Bab 23|🍂

3.1K 106 1
                                    

Tandai typo*

******

Happy reading..

"Kok bisa ketua lo menang gue udah bikin dia jatuh ha" marahnya dengan menunjuk-nunjuk mereka. Salah satu dari mereka ada yang tersenyum miring.

"Heh lo tuh makanya jangan sombong dulu nah dah kalah jadinya malu kan udah marah-marah ngga jelas lagi malu woi lo tuh ketua"ucapan sadis Bagas.

"Lagian juga lo kan yang ngebuat ini semuanya, makanya jangan main curang kasian kalo udah kalah malu sendiri"mendengar itu semua para anggota ALVASKA yang berada disitu tertawa.

Gerril mendengar itu merasa dirinya diinjak-injak Ia akhirnya pergi dari anggota musuhnya.

"Si Bagas terlalu jujur" ucap Oreo dengan menahan tawanya kala mengingat ucapan temannya.

"Oh ya dong harus jujur kalo ngga kita dosa nanti" jawab Bagas dengan blak-blakan.

Fandra hanya menggeleng. Tak lama mereka mendengar suara derap langkah mereka menoleh dan ternyata adalah bos mereka dengan Indra disampingnya yang memapah Vano.

Ya tadi yang menggantikan adalah Indra. dengan motornya Ia sudah diberi tahu ini oleh Vano Indra pun sudah bersiap-siap dan ternyata benar akhirnya Indra pun menggantikan Vano dengan kecepatan tinggi Indra langsung menggasnya.

"Waduh bos kita kasian mau langsung pulang lo bos? " tanya Bagas. Vano hanya menatap datar Bagas. Ia memberikan intruksi kepada anggotanya.

"Cabut" setelah mengatakan itu Ia pergi dengan dipapah oleh Indra.

Indra membantu Vano sampai membawa mobilnya karna kondisi kaki Vano yang sepertinya kesleo.

"Pelan-pelan no" ucap Indra.

"Hmm" Vano hanya menahan rasa sakit yang ada dikakinya saja. Ia kini sedang menuju ke klinik kecilnya. dengan mobil milik Indra.

Semuanya pun sudah pulang ke rumah masing-masing.

Vano kini menetap di kliniknya sebentar Ia akan pulang nanti pagi sebelum jm 4 Ia akan pulang kini Ia sedang beristirahat di brankar dengan pelipisnya yang di perban sedikit tangannya yang lecet sudah dibersihkan kakinya kini sudah mendingan setelah tadi mencari tukang pijit kesana kemari dan akhirnya dokter yang menangani mensetujuinya.

Pada jam 01.38 Queen terbangun Ia duduk dan mengucek matanya sebentar. Ia pun turun dari kasurnya dan berjalan menuju ke bawah untuk mengambil minum karna Ia haus.

Setelahnya Ia keatas. Ngga ada angin Ia malah berjalan ke arah kamar abangnya Vano bukan kamarnya. Ia membuka pintunya dan melihat seisi kamar tapi ternyata kosong.

Ia pun masuk dan menghidupkan skalar lampunya. Semuanya rapi tapi ngga ada orang akhirnya Ia memilih duduk ditepi kasur abangnya.

"Nih kemana orangnya kok ngga ada" batinnya dengan menatap seisi kamar semua berwarna abu-abu.

"Gue ngantuk tidur sini aja lah" setelah mengucapkan itu Queen pun tertidur dengan tanpa menggunakan selimut. Dengkuran halus pun terdengar.

Sedangkan di klinik Vano sudah bersiap-siap akan pulang dengan sendiri karna Indra sudah pulang karna suruhannya.

Vano memakai helmnya juga jaket tebalnya. Ia mengendarai motor dengan melaju karna jalanan sudah sepi.

𝘛𝘳𝘢𝘯𝘴𝘮𝘪𝘨𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘘𝘶𝘦𝘦𝘯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang