بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ——
قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن
رَّحْمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُKatakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
-QS. 29 (Az-Zumar) : 59-🍁🍁
“Tidak ada yang namanya manusia yang sempurna. Yang namanya manusia itu pastinya tempatnya salah dan lupa. Namun, disitulah justru kemuliaannya. Allah menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan kelebihannya untuk menjalankan misi sebagai khalifah di bumi. Manusia itu asalnya dari tanah liat yang kering, kemudian disempurnakan fisiknya, dibedakan satu dengan yang lainnya, baru kemudian Allah meniupkan ruh sebagai penggerak jasad itu tepat saat usia 4 bulan di kandungan seorang Ibu. Dan di sanalah juga kita berkomitmen menuhankan Allah subhanahu wa Ta’ala, Allahpun berkomitmen akan menjaga, mengurus, memenuhi segala kebutuhan kita, mengabulkan doa-doa dan mengampuni jika kita berbuat salah dan dosa.
Allah mempunyai nama-nama terbaik yang sering disebut Al-Asmaul Husna. Salah satu namanya adalah Al-Ghaffur. Nama yang Allah berikan pada hamba-Nya yang sudah berbuat dosa dan ingin bertobat kepada-Nya.
Dalam QS. 39 (Az -Zumar) : 53, Allah dengan tegas menyampaikan kepada kita semua, mau sebanyak dan sebesar apapun dosa yang telah kita perbuat, jangan pernah ragu kalau Allah tak akan mengampuni kita. Jangan pernah berfikir Allah tak akan mengampuni kita. Kasih sayang Allah dan rasa cinta-Nya tidak terbatas oleh apapun dan siapapun. Berbahagialah kalau ketika terbesit di fikiran kita ingin berubah. Kita ingin bertobat. Kata Qur’an cepat ambil karena itu adalah bentuk dari salah satu cinta Allah. Jangan sia-siakan! Dan ....”
“Assalamu’alaikum Umi, yuhuu ...!” Hana yang baru pulang dari taman bersama Zaidan langsung menerobos masuk dan ikut duduk di samping Rima yang sedang menonton ceramah di TV.
“Nggak usah teriak-teriak, ini bukan hutan!” tegur Zaidan. Hana hanya tersenyum menampilkan gigi putihnya.
“Nak, kalau ngucapin salam itu harus sopan, nggak boleh sambil teriak-teriak.” Rima mengelus kerudung pink yang dipakai putrinya itu dan tersenyum.
Hana diam saja. Dia malah sibuk bercanda dengan kucing di gendongannya.
“Kalau Umi lagi ngomong dengerin! Sini, Pussi-nya sama Kakak aja.” Tanpa menunggu bantahan dari adiknya itu, Zaidan langsung mengambil Pussi dari gendongannya dan membawanya ke kandangnya.
Hana mau mengejar, tapi Rima memegang tangannya.
“Hana mau nurut sama Umi, ‘kan? Hana mau janji nggak bakal ulangin lagi?”
Gadis berwajah putih dengan pipi chubby itu mengangguk. “Insyaa Allah, Umi. Tapi, kalau Hana lupa, gimana?”
Rima tersenyum. “Nggak papa. Usahakan pelan-pelan aja, insyaa Allah nanti juga bakal terbiasa.”
Hana mengangguk. Detik berikutnya, dia baru teringat dengan Pussi.“Kak Zai ...!” teriak gadis itu yang langsung loncat dari hadapan Rima dan berlari menyusul Zaidan. Rima yang melihat itu menggeleng dan melanjutkan aktivitasnya menonton ceramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Munajat Cinta Shafiya[END]
Fiksi Umum[Spiritual-Sad-Romance] •• Ditinggalkan ayah kandungnya tanpa sebuah alasan dan menjalani kehidupan baru dengan ayah sambungnya rupanya tak membuat penderitaan dan kesedihan yang dialami Shafiya berhenti. Hal buruk yang merusak mental dan jiwanya ba...