Jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat 40 menit, dan Denis sudah duduk di kursi kantornya sejak 30 menit lalu tanpa melakukan apapun. Laptop di depannya menyala, berbagai email sudah masuk ke laptopnya, namun ia masih betah berdiam diri sambil melamun.
Puk
"Kerja Den, bengong aja lo. Itu email dari tadi tang tung tang tung mulu." tegur Samuel yang menyadari tingkah aneh temannya pagi ini.
"Oh ... Iya, sorry."
Samuel menghembuskan napasnya. "Lo kenapa sih? Ribut lagi sama Gisele?"
"Enggak, gak papa."
Hembusan napas kasar kembali keluar dari Samuel, namun ia memilih untuk membiarkan Denis dengan dunianya sendiri dulu dan kembali ke pekerjaannya.
Selama mengurusi pekerjaannya, Denis sama sekali tidak bisa berkonsentrasi. Ingatan soal pesan Sena pada Ardi kemarin, di tambah kondisi Yosse yang drop semakin menambah beban pikirannya.
'Fokus Denis! Kalo emang mau mikirin soal Yosse sama Sena nanti dulu.' batinnya menegur diri sendiri.
"Mas Denis, ayo rapat sekarang." tegur Ana, salah satu senior Denis.
Denis menghembuskan napasnya. Ia sendiri sampai lupa kalau hari ini akan ada meeting dengan pimpinan kantor pusat.
Samuel yang juga ikut dalam rapat hanya menatap bingung ke arah Denis. Ia sengaja mengambil kursi di sebelah pemuda itu. Ia sudah cukup tahu tabiat Denis yang akan sulit fokus jika pikirannya sedang terbebani.
Selama rapat berlangsung Denis tak banyak bicara dan hanya sibuk mencorat-coret dokumen dj tabletnya. Samuel jelas sadar ada sesuatu yang sedang disimpan sahabatnya itu, makanya ia membuatkan sedikit catatan agar nanti Denis bisa me-review kembali hasil rapat mereka pagi ini.
________
Siang ini Denis tak berniat ke kantin kantor. Ia malah berdiam diri di lorong emergency kantor sambil menatap ke pemandangan kota Jakarta yang penuh dengan gedung-gedung tinggi.
"Gue cariin ternyata lo di sini."
Denis menoleh ke sebelah kirinya. Samuel berjalan sambil memegang 2 cup kopi di tangannya.
"Nih, kopi." ujarnya sambil menyodorkan cup kopi pada Denis.
Mereka berdiri sejajar, menikmati waktu istirahat siang meski nyatanya sinar matahari cukup menyengat ke arah mereka yang bekerja di gedung berdinding kaca.
"Ngapain lo bengong di sini? Panas tau." ujar Samuel sambil membalik badannya hingga kini punggungnya lah yang terkena cahaya matahari.
"Lagi pengen aja."
Samuel menatap kawannya itu lamat-lamat. "Mau cerita?"
Denis masih bungkam. Ia ragu menceritakan persoalannya kemarin karena takut Samuel akan berpikiran macam-macam.
"Masalah lo gak bakal selesai kalo lo pendem sendiri, Den." Ujar Samuel kemudian meneguk sedikit kopinya.
"Gue gak tau harus ngomong dari mana, Sam. Semuanya bikin gue kusut."
Samuel melirik ke arah Denis. "Kenapa? Ini soal Sena?"
Denis menganggukkan kepalanya. "Lebih ke soal Yosse sebenernya."
"Kenapa sama si bocil itu?"
Helaan napas berat keluar dari celah bibir Denis. "Kemaren dia ngedrop, gak tau kenapa tiba-tiba kondisi jantungnya melemah padahal selama ini dia keliatan baik-baik aja."
Samuel diam sejenak. "Gak pernah ada kata baik-baik aja dari orang yang sakit, Den." sahutnya.
"Terus gimana dia sekarang?" sambunya lagi bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Housekeeper
Fiksi PenggemarContent Warning: • M-preg • BxB Sena pikir hidupnya sudah benar-benar hancur sekarang. Ia mengalami suatu pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang pria asing yang mabuk. Kesialannya bertambah setelah Ibunya menemukan testpack yang tidak ia semb...