*tandai typo
******
"Tapi tadi wajahnya kayak familiar si, tapi siapa?... "
****
Vano mengendarai motor dengan sedikit ugal-ugalan Ia tidak mengerti mengapa hatinya kini teramat sakit setelah mendengar penuturan dari Ona. Ia tak menyadari jika didepan ada orang yang akan menyebrang Ia mengerem mendadak saat orang itu berteriak.
"AAAAA" orang itu menutupi wajahnya Ia merasa tidak ada sakit akhirnya Ia memberanikan diri membuka matanya.
Dan ssat dibuka Ia menatap orang itu dengan muka garang. Ia menatap Vano yang pelaku yang diam saja memerhatikan perempuan didepannya.
"Heh kalo bawa motor tu pelan-pelan nih gue mau jadi korban lo bisa aja masuk penjara gara-gara nabrak orang yang ngga bersalah" marahnya dengan tangan yang berada di pinggang seperti seorang ibu yang sedang memarahi anaknya.
Tak ada sautan membuat hati perempuan itu dongkol. "Heh lo ngga minta maaf gue laporin nih ke pihak berwajib" Tak ada sautan lagi. Akhirnya perempuan itu pun memilih pergi. Saat akan melangkah kan kakinya Vano memanggilnya.
"Gue minta maaf" ucap Vano dengan menatap perempuan itu dengan teliti Ia seperti pernah menemuinya tapi dimana.
Perempuan itu pun tak jadi melangkahkan kakinya Ia kembali berbalik menatap Vano dengan selidik apakah Ia berucap dengan tulus atau tidak.
"Oke gue maafin tapi dengan satu syarat" ucap perempuan itu dengan menatap Vano dengan memohon.
"Apa" Vano akan mensetujui syarat itu ketika Ia dimaafkan.
"Lo mau bayarin obat nenek gue, boleh? " tanyanya dengan nada lembut Ia tidak segarang tadi.
Vano tak berpikir lama Ia hanya menganggukkan kepalanya. Perempuan itu pun senang Ia akhirnya bisa membeli obat untuk neneknya sekarang, karna obatnya telah habis 3 hari lalu kini Ia sedang berjualan tapi uangnya tidak cukup karna obat neneknya cukup mahal.
"Makasih, makasih banget ya, nanti jakalau gue ada uang gue bisa kembaliin lagi uang lo"
"Ngga usah anggep aja gue ngasih lo hadiah" jawab Vano dengan melepas helmnya Ia menghampiri perempuan itu dengan tangan dimasukkan ke sakunya. Perempuan itu pun melebarkan sennyumnya Ia langsung memeluk Vano. Vano membelalakkan bola matanya.
'Jdug'
'Jdug'
'Jdug'Jantungnya memompa dengan keras Vano terdiam cukup lama Ia tidak membalas pelukan perempuan itu.
"Makasih, makasih banget" ucapnya lalu Ia mendengar suara jantung Vano.
"Eh ini kenapa jantung kamu cepet banget kamu sakit jantung? " paniknya Ia melepaskan pelukannya dan akan memegangnya tapi Vano langsung menghindar.
"Eee... Ngga gue jantung gue memang gini ngga biasanya juga tapi nanti gue periksa dulu" jawabnya dengan ragu-ragu. Perempuan itu yang mendengar semakin penasaran.
"Nama kamu siapa? biar nanti gue inget inget kalo ketemu lagi juga no hpnya nanti uangnya gue tarnsfer aja"
(Inget-inget apa mo pdkt lo Van:)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘛𝘳𝘢𝘯𝘴𝘮𝘪𝘨𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘘𝘶𝘦𝘦𝘯
Teen Fiction𝘾𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙊𝙣 𝙜𝙤𝙞𝙣𝙜 Queen adinda anastasya sari cewek bar-bar yang masih suka susu, kadang polos kadang ngreog, dan sialnya ketika dia sedang tidur... tiba-tiba dia bangun di raga orang yang tidak dikenalinya. Tasya yang awalnya...