Bab 5|🍂

10.2K 296 0
                                    

*tandai typo

MALAM HARI

Berjam-jam menunggu kini Vano tertidur disamping brankar Queen, tadinya dia ada di luar akan tetapi sang Daddy menyuruhnya untuk masuk ke dalam untuk menjaga Queen.

Mengerjapkan mata pelan Queen melihat disampingnya ternyata abangnya tertidur untuk menunggunya. Queen diam dengan pikirannya sendiri tentang segala permasalahan yang dialami oleh Queen asli.

"Queen maaf gue ngga tau bisa ato ngga ngejalanin apa yang lo mau, tapi nanti gue akan coba" Gumamnya pelan.

"Eunhh"suara berat Vano seraya mengerjap pelan dan mengucek matanya lalu dia membuka lebar matanya dia melihat adeknya udah sadar.

"Dek dah sadar"

Queen menanggapinya dengan senyuman kecil.

"Emm abang ketoilet bentar mau cuci muka dulu".

"Iya bang" Jawab Queen dengan anggukan kecil.

Vano berjalan menuju toilet. Queen tersenyum hambar 'gimana Queen jika abang lo tau kalo ini bukan jiwa lo melainkan jiwa seorang Tasya yang tersesat ke Raga lo'batinnya.

'Tapi apakah cewek itu baik, menurut gue dia kayaknya orang jahat, dan dari mukanya dia tidak takut melainkan ada kaya rasa puas jika dia dibully apa jangan-jangan... '. "Ah udahlah nanti aja kalo udah pulang RS gue cari tau tentang dia, kalo misal sekarang kayaknya yang ada akan nambah beban pikiran gue"monolognya pelan.

"Queen" Panggil Daddynya yang melihat anak kecilnya ternyata bengong.

"Ahh, iya kenapa? "Kaget Queen dengan raut muka polos.

"Huh, Daddy panggil kok bengong lagi mikirin apa sih? "

"Ha-aa ngga papa Daddy" Balasnya dengan senyuman manisnya.

"Ohh, Daddy kesini mau ngapain? "

"Ya mau meriksa kamu sama mau lihat anak manisnya Daddy lah" Ucapnya dengan mengecup kepala Queen.

"Ah daddy bisa aja" Jawab Queen dengan malu-malu.

Daddynya tersenyum "kamu kan anak perempuan manis di keluarga Derwingga satu-satunya kesayangan Daddy".

Queen tersenyum'huh gini ya rasanya  kalo masih bisa disayang Ayah'batin Tasya sendiri.

"Abang kamu kemana? "

"Abang siapa Daddy? "

"Vano"

"Ohh, dia tadi ketoilet".

"Ya Dadd kenapa? "Sautan tiba-tiba dari Vano yang berada di sebelah Daddynya.

" Gapapa, cuma nanya aja"

"Hmm, Aku mau ke kantin mau nitip?" Tawar Vano ke Queen.

Dianggukinya dan dia memohon kepada Daddynya, dan dibolehkan.

"Nasi goreng 1 bang, sama es mangga"

"Eh Queen ngga boleh minum es, air putih aja 2 udah" Perintah Daddynya dengan tegas Queen hanya menurut dan Vano pun pergi meninggalkan ruangan itu.

Drttt Drttt Drtt

Suara dering ponsel dari Daddy membuat dia harus mengangkat panggilan itu. "Sayang Daddy angkat telfon dulu ya"

"Ya Dadd"

Daddynya keluar ruangan.

'Huh kira-kira reaksi mereka gimana jika ini bukan jiwa anaknya dan adeknya melainkan jiwa orang yang seharusnya tidak berada disini'

𝘛𝘳𝘢𝘯𝘴𝘮𝘪𝘨𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘘𝘶𝘦𝘦𝘯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang