15

9K 740 11
                                    

Sena memandang sendu putranya yang masih terkulai tak berdaya di inkubator. Hari ini ia di izinkan pulang oleh dokter, namun tidak dengan bayinya karena masih harus berada dalam pengawasan medis.

"Sena, ayo pulang. Supir Ibu udah jemput." ajak Bu Mina.

"Saya berat ninggalin Yosse sendiri, Bu." ujar Sena sambil menatap Bu Mina dengan senyum getirnya.

"Kamu gak ninggalin dia. Hari ini kamu istirahat dulu di rumah, besok baru ke sini lagi." bujuk Bu Mina. Ia sudah tidak memikirkan tugas Sena sebagai ART di rumahnya. Ia hanya memikirkan kondisi Yosse. Si mungil itu sedang butuh perhatian ekstra dari orang-orang di sekitarnya.

"Percaya sama Ibu, perawat dan dokter di sini gak akan ada yang lepas pengawasan dari Yosse. Dia bakal baik-baik aja, kamu juga harus istirahat."

Dengan berat hati akhirnya Sena menuruti perkataan Bu Mina. Ia berjalan pelan karena luka operasinya masih terasa sakit menuju parkiran mobil.

Begitu mereka berada di perjalanan, Sena sempat memikirkan perihal biaya operasi dan perawatan yang telah dikeluarkan Bu Mina. Jika saja kejadian di toko Pak Rudi tidak terjadi, Sena pasti masih bisa menabung uangnya untuk biaya persalinannya sendiri.

"Bu Mina,"

Wanita itu menoleh dan tersenyum lembut saat Sena memanggilnya.

"Kenapa Sena?" tanya Bu Mina karena Sena malah hanya diam sambil menatapnya.

"Eem ... Saya mau tanya, soal biaya--"

"Kamu gak perlu mikirin itu." potong Bu Mina dengan cepat sebelum Sena menyelesaikan kata-katanya. Ia tak lupa memberikan senyum hangat keibuan kemudian meraih tangan kiri Sena dan menggenggamnya.

"Soal biaya, kamu gak perlu mikirin berapa jumlahnya dan gak usah mikir gimana gantinya ke saya. Saya tulus mau bantu kamu dan Yosse, saya paham kamu kesulitan, jadi saya gak mengharap kalo kamu bakal hutang budi sama saya." jelasnya dengan penuh ketulusan.

"Tapi Bu, itu 'kan--"

"Udah, kamu gak usah mikirin apa-apa. Fokus aja buat ngerawat Yosse. Saya jujur dan beneran tulus mau bantu kamu. Saya gak peduli kamu siapa atau dari mana. Saya tau kamu orang baik yang berusaha bertahan hidup dan berjuang demi satu nyawa. Itu adalah harga mati dari seseorang yang menjadi orang tua. Uang bukan tanggung jawabmu, tapi kesembuhan Yosse yang harus kamu utamakan. Ngerti ya?"

Sena tersenyum dengan mata berkaca-kaca. "Makasih banyak Bu Mina. Saya gak tau gimana nasib saya kalo gak ketemu Ibu."

"Sama-sama. Saya jelas paham gimana perasaan kamu. Walaupun kamu laki-laki, tapi kamu tetap yang melahirkan Yosse, dan saya tau betul gimana perasaan kamu saat tau Yosse sakit karna dulu Denis juga sempat mengalami hal yang sama dengan Yosse."

Sena langsung bungkam setelah mendengar penuturan Bu Mina. Sekarang ia tahu kenapa putranya bisa mengidap penyakit jantung bawaan, tapi ia tidak bisa menyalahkan Denis.

"Tapi untungnya Denis bisa sembuh. Dia ngejalanin operasi tepat di usianya yang ke satu tahun, terus juga ngejalanin pola hidup yang sehat walaupun dulu masih sering kambuh sesak napasnya."

'Kalau Yosse, apa dia bisa di operasi ya?' batin Sena yang teringat akan kondisi putranya.

Mobil Bu Mina tiba di rumah dan langsung masuk ke halaman. Begitu turun mereka melihat kalau motor dan mobil Denis masih ada di garasi.

"Itu anak gak berangkat kerja? Apa WFH dia ya?" monolog Bu Mina sambil menatap kedua kendaraan milik putranya.

Sena berjalan pelan di belakang Bu Mina. Supir Bu Mina membantu membawakan barang milik Sena yang untungnya hanya satu tas karena ia juga harus memapah Sena yang masih sedikit kesulitan berjalan.

The Housekeeper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang