🔞WARNING🔞
"Lo siap nggak main film dewasa sama dia?"
"Apa lo bilang? Film dewasa?!"
***
Kara Tamara sangat ambisius ingin menjadi top aktris tapi alih-alih terwujud, rasa trauma lantas tercipta.
Kara ditawari manajernya beradu peran di film roman...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Good job, team!"
Perkataan Bryan adalah sebuah pertanda bahwa aktivitas shooting mereka untuk scene kali ini artinya begitu sesuai dengan ekspektasi tanpa harus melakukan retake berkali-kali. Akhirnya, dari sekian banyaknya scene yang mereka produksi, kali inilah yang paling lancar dan mudah.
Melihat Bryan yang sebegitu bahagia, membuat Kara menjadi ikutan senang. Dalam hati, perempuan itu berterima kasih sebab berhasil melawan ketakutannya yang muncul tiap kali harus berinteraksi dengan Jehan.
"Berarti untuk hari ini udah semua, Kak?" tanya Kara dan Bryan mengangguk.
"Thanks, team!" ungkap Bryan tulus. "Oke, sekarang semua bisa beristirahat dulu, ya. Nanti kita bakal evaluasi."
Bryan lalu menunjuk ke arah salah satu truk makanan dan mempersilakan seluruh kru untuk menikmati konsumsi mereka. Tadinya, Bryan ingin mengadakan makan bersama di restoran dalam mal tetapi sepertinya kurang kondusif sebab mereka juga akan segera melakukan evaluasi.
Kelebihan dari truk makan tersebut nantinya juga bisa disumbangkan ke warga sekitar.
Di saat para kru sedang menikmati sajian makanan mereka, tiba-tiba terdengar klakson dari sebuah truk minuman kopi-kopi.
Bryan pun mendekati supirnya dan supirnya menurunkan kaca mobil. "Halo, apa ini dengan Attacca Production House?"
"Ya, betul," jawab Bryan. "Ada perlu apa, ya, Pak?"
Bryan merasa aneh sebab dirinya hanya memesan truk makanan dan tidak berniat untuk memesan truk minuman yang identik dengan kopi juga.
"Oh, ya, Yan!" Jehan berteriak ke arah Bryan. "Itu gue yang pesen, bagi-bagi buat semua di sini!"
Bryan menggeleng pasrah, tidak henti-hentinya terheran dengan cara Jehan berbuat baik seperti ini. Melihat kejadian tersebut di depan mata, Kara jadi terdiam sekaligus merenung.
"Guys!" Bryan berjalan ke arah kumpulan kru setelah membantu memarkirkan truk minuman kopi tersebut tepat di samping truk makanan konsumsi kru. "Ini kita ada truk minuman kopi dari Jehan, jadi kalo kelen pada haus dan mau minum kopi langsung pesen aja, ya!"
Pemberitahuan Bryan barusan menarik perhatian para kru dan terdengar suara sorak-sorai ramai dan berterima kasih ke Jehan.
Kara meneguk saliva, semakin terjatuh dalam pemikirannya.
Benaknya teguh mengatakan bahwa Jehan adalah orang yang baik. Kejadian malam 'itu' mungkin hanya bentuk kekhilafan yang tidak disengaja sebab terlalu terbawa suasana, sehingga pastilah Jehan tidak bermaksud untuk melecehkannya. Lihat saja, sekarang? Kepribadian Jehan terlampau sopan dan baik, semua orang menyukainya. Semua kru selalu berterima kasih dan bersyukur karena Jehan begitu respect pada mereka meskipun dirinya adalah top 10 aktor.