Bab 35|🍂

2.1K 71 3
                                    

*tandai typo

Happy reading...


*
*
*
*

"Apa yang terjadi kenapa pipimu ungu?" ucap laki-laki yang memakai pakaian hitam yang dapat pergi ke kamarnya Queen melalui balkon kamarnya.

"Aku akan membalas dia tenang my sunshine, kamu akan selalu aku lindungi" ucap laki-laki itu yang berbicara dengan sungguh-sungguh. Dia lalu mengecup singkat tangan Queen lalu pergi karena mendengar suara langkah kaki.

"Aku pergi dulu" Laki-laki itu pun pergi melewati balkon tadi.

'Ceklek'

Suara pintu terbuka. Vano dia segera pulang ketika mendengar cerita dari Ona. Dia menatap khawatir adeknya yang kini tertidur dengan pulas.

Vano menghampiri Queen. Dia menangis karena tidak becus dalam menjaga adeknya.

"Queen maafin abang, maaf abang gak bisa jaga kamu Queen. Karena abang sekarang kamu jadi gini maafin abang." Vano menggenggam tangan mungil Queen.

Queen yang merasa terusik akhirnya bangun. Dia menatap abang ketiganya yang menangis.

"Abang?"

Vano mendongak Ia lalu tersenyum dan mengusap air matanya yang akan terjatuh.

Queen memilih untuk mendudukkan dirinya.

"Abang kenapa nangis?" tanya Queen dengan menghapus air mata Vano yang masih merembes.

Vano merasa bersalah Ia lalu memeluk Queen. "Maafin abang, maaf abang belum bisa menjaga kamu dengan baik" ucapnya.

Queen menepuk-nepuk punggung abangnya karena tangisan abangnya membasahi bagian pundak Queen.

"Gak papa Queen gak kenapa-napa abang, jangan khawatir ya."

"Gak kenapa-napa gimana ini pipimu ungu kena tamparan," Vano mengelus pipi Queen. "Apa mau abang bales mereka?"

Queen memggeleng Ia masih santai. "Gak usah biar Queen aja yang lakuin semuanya abang gak usah lakuin apa-apa" mohonnya ketika Vano yang ingin menolak permintaan itu.

"Tapi gimana nanti kalo kamu kena lagi?" tanya Vano lalu menundukkan kepalanya kebawah.

Queen mengambil tangan Vano dan mengelusnya.

"Abang aku gak akan kenapa-napa. Aku janji nanti kalo misal aku kenapa-napa abang bebas untuk membalas mereka. Tapi, aku mohon jangan sekarang ya bang"

"Abang?" panggilnya ketika melihat Vano yang masih diam.

Vano akhirnya mengangguk. "Tapi abang gak bisa jaga kamu seterusnya karena mau ada persiapan buat ujian. Apa abang suruh anggota abang temani kamu?"

"Jangan nanti ngrepotin! mending aku sama Fani dan Zea aja mereka temanku sekarang" ucap gembira Queen.

"Hmm yaudah abang akan pantau kamu dari jauh"

"Iya terserah abang"

"Oh iya abang tahu darimana?"

"Abang diceritain sama Ona dan menyuruh abang untuk langsung pulang, suruh mastiin apakah beritanya benar dan ternyata bener adek abang yang cantik ini kena tampar mana pipi gemoynya jadi warna ungu lagi." Vano mengelus-elus pipi Queen.

𝘛𝘳𝘢𝘯𝘴𝘮𝘪𝘨𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘘𝘶𝘦𝘦𝘯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang