Ketahuan?

2.9K 25 18
                                    

"Aaa!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaa!"

Lengkingan Kara terdengar begitu keras dan memenuhi seisi ruangan apartemen Jehan, sementara sosok pria asing yang memiliki rambut middle parted hair hitam itu ikutan terkejut dan panik. Pria itu berusaha mendekati Kara bermaksud untuk menenangkannya.

"Sorry, ini nggak seperti yang Mbak pikirin," ucapnya.

Sebagai seoarng pria dewasa, maka dirinya memahami bahwa Kara tengah terjatuh pada rasa salah paham sebab mau bagaimana pun saat ini Kara hanya berdua saja dengan dirinya. Terlebih di sebuah apartemen, bukan merupakan tempat yang pantas untuk berduaan.

"Diem lo!" teriak Kara ketakutan, entah kenapa kejadian ini kembali memunculkan ingatan Kara pada pelecehan malam itu. Demi Tuhan, Kara benar-benar sangat takut.

Siapa dia? Kenapa dia tega lakuin ini semua?

Napas Kara terdengar berat dan naik-turun seolah dirinya habis melakukan marathon lari berpuluh-puluh kilometer, sesak dan diiringi dengan buliran demi buliran bening yang perlahan jatuh. Dada Kara sangat sakit, buruknya, dirinya tidak tahu harus bersikap dan merespons seperti ini.

Pria itu yang merasa bahwa situasi sangatlah buruk mencoba untuk menahan diri tetapi kepalanya tetap berputar, memikirkan cara untuk membuat Kara tidak semakin terjerumus dalam lubang kesalahpahaman.

"Ini semua nggak seperti yang kamu pikirin," ucapnya lagi tetapi Kara menggeleng dan kakinya terlalu tremor untuk sekadar mempertahankan berat tubuhnya, alhasil Kara terjatuh dengan berlutut di hadapan pria itu. Pria itu terkesiap dan benar-benar khawatir sekarang, apakah wanita di hadapannya ini melakukan 'itu' dengan kakaknya berdasarkan consent atau tidak?

Jangan-jangan tuh brengsek .... Pikiran buruk memenuhi ulu hatinya, kembali diperhatikan Kara yang masih terisak dengan menunduk. Rasa iba mendominasi, membuat pria itu nekat untuk mendekati Kara bermaksud untuk menghiburnya serta menenangkannya.

Namun, Kara lantas mengempas tangan besar itu dengan kasar kemudian Kara mengangkat wajah, pandangan mereka bertemu sedetik. Dapat diperhatikan langsung bahwa wajah Kara yang bak porselen itu tampak berantakan dengan mata memerah juga air mata yang mengalir melewati sisi-sisi pipi.

Plak!

Hanya dalam hitungan sepersekian detik, tangan cantik Kara menampar pria di hadapannya dengan kontan. Bahkan dikarenakan ketidaksiapan pria itu dalam menerima bentrokan antara tangan si wanita dan wajahnya, wajahnya berbelok ke sisi kanan.

Warna merah berbentuk telapak tangan tercetak jelas di pipi putih pria tersebut, disertai rasa panas yang mulai berkobar setelahnya.

"Jangan deket-deket gue!" bentak Kara dengan suara yang amat serak. "kenapa? Lo siapa? Kenapa lo tega ngelakuin kayak gini ke gue?"

Setelah menampar pipi tersebut, tangan Kara tremor seketika. Seketika itu juga, Kara berusaha mengingat kejadian tadi malam tetapi entah kenapa semuanya terasa begitu blur. Akibat dipaksakan untuk mengingat, rasa pusing seketika menghampiri.

He is Bad Popular Actor (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang