28

9.3K 790 15
                                    

Sabtu pagi terasa lebih dingin di rumah mewah Bu Mina. Wanita cantik itu kini tengah menuang teh ke dalam cangkir, kemudian menambah satu buah gula batu dan membiarkannya sejenak.

Tatapannya nampak mengarah ke satu titik secara asal, melamun tanpa sebab meski sejak semalam ia terus kepikiran soal hasil tes DNA yang diberikan Denis. Sulit baginya untuk percaya, tapi menyangkal bukti yang ada pun percuma.

"Ma?"

Mendengar suara berat putranya seketika membuat Bu Mina tersadar dari lamunannya.

"Oh, kamu gak kerja?" tanya Bu Mina basa-basi.

"Ini hari Sabtu, Ma." jawab Denis sambil duduk di samping Ibunya.

"Oh, iya. Mama lupa. Kamu mau teh?"

Denis menggelengkan kepalanya. "Gak usah Ma, makasih."

Bu Mina hanya mengangguk sambil mengaduk tehnya. Dengan perlahan ia meminum air berwarna cokelat beraroma vanila itu dan berusaha bersikap biasa.

"Emm ... Ma ..."

"Hm?"

"Soal, Yosse ... Mama terima?" tanya Denis dengan hati-hati.

Bu Mina tak langsung menjawab. Ia sudah tahu bahwa sang anak pasti akan segera membicarakan ini lagi dengannya.

"Kenapa harus Sena, Denis?"

Pertanyaan sang Ibu tentu membuat Denis terdiam dan hanya bisa menunduk.

"Terus gimana kamu sama Gisele?" lanjut Bu Mina bertanya lagi.

"Dia jadi urusan Denis, Ma."

"Mama tau, semua ini emang urusan kamu. Tapi apa kamu mikirin perasaannya Gisele? Kamu 'kan yang pertama kali suka sama dia? Terus tiba-tiba kamu mau biarin dia gitu aja? Dan pertanyaan Mama yang belum kamu jawab, kenapa harus Sena?" cecar Bu Mina dengan penuh kesabaran.

"Denis gak sengaja Ma. Denis sama sekali gak bermaksud jahat sama Sena." jawab Denis dengan lirih sambil menunduk.

Helaan napas Bu Mina terdengar berat. Wanita itu tak lagi mementingkan tehnya yang kini sudah mendingin.

"Kamu ada perasaan ke Sena?"

Denis meengangkat wajahnya dengan cepat dan menatap kedua mata Ibunya.

"Denis..." mulutnya sama sekali tak bisa melanjutkan kalimatnya. Lidahnya kelu, karena ia sendiri tidak tahu bagaimana kondisi hatinya sendiri. Niat awalnya hanyalah bertanggung jawab atas Yosse.

"Denis, tanggung jawab orang tua terhadap anak itu bukan sekedar kamu kerja cari uang buat biaya hidup anak. Ini soal bagaimana kamu akan membentuk seorang manusia yang akan bergabung ke dalam masyarakat. Pikiran kamu terlalu pendek kalo kamu cuma mikir 'oke aku tanggung jawab soal Yosse, aku bakal besarin dia', ini bukan soal itu, Nak."

Bu Mina menjeda ucapannya sejenak agar putranya bisa memahami maksud kalimatnya.

"Dan akan lebih kacau lagi kalo kamu hanya berniat untuk baik sama Yosse, tapi nggak dengan Sena karna masalah seksualitas. Sena punya perasaan, walaupun Mama gak tau dia menyimpang atau nggak, tapi pada hakikatnya hati manusia bisa berubah tanpa dikendalikan. Kamu ngerti maksud Mama?"

Denis mengangguk pelan menanggapi ucapan Ibunya. Ia tahu, di sini posisinya akan serba salah. Ia sendiri tidak berani mengambil risiko jika harus menetapkan diri bahwa kini ia berubah haluan pada Sena.

"Ma," panggil Denis pelan.

"Kenapa?"

"Kalo ... Suatu saat nanti, Denis akhirnya milih untuk sama Sena, Mama gimana?"

The Housekeeper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang