31

8.5K 800 38
                                    

Denis menatap malas ke arah pintu rumahnya. Pagi-pagi sekali, bayangkan hari ini adalah hari Minggu, jam 8 pagi, dan Gisele ... Gadis itu sudah berdiri di depan pintu rumah Denis.

"Ngapain pagi-pagi ke sini?" tanya Denis malas.

"Kita udah lama gak jalan, aku mau sama kamu seharian. Kamu ke mana aja siihh, kenapa susah banget dihubungin? Emang sesibuk itu kerjaan kamu sampe gak ngabarin aku? Biasanya sesibuk apapun kamu pasti kamu bakal ngehubungin aku. Sekarang--"

"Aaahh iya iyaa, yaudah kamu mau apa?" potong Denis. Jangan lupakan wajah kesal dan nada jengahnya mendengar Gisele yang cerewet.

"Kok nada ngomong kamu gitu sih? Emang salah kalo aku nyamperin kamu buat ngajak jalan-jalan? Aku 'kan kangen kamu." sungut Gisele tidak terima.

"Ya salah kalo pagi-pagi jamnya orang sarapan kamu malah dateng terus cerewet begini."

"Eeehh, ada apa sih pagi-pagi aja udah ribut?"

Kedua manusia yang masih berdiri di dekat pintu itu menoleh ke arah wanita yang menegur mereka. Nampak Bu Mina yang masih mengenakan baju tidurnya, namun kecantikannya sama sekali tidak luntur.

"Tante Minaa~"

Denis mendengus saat Gisele mendekati Ibunya dengan nada manja. Memang Gisele sudah akrab dengan Ibunya, dan Denis menyesali itu sekarang.

"Tante, masa Denis gak mau aku ajak jalan-jalan. Padahal 'kan udah lama aku gak jalan sama dia." ujar Gisele dengan nada manja yang dibuat-buat sambil memeluk Bu Mina.

"Aduh Gisele, kamu ini. Liat dong ini masih jam berapa? Jalan-jalan juga mau ke mana? Tempat hang out juga belum ada yang buka." ujar Bu Mina.

"Ya Gisele 'kan kangen sama Denis, Tante. Denisnya kerja mulu, akunya di anggurin gak pernah di ajak jalan." rengek Gisele yang malah semakin membuat Denis geli. Ia semakin yakin untuk memutuskan hubungannya dengan gadis itu nanti.

"Mending pulang dulu aja lah, Sel. Kalo mau jalan nanti aja agak siangan. Gue juga masih ngantuk." ujar Denis.

"Kok kamu ngomongnya pake 'Gue' bukannya 'Aku' ?"

Denis mendengus keras kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Gisele.

"Ribet." ujar Denis pelan sambil naik kembali ke kamarnya.

"Loh? Denis ... Denis!"

Bu Mina yang merasa pusing dengan keributan di rumahnya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Udah, Gisele, Tante minta sama kamu mendingan pulang dulu aja ya? Ini masih pagi banget buat jalan-jalan. Nanti siang aja kamu telfon Denis lagi terus ajak jalan." pinta Bu Mina.

Gisele yang merasa di usir pun hanya merengut kemudian pulang begitu saja tanpa ada pamit pada Ibu kekasihnya itu, membuat Bu Mina hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Sementata itu, Denis masuk kembali ke kamarnya dan mengunci pintunya.

"Siapa yang dateng, Mas?" tanya Sena. Ia masih nampak lemas dan matanya sedikit sayu, tapi ia malah menggendong Yosse.

"Mak Lampir. Lo ngapain gendong Yosse? Masih sakit juga." ujar Denis.

"Tadi Yosse nangis, kayaknya haus."

"Yaudah, gue bikinin susu dulu."

Denis mengambil botol susu Yosse bekas semalam untuk ia pakai buat susu lagi. Tak lama ia kembali dan menyerahkan botol itu pada Sena.

"Makasih ya, Mas." Denis hanya mengangguk sebagai balasan.

Denis naik ke atas kasurnya dan merapatkan diri dengan Sena yang duduk sembari memberikan susu pada Yosse. Tangan kiri Denis merangkul tubuh Sena, ia juga sudah tidak merasa canggung untuk menarik kepala Sena agar bersandar di bahunya.

The Housekeeper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang