🔞WARNING🔞
"Lo siap nggak main film dewasa sama dia?"
"Apa lo bilang? Film dewasa?!"
***
Kara Tamara sangat ambisius ingin menjadi top aktris tapi alih-alih terwujud, rasa trauma lantas tercipta.
Kara ditawari manajernya beradu peran di film roman...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di tengah kegelapan malam tanpa sedikit pun cahaya, kadang-kadang seseorang tidak dapat membedakan dengan jelas antara serigala dan anjing. Keduanya sama-sama hewan berbulu dan bertaring. Namun, yang jelas satunya ramah pada manusia dan yang lainnya 'tidak akan ramah' pada manusia.
Di antara anjing dan serigala, masih ada yang jauh lebih berbahaya. Bagaimana kalau saat ini yang tengah dihadapi Kara adalah serigala yang tampak seperti anjing? Dari luar sangat amat ramah, padahal sebenarnya hanya menunggu momentum tepat untuk menerkam.
Kara tidak pernah tahu bahwa sebuah bahaya besar tengah mengancamnya. Lebih buruknya, bahaya itu bahkan berada di sekitar Kara.
Kembali pada realita. Jehan sudah berjanji akan mengantarkan Kara untuk pulang sampai rumah dengan selamat, bahkan dirinya akan memastikan bahwa Kara benar-benar sampai rumahnya. Kedua tangannya tidak berhenti menyetir kendaraan beroda empat tersebut, sementara sang perempuan yang memiliki rupa layaknya porselen itu sesekali melirik ke arahnya dan jalanan.
Tampaknya Jehan menyadari bahwa dirinya diperhatikan sehingga sebuah senyuman kecil tertarik, lalu Jehan langsung menatap ke arah Kara seolah menangkap basah dirinya yang sedang sibuk meneliti tiap inci sudut wajah Jehan.
"Ada yang salah sama saya? Kenapa kamu ngelihatin terus?" tanya Jehan, sedikit tergelitik penasaran. Semua yang berkaitan dengan Kara, sukses membuatnya selalu ingin tahu. Entah daya tarik magis apa yang dimiliki perempuan berusia 24 tahun tersebut.
Labium Kara mulai terbuka, hampir saja mengucapkan sesuatu tetapi hatinya menolak. Jadilah, Kara membungkam dan memilih menggeleng. "Nggak, nggak ada. Kak Jehan terlalu ganteng. Itu aja."
Sebenarnya hal yang paling dipikirkan Kara adalah, 'bagaimana seorang Jehan bisa tinggal bersama dengan Sony yang brengsek seperti itu? Apa jangan-jangan perlakuan berlebihan Jehan saat shooting malam itu di hotel Be The Sun adalah buah dari tinggal bersama Sony? Sebab, orang-orang berkata bahwa lingkungan mempengaruhi kita?'
"Makasih," bisik Jehan, rasanya ada yang aneh mendengar sanjungan Kara untuknya. Bagaimana pun, Jehan amat sangat menginginkan Kara sehingga tentu saja mendengar kalimat barusan membuat Jehan semakin 'bergairah'. "Kau juga cantik banget, rasanya keberuntungan buat saya bisa beradu peran denganmu."
Ugh! Apakah sindrom kepiting rebus tengah mengintai Kara, karena sekarang kedua pipinya merona hebat hanya mendengar sebuah pujian berbalut godaan yang baru saja dilontarkan Jehan barusan? Kara ingin merutuki dirinya sendiri yang mudah sekali terpana pada sosok menawan seperti Jehan? Namun, memangnya ada perempuan normal yang tidak tertarik pada Jehan? Omong kosong!
Tampan dengan ciri khas rambut pirang seleher serta cupid bow's lipsnya yang menggoda, kaya raya, top aktor 10 yang amat sangat bertalenta pada bidang adu peran, lembut, baik hati, ditambah perhatian dan menjadi kesayangan semua orang (baik produser, sutradara, hingga para kru perfilman lainnya). Jehan terlampau sempurna sebagai seorang manusia, mungkin saja sebenarnya dia itu jelmaan malaikat.