20

8.9K 793 34
                                    

Sudah satu bulan berlalu semenjak kedatangan Yosse ke rumah Bu Mina. Tidak terlalu banyak perubahan yang terjadi selain rumah mewah itu jadi ramai dengan suara tangisan bayi saat Yosse rewel. Sebenarnya Sena merasa tidak enak jika tinggal di rumah Bu Mina dengan kondisi ada bayi yang sering menangis saat tengah malam. Ia takut waktu istirahat Bu Mina dan Denis akan terganggu.

"Kenapa sih? Kayak lagi bingung gitu mukanya?"

Ini hari Sabtu, dan Denis akan selalu di rumah saat weekend semenjak ada Yosse. Ia sedang di dapur sambil memakan puding buatan Sena, sementara ARTnya itu tengah sibuk mengelap gelas dan piring yang baru saja di cuci sambil.

"Oh, gak Mas. Gak ada apa-apa kok."

Denis mengangguk-anggukan kepalanya. "Bohong lagi kan." tuturnya tanpa maksud apapun, hanya menebak tingkah laku Sena.

Sena tak banyak menanggapi Denis yang sibuk dengan puding dan ponselnya. Ia terus kepikiran dengan ucapan Jerry beberapa hari yang lalu. Lelaki itu dengan gamblangnya mengatakan kalau Yosse mirip dengan Denis.

'Apa Mas Jerry ngebandingin muka Yosse sama Mas Denis selama gue pergi ya? Dia tau dari mana kalo Yosse mirip Mas Denis?'-Sena.

"Sen, nanti temen gue si Samuel mau ke sini buat liat anak lo."

'Apa gue beneran pindah aja ya? Alesan Yosse sering rewel dan takut bikin ganggu bisa jadi alasan kan?'-Sena.

Denis yang bingung karena Sena hanya diam menatap sosok yang hanya sibuk memutar-mutar kain lap di atas piring sambil melamun.

"Sen?"

Masih tak ada sahutan. Sena masih sibuk dengan lamunannya dan sama sekali tidak menggubris Denis.

"Sena!"

Yang dipanggil akhirnya tersadar dan langsung menoleh ke arah Denis.

"I-Iya Mas, kenapa?"

"Lo tuh kenapa sih? Diajak ngomong dari tadi malah bengong aja. Lagi mikirin apa sih?" tanya Denis sedikit kesal sambil mengerutkan dahinya.

"Oh ... Ma-maaf ya Mas, saya gak sadar kalo bengong. Mas Denis ngomong apa ya tadi?"

Helaan napas kasar keluar dari celah bibir Denis.

"Samuel, temen kantor gue mau ke sini. Dia mau jenguk Yosse."

"O-Ooh, iya Mas."

"Jujur sama gue, lo mikirin apa sampe ngelamun kayak tadi?"

Sena memainkan kain lap yang ada di tangannya. Wajah Denis nampak sedikit mengeras, Sena tahu kalau lelaki itu tengah kesal karena tadi diabaikan olehnya.

"Sena, jawab kenapa sih? Malah diem aja."

Dengan jantung yang berdebar, Sena berusaha memberanikan diri untuk mengatakan niatannya pada Denis.

"I-itu ... Saya ... Lagi mikirin Yosse, Mas."

"Kenapa sama Yosse? Kondisinya nge-drop?" tanya Denis yang tiba-tiba langsung berubah khawatir dari nada bicaranya.

"Bu-Bukan, Mas. Tapi ..."

"Tapi apa? Kalo ngomong jangan setengah-setengah, Sen."

Sena sedikit menundukan kepalanya sambil memainkan kain lap di tangannya.

"Sa-Saya ... Ada rencana, mau pindah dari sini, Mas." Jawabnya lirih di akhir hingga Denis tak bisa mendengar jelas.

"Hah? Apa?"

"Sa-Saya sama Yosse, mau pindah dari rumah Mas Denis."

"Maksud lo apaan ngomong kayak gitu?!"

Suara Denis meninggi dan jelas sekali kalau lelaki itu marah. Bu Mina yang mendengar keributan di dapurnya pun masuk ke dalam dapur.

The Housekeeper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang