Munajat Cinta Shafiya[END]
General Fiction[Spiritual-Sad-Romance] •• Ditinggalkan ayah kandungnya tanpa sebuah alasan dan menjalani kehidupan baru dengan ayah sambungnya rupanya tak membuat penderitaan dan kesedihan yang dialami Shafiya berhenti. Hal buruk yang merusak mental dan jiwanya ba...