Jika di depanmu ada sebuah bunga mawar yang sangat menawan, pastinya bunga itu seperti menyentuh hatimu dan menggoda dirimu untuk memetik dirinya, bukan?
Sekuat apa pun hatimu berusaha menolak dan menampik pesonanya, justru semakin dalam kekaguman yang akan tercipta.
Saat ini, Kara sama sekali tidak bisa mengalihkan pandangan mau pun pikirannya pada bunga terindah di hadapannya.
Jehan itu jika saja tidak terlahir sebagai seorang manusia, pastilah akan menjadi sebuah bunga penyegar di tengah-tengah perkotaan yang sesak dan penuh polusi.
Kara menyunggingkan labiumnya, malu. Padahal Jehan adalah seorang bunga di matanya, tapi memberikannya sekuntum bunga yang sama menawannya pula.
Mereka adalah teman-temannya Jehan, bukan?
"Aku tidak akan pernah membiarkanmu lari, Bella," ucap Jehan dengan nada lugas. Sesekali melirik pada Kara. Pandangannya seketika berubah menajam. Inikah kekuatan sang top aktor 10?
Jehan sangat pandai mengubah ekspresi secara alami, padahal ini juga baru proses reading. Jehan seperti telah menyatu dengan kepribadian Tyson dan menjadi Tyson itu sendiri.
Tiba-tiba suasana menghening. Bryan selaku sutradara berdeham untuk mencairkannya. Kara memperhatikan sekitarnya yang juga tengah memandanginya. Netra perempuan itu bergerak mengeliling, detik berikutnya Kara tampak keheranan. "Kenapa?"
"Sekarang giliran kamu, Kara," jawab Bryan sambil geleng-geleng. "Nggak fokus, nih? Kurang minum?"
Jehan yang tadinya menampilkan visual seorang datar dan tajam seketika tersenyum miring. "Bukan kurang minum, tapi lagi sibuk merhatiin gue."
Seketika itu juga Kara malu kuadrat! Ternyata aktivitasnya memperhatikan Jehan diam-diam ketahuan juga, duh! Ingin sekali Kara mengubur diri sendiri atau lari dari sana sejauh-jauhnya!
Kini dengan berani Jehan kembali memandangnya, menyusup masuk pada dunia Kara di balik dua bola mata cokelatnya yang memiliki tatapan sayu.
"Aku tidak akan membiarkanmu lari, Bella," ulang Jehan. Kara buru-buru memandang naskah untuk mengalihkan pandangan, sebab tidak mau terlalu lama bertumbuk mata dengan top aktor 10 seperti Jehan.
"Untuk apa lari?" Kara mencoba memberikan penghayatan pada ucapannya, diberikan penekanan secukupnya. "Kau sudah tahu saya sering ke mari, Bos."
Di naskah film tersebut terrtulis jelas bahwa tokoh Bella mengucapkan dialog tersebut seraya menatap bosnya, Tyson, dengan lantang. Seolah Bella tidak takut kehilangan apa pun, bahkan meski pekerjaannya terancam dipecat.
Kontan saja, itu membuat Jehan merasa tidak senang. Pria itu sudah berusaha menghidupkan suasana saat proses reading, tapi kenapa Kara malah terkesan menghindar? Apa Kara salah tingkah?
"Kamu tidak mau melihat ke arah saya?" tanya Jehan, membuat seluruh kru mengerutkan kening karena tidak menemukan dialog tersebut diucapkan Tyson. Ini berarti Jehan sedang menjadi diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Bad Popular Actor (18+)
Romance🔞WARNING🔞 "Lo siap nggak main film dewasa sama dia?" "Apa lo bilang? Film dewasa?!" *** Kara Tamara sangat ambisius ingin menjadi top aktris tapi alih-alih terwujud, rasa trauma lantas tercipta. Kara ditawari manajernya beradu peran di film roman...