35

7.4K 734 101
                                    

"Kenapa brader? Suntuk aja muka, belom ngopi apa?"

Denis hanya menggelengkan kepalanya saat Samuel datang menyambutnya.

"Kemaren gimana sama Gisele? Drama banget kayaknya nih."

"Lo pake bahas gituan pagi-pagi. Bikin gue makin badmood aja." sahut Denis jutek.

"Kenapa sih lo? Hm? Gak dikasih kelon sama ayang semalem? Lo gak mungkin minta jatahan lagi sama dia 'kan?"

"Ya gak lah, gila!"

"Ya terus kenapa?"

"Yosse hari ini check up, gue cuma bete aja karna gak bisa nganterin."

Samuel tersenyum geli ke arah Denis, "Hadeuuhh, bapak muda ini sampe segitunya. Dinikahin juga belom tuh induknya, udah sampe kebawa dongkol cuma gara-gara gak bisa nganterin anak."

"Ah, bawel lo. Udah sana kerja."

Samuel hanya menertawakan kelakuan Denis dan pergi ke mejanya. Sebelum mulai kerja, Denis menyempatkan diri untuk menelepon Sena terlebih dahulu.

"Halo, Mas Denis?"

"Halo, kamu udah di rumah sakit?"

"Udah, Mas. Ini lagi nunggu antrian sebentar."

"Ooh, Yosse nya lagi apa? Tidur?"

"Engga, lagi ngeliatin saya sama tolah toleh rame orang."

"Iissh, gemes. Pengen ikut padahal tapi yaa gimana."

"Gak papa, Mas Denis kerja aja. Yosse sama saya sebentar doang kok periksanya."

"Hmm ... Yaudah, nanti kalo udah pulang kabarin ya."

"Iya Mas."

"Oke, tutup dulu ya. Dadah~"

Hanya suara tawa pelan yang Denis dengar sebelum kemudian ia menutup panggilan teleponnya.

__________________

"Kondisinya Yosse perlahan makin membaik. Meskipun kondisinya masih belum bisa dikatakan stabil untuk menjalankan operasi, di tambah umurnya yang masih belum mencukupi, tapi sejauh ini Yosse sudah bisa bernapas dengan normal." terang dokter Irfan menjelaskan hasil pemeriksaan medis milik Yosse.

"Apa Yosse masih harus sering di kasih oksigen, Dok?" tanya Sena.

"Gak perlu, cukup kasih kalo Yosse nyesek aja. Walaupun saya bukan dokter anak, tapi yang saya lihat perkembangan Yosse udah jauh lebih baik dari sebelumnya."

Seja tersenyum dan mengangguk mendengar pernyataan dokter Irfan. Selesai dengan pemeriksaan Yosse, Sena pun pamit undur diri sambil memegang amplop berisi laporan hasil pemeriksaan Yosse.

Senyuman manis mengembang di wajahnya sambil menatap mata lugu sang anak yang berbinar.

"Makin sehat ya, Nak." ujarnya sambil mengusap rambut sang anak.

Sena duduk di deretan kursi yang ada di halaman rumah sakit sambil memesan Ojol. Namun sudah ketiga kalinya ia memesan semuanya malah men-cancel pesanannya entah karena apa.

"Kayaknya hari ini kita naik bis aja ya, sayang? Sekali-sekali gak papa ya?"

Sena beranjak dari kursinya kemudian berjalan menuju halte bis yang tak jauh dari rumah sakit. Panas matahari mulai terasa, membuat Sena sedikit merasa bersalah karena anaknya jadi kepanasan.

Begitu hampir tiba di halte, Sena berdiri di trotoar untuk menyeberang karena halte bis yang akan ia tumpangi berada di seberangnya. Memastikan kondisi jalan sudah aman, Sena melangkah menuju halte yang berada di depannya. Namun Sena tak menyadari kalau ada sebuah mobil yang melaju kencang ke arahnya hingga berakhir menimbulkan suara benturan yang cukup keras menghantam tubuhnya hingga terpental sejauh 7 meter dari lokasi awal.

The Housekeeper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang