2 bulan berlalu setelah Sena melahirkan Yosse. Bayi mungil itu kini sudah bisa di bawa pulang karena kondisinya sudah jauh lebih stabil. Namun Yosse masih harus sering bolak-balik ke rumah sakit karena harus menjalani pemeriksaan rutin pada kondisi jantungnya.
Sena membawa si mungil Yosse ke dalam kamarnya. Namun ia terdiam saat melihat ada sebuah ranjang bayi tepat di samping kasurnya.
"Kejutan~"
Sena menoleh ke arah Denis yang muncul di belakangnya. Lelaki itu tersenyum sambil mendorong pelan tubuh Sena untuk masuk ke dalam kamar.
"Mas, ini apa?" tanya Sena sambil menunjuk ranjang bayinya.
"Tempat tidurnya Yosse lah. Gak mungkin buat lo 'kan?"
"Maksud saya siapa yang beli? Kenapa tiba-tiba ada di sini?"
"Gue yang beli. Gak perlu mikir harga, gue beli second kok. Ini ranjang bayi punya senior gue di kantor, udah gak kepake karena anaknya udah pada gede. Lagian juga Yosse masih butuh penghangat 'kan? Kebetulan anaknya senior gue juga dulu kurang lebih senasib sama Yosse, jadi ranjangnya ada heater nya." jawab Denis panjang lebar.
Sena terdiam dan membiarkan Denis mengurus soal ranjang baru Yosse. Tindakan Denis lagi-lagi membuat Sena berharap bahwa suatu hari nanti Denis akan tahu kebenaran soal Yosse dan dapat menerima bayi mungil itu.
"Dah, taro aja Yosse nya. Udah gue atur suhunya kayak di inkubator rumah sakit." ujarnya sambil tersenyum.
Yosse diletakan dengan hati-hati di atas ranjangnya. Bayi itu nampak tidak terganggu dengan sedikit guncangan saat Sena menidurkannya di ranjang.
"Mas Denis,"
Denis yang sedang asyik memperhatikan Yosse langsung menoleh ke arah Sena sambil tersenyum.
"Kenapa? Mau ganti duit gue? Gak usah, gue ikhlas beliin ini buat Yosse." ujarnya langsung menebak isi pikiran Sena.
"Tapi Mas, saya gak enak karena Mas Denis pasti ngeluarin uang banyak buat beliin ranjangnya Yosse."
"Enggak kok. Tadi 'kan gue bilang gue beli second, harganya jadi lebih murah dari pada beli baru. Udah gak usah mikirin duit, fokus aja rawat Yosse."
Sena hanya bisa diam kemudian bergumam Terimakasih karena Denis mau berbaik hati membantunya.
"Udah keliatan sehat ya dia? Hei bocil, udah bisa buka mata belum? Kalo udah, buka dong biar kamu tau kalo punya uncle ganteng."
Senyuma sendu yang tipis muncul di wajah Sena tanpa sepengetahuan lelaki di sampingnya. Melihat wajah bahagia Denis saat melihat Yosse seakan tengah mengejeknya. Mengatakan bahwa pria itu sangat senang akan kehadiran putranya, namun tidak akan pernah bisa dipanggil 'Papa' oleh putranya sendiri karena status mereka yang tetap lah orang asing bagaimana pun kedekatannya.
"Uncle mau pergi dulu ya, bocil. Jangan rewel soalnya Didi harus bantuin Nini ngurus rumah." ujar Denis pamit pada Yosse dan sempat menyolek pipi halus si mungil.
"Gue pergi dulu ya." ujar Denis dan sempat iseng mengusak rambut Sena.
Setelah kepergian Denis, Sena memandangi wajah tenang bayinya dengan senyuman tipis. Ia menyentuh jemari mungil itu yang disambut genggaman lemah dari Yosse.
"Maafin Didi ya, Nak. Yosse gak papa ya kalo hidup berdua aja sama Didi? Kita gak boleh ganggu uncle Denis yang udah bahagia sama hidup normalnya." monolognya sendu.
Sementara itu, saat ini Denis sedang berada di mobil berdua dengan Gisele. Rencananya hari ini mereka ingin kencan ke taman hiburan karena Gisele sangat ingin pergi ke sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Housekeeper
FanfictionContent Warning: • M-preg • BxB Sena pikir hidupnya sudah benar-benar hancur sekarang. Ia mengalami suatu pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang pria asing yang mabuk. Kesialannya bertambah setelah Ibunya menemukan testpack yang tidak ia semb...