Bab 7|🍂

7.7K 200 1
                                    

Tandai typo*


   

William hanya mengangguk, ia hanya melihat wajah damai adeknya saat tidur. Black langsung keluar dan menuju parkiran untuk mengambil mobilnya lalu ia menancapkan gas untuk pergi ke suatu tempat ia tidak pergi kerumah melainkan....

Black kini sedang berada di tempat biasanya untuk menenangkan pikiran yang tak lain di rumah milik sahabatnya, sahabatnya bernama Berlian Jingga Moyna.

Berlian pun tak mengapa dengan kedatangan Black ia selalu menenangkan Black dengan ketulusan dan membuat Black menjadi nyaman dengan Berlian.

"Udah ngga usah banyak pikiran, kan ada gue" Ucap Berlian dengan mengusap punggungnya Black.

Black pun memeluk Berlian hal itu sudah mereka lakukan sejak dulu 'jika menangis peluk saja aku' perkataan itu pun menjadi seperti sekarang pelukan hangat membuat Berlian tersenyum Black pun sedikit tenang.

"Maaf ya selalu ngrepotin" Setelah melepas pelukannya ia berucap demikian.

"Ngga papa selagi aku masih bisa dipeluk kamu it's okay"

Mereka tersenyum bersama seperti sepasang kekasih yang sudah lama menahan rindunya.

Di alam bawah sadar Queen

Cahaya putih menerobos masuk kedalam pintu besar membuat Tasya yang sedang melihat-lihat pun mengikuti jejak cahaya putih itu ia terus berjalan dan berjalan sampai ia bertemu dengan 2 orang wanita dan gadis yang sangat cantik mereka berdua mirip membuat Tasya bingung akan mana yang lebih muda.

Ya 2 orang tersebut adalah Queen asli dan juga Mommynya mereka tersenyum. Tasya yang melihat mereka tersenyum merasa insecure wajah mereka tampak cantik jika tersenyum.

"Tasya ini mommyku, mommy ini Tasya"

Merasa dipanggil dan diperkenalkan Tasya pun menjabat tangan wanita itu yang tak lain mommynya Queen.

"Salam kenal tante" Jabat tangannya

"Iya, nama tante Trisandra panggil aja tante Risa" Dan diangguki Tasya.

"Tasya sekarang aku sudah bersama mommyku disini, jadi aku tidak akan selalu muncul di mimpimu jika kamu memeang sedang butuh aku tinggal panggil saja 3× nanti aku akan memunculkan diriku, oh ya kamu jagain abang-abangku ya ajak mereka untuk sering kumpul-kumpul bersama emm bang Vano itu orangnya gk kayak yang kamu lihat dia orangnya pemendam omongan jadi kamu harus bisa rubah dia agar bisa terbuka sama kamu" Jelas panjang lebar Queen.

Tasya mendengar itu lantas menganggukan kepaka saja, saat mendengar fakta dari Vano membuat ia ragu bagaimana kira-kira caranya untuk merubah sifatnya?....

"Tapi nasalah di sekolah bagaimana?".

"Udah itu bisa kamu lakuin kapanpun dan aku harap sampaikan maafku ke temanku saja itu sudah lebih dari cukup, kalo masalah laki-laki itu... "

"Biarlah ngga usah urusin kita sudah dijalan msing-masing juga"

"Ya kan kamu udah jadi hantu, gue jadi yang harus lanjutin kan"

"Hehehe, maaf gara-gara aku udah ngrepotin kamu tapi kan ini takdir"

"Yayaya terserah"

"Ini gue kesini kenapa? "

"Cuma tadi saja oh iya jika ada lebam di pipi Vano kamu ngga usah heran ya dia kena tonjok saat berantem sama musuhnya"peringat Queen.

Sang mommy hanya terdiam menyaksikan perbincangan itu tanpa menimbrungnya. Tak lama cahaya putih kembali terbuka membuat si Tasya harus bergegas masuk agar ia bisa kembali ke dunianya dunia nyata.

𝘛𝘳𝘢𝘯𝘴𝘮𝘪𝘨𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘘𝘶𝘦𝘦𝘯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang