Bab 22|🍂

3.2K 94 1
                                    

tandai typo*

******

Happy reading:)





Malam hari di kediaman Derwingga.

"Bang kita ngapain kesini? " tanya Queen dengan menatap William yang diam duduk disampingnya. Mereka berdua sedang berada di taman belakang rumah dengan suasana yang sunyi membuat Queen tenang begitu juga William yang menikmati semilir angin malam.

"Hmm, kamu kedinginan atau ngga? " tanya William dengan menatap adeknya dari samping. Sangat cantik sungguh Queen benar-benar mirip sekali dengan Mommy mereka memiliki wajah yang ayu juga mata yang indah wajahnya terlihat tenang.

Queen menggeleng Ia menatap dilangit-langit terdapat bintang-bintang banyak bersama bulan yang bundar. Bintang-bintang itu ada yang terang dan ada yang tidak kelihatan.

William pun mengambil sesuatu di sampingnya memang ini sudah direncanakannya harusnya tadi malam diberikan namun Queen kelihatan capek jadinya sekarang William baru memberinya.

William pun menyodorkan benda itu di depan muka Adeknya. Queen menyadarinya pun bingung.

"Nih buat adek biar nanti kalo ada apa-apa bisa hubungin orang rumah" seakan tau William pun menjelaskannya.

Queen menatap tidak percaya sungguh HP yang dibeli abangnya kemarin diberikan untuknya Ia harus memegang barang yang harganya berjuta-juta itu. Huh bukan apa-apa Queen hanya takut tak menjaganya dengan baik dan akhirnya HPnya hilang gimana Queen pun mulai berpikir negatif.

Merasa tidak diambil William pun akhirnya menaruhnya di tangan Queen.

"Dipegang yang baik dek, disitu sudah abang kasih nomor-nomor penting nanti kamu tinggal klik saja sudah abang ajarkan yang lalu kamu masih ingat? ".

" Ingat bang, tapi ini beneran untuk aku? "tanya Queen untuk memastikan.

William tersenyum dan mengangguk. " Iya ini untuk kamu adek abang yang cantik sekali disini" ucapan itu lagi-lagi membuat Queen salah tingkah tapi Ia menyembunyikannya dengan ekspresi tenangnya.

"Hmm, bang boleh ngga aku masuk kedalam dulu? " tanya Queen.

William pun menganggukkan kepalanya dan juga berdiri. "Iya abang juga mau ngerjain laporan asisten, sana gih masuk disini dingin" Queen pun mengangguk akhirmya mereka pun meninggalkan tempat taman.

William memasuki kamarnya dan Queen juga memasuki kamarnya lalu Ia menguncinya dari dalam dengan pelan-pelan.

Queen meloncat ke kasur dan menenggelamkan kepalanya ke bantal Ia melebarkan senyumnya. "Akkhhh" jeritnya guna memanalisir denyut dadanya yang berdetak kencang.

"Oke tenang Tasya lo disini cuma ngebantu Queen jangan sampe lo ngapa-ngapain disini dia abangnya Queen juga gue oke harus beresiko memang"

"SEMANGATTT QUEEN LO BISA!! " dia menyemangati dirinya sendiri.

Queen pun duduk dengan bantal berada di perutnya sebagai tumpuan tangannya. Ia mengambil kotak HPnya yang berada di sampingnya.

Ia membuka dengan pelan-pelan takut jika Ia merusaknya. Ia pun mengambilnya dan ternyata bagus warnanya suka karna sudah ada cassingnya.

Ia pun menekan tombol hp untuk menhidupkan sungguh ini Ialah impiannya Tasya sedari dulu Tasya hanya mempunyai hp android saja itu pun dikasih ibunya saat kelas 8 smp.

"Bagus banget gue suka nih, gue janji akan ngejaga hp ini dengan baik harganya aja mahal bagi gue"

Queen menekan aplikasi hijau dibawahnya bertuliskan WhastAp didalam aplikasi itu terdapat 4 nomor 3 abangnya dan 1 daddynya.

𝘛𝘳𝘢𝘯𝘴𝘮𝘪𝘨𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘘𝘶𝘦𝘦𝘯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang