29

8.3K 755 37
                                    

Semalaman Sena benar-benar kesulitan tidur. Denis sama sekali tidak membiarkannya melepaskan diri dari pelukan pemuda itu. Jika Sena bergeser, maka Denis akan ikut merapatkan diri pada Sena. Jika Sena mendorong tubuh Denis, maka Denis akan menguatkan pelukannya di tubuh Sena. Bukan karena apa, tapi Sena merasa gerah dan dia tidak akan nyaman tidur jika kegerahan. Apalagi kamarnya hanya menggunakan kipas angin.

Pagi harinya Sena bangun lebih awal. Ia bersyukur karena Denis sudah lebih pulas sehingga ia bisa melepaskan dirinya. Ia juga sudah memandikan Yosse. Anak itu bangun tak lama setelah Sena bangun.

Cuaca sudah nampak lebih cerah dari semalam setelah diguyur hujan. Sena mulai menjalankan tugasnya. Ia menggiling semua cucian kotor terlebih dahulu kemudian membersihkan lantai 2. Setelah selesai dengan urusan di lantai 2, barulah ia pergi ke dapur dan menyiapkan sarapan.

Terlalu sibuk dengan bahan masakannya, Sena sama sekali tak menyadari kalau Denis sudah masuk ke area dapur dan tanpa permisi langsung memeluk pinggangnya.

"Eh?! Ya ampun, Mas Denis. Jangan begini.." Ujar Sena sambil berusaha melepaskan tangan Denis dari pinggangnya.

"Gak papa, bentar doang ih, masih ngantuk." ujar Denis dengan suara khas bangun tidurnya. Bahkan pria itu menyandarkan kepalanya di bahu Sena.

"Kalo masih ngantuk tidur lagi aja, Mas. Jangan kayak gini, gak enak."

"Lo tuh gak suka ya kalo gue perlakuin lembut begini?"

"Bukannya gitu, Mas. Saya 'kan gak enak sama Ibu."

Denis mendengus dan melepaskan pelukannya dari pinggang Sena.

"Gak boleh pegang Yosse pokoknya." ujar Denis dengan nada ngambek yang tentu malah membuat Sena bingung.

Sena menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Denis. Ia melanjutkan masaknya hingga selesai dan tak lama Bu Mina masuk ke dapur dan langsung duduk di kursi makan.

"Mana Denisnya?" tanya Bu Mina.

"Barusan dari dapur Bu, cuma gak tau pergi ke mana." jawab Sena sambil meletakkan mangkuk berisi nasi goreng.

Panjang umur bagi Denis, baru saja ia dibicarakan oleh Sena dan Ibunya, lelaki itu kembali ke dapur sambil menggendong Yosse.

"Loh, Mas Denis kenapa sampe bawa Yosse?"

"Ya terserah gue. Emang gak boleh gendong anak sendiri?" tanya Denis sewot. Ia masih kesal karena Sena menolak pelukannya tadi.

Sena hanya bisa diam sambil melirik sungkan ke arah Bu Mina yang hanya tersenyum tipis.

"Duduk Sen, kita makan bareng aja." ujar Bu Mina.

Dengan perasaan canggung Sena duduk di depan Bu Mina dan mengambilkan makanan untuk Bu Mina dan Denis.

"Aaa, Papa mam dulu ya. Nanti main sama Papa ya, gak usah sama Didi. Didi nyebelin."

Denis benar-benar sibuk dengan dunianya sendiri. Sesekali ia menggoda Yosse hingga membuat bayi mungil itu tersenyum, tentu saja senyuman manis si bayi mengundang ketiga orang dewasa di sekitarnya ikut tersenyum.

"Sena, nanti selesai makan bantuin saya di taman belakang ya." ujar Bu Mina.

"Oh, iya Bu."

Selesai dengan sarapan, Sena segera membereskan semua peralatan makan dan menyusul Bu Mina ke taman belakang. Dilihatnya wanita itu nampak sedang bersiap untuk menanam tanaman baru.

"Ada yang bisa dibantu, Bu Mina?" tanya Sena.

"Itu, tolong angkatin anakan bunganya." ujar Bu Mina sambil menunjuk beberapa polibag yang nampak sudah bertunas.

The Housekeeper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang