Sena menatap sendu putranya yang sedang terlelap dalam inkubatornya. Ia sibuk memikirkan cara agar Denis tidak bersikukuh atau setidaknya sekadar berpikiran untuk masuk ke dalam kehidupan dirinya dan Yosse. Ia benar-benar tidak ingin terlibat lebih jauh dengan lelaki itu setelah Denis nekat melakukan tes DNA yang berakhir pada terbongkarnya status Yosse yang sebenarnya.
Tok Tok
Sena menoleh ke arah pintu. Ia melihat Jerry yang datang bersama Ardi.
"Mas Jerry, Bang Ardi, kok bisa barengan?"
"Tadi gak sengaja ketemu pas mau nyampe sini. Yosse gimana? Udah mendingan?" tanya Jerry. Ia menyodorkan satu plastik berisi buah untuk Sena.
"Udah lebih baik dari pas pertama dateng, Mas. Tapi kondisinya masih belum bisa di bilang stabil, jadi belum bisa pulang."
Jerry hanya mengangguk samar sambil menatap Yosse. Ia melirikkan matanya ke arah Sena yang terlihat jelas dari wajahnya bahwa sedang ada sesuatu yang dipikirkan pemuda itu.
"Eem ... Sen,"
"Iya Mas?"
"Denis, udah tau ya?"
Pertanyaan Jerry seakan menjadi sengatan listrik bagi Sena.
"Mas Denis, cerita sama Mas Jerry?"
Jerry mengangguk. "Gue juga mau minta maaf sama lo, Sen."
Dahi Sena mengerut samar. "Minta maaf, buat apa Mas?"
"Sebenernya, kejadian malam itu kondisinya Denis lagi sama gue di kelab malam. Dia mabok, dan curhat kalo dia lagi ada masalah sama Gisele. Dia sih bilangnya mau ke toilet, tapi gak balik-balik. Awalnya gue mau nyari dia ke toilet atau ke luar area kelab malam, tapi atasan gue nelfon dan nyuruh gue balik ke kantor karna si Denis nyeret gue ke kelab malam pas gue lagi ada kerjaan." ujar Jerry menjelaskan.
"Berarti sebenernya Mas Jerry tau kalo Denis ngelecehin Sena?" kini Ardi yang bersuara.
"Gue sama sekali gak tau kalo Denis bertindak sejauh itu. Gue juga nyesel, kenapa gue gak izin sebentar sama atasan gue buat sekedar nyari dia dulu dan malah ninggalin dia balik ke kantor cuma karna atasan gue marah-marah."
Pandangan Jerry beralih pada Yosse. "Gue gak sekaget itu waktu tau kebenaran soal Yosse. Gue udah ngerasa kalo Yosse mirip banget sama Denis, bahkan sampe ke cara tidurnya. Gue cuma gak nyangka aja kalo ternyata, kelakuan dia malam itu berakhir dengan dia yang ketemu lagi sama orang yang udah dia lecehin dan berakhir kayak sekarang."
Sena hanya bisa diam sambil sedikit menundukkan kepalanya.
"Sen, gue minta maaf ya. Gimana pun juga secara gak langsung gue salah sama lo."
Sena menggelengekan kepalanya. "Mas Jerry gak salah. Ini kecelakaan Mas."
"Tapi tetep aja gue ngerasa nyesel atas kejadian malam itu yang menimpa lo, Sen. Kalo aja gue lebih berani sedikit ke atasan gue, mungkin kejadian itu masih bisa di cegah."
"Gak papa, Mas. Saya udah nerima semuanya kok."
"Termasuk Denis?"
Pertanyaan terakhir dari Jerry sontak membuat mulut Sena bungkam. Menerima Denis? Bahkan ia sendiri sudah bertekad untuk tidak membiarkan lelaki itu mengurusi Yosse, atau bahkan ia sendiri sudah ketakutan setengah mati saat Denis semakin nempel dengan Yosse. Apalagi kalau menerima lelaki itu? Entah hanya pertanggung jawabannya atau kehadiran lelaki itu, Sena tidak berani menerimanya.
"Terus sekarang gimana, Sen? Lo masih mau bertahan di rumah Bu Mina? Gue rasa, Bu Mina juga pasti udah tau soal ini." ujar Ardi.
"Saya juga bingung harus gimana, Bang. Saya gak mau ngerusak hidupnya Mas Denis."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Housekeeper
FanfictionContent Warning: • M-preg • BxB Sena pikir hidupnya sudah benar-benar hancur sekarang. Ia mengalami suatu pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang pria asing yang mabuk. Kesialannya bertambah setelah Ibunya menemukan testpack yang tidak ia semb...