Bab 6|🍂

8.6K 241 0
                                    


Tandai typo*.









********




Vano melihat abangnya pun segera menghampirinya. Ia duduk disamping Black lalu ia berdehem.

Black hanya mengintip tidak untuk membuka matanya. Ia hanya terlalu lelah akan pekerjaan yang seharusnya tidak ia kerjakan.

"Bang lo kenapa? "Tanya Vano dengan mengeluarkan hpnya yang berada di dalam saku saat terdengar notifikasi WA.

"Ngga papa" Black bangkit ia berjalan keluar. Vano yang melihat langsung menyusul di kursi tunggu Black hanya  terdiam menunduk.

Vano menghampiri ia tahu apa yang dialami oleh abangnya ia hanya diam dengan mememperhatikan Black dengan ekor matanya.

"Bang... "

Black hanya mendehem tanpa menoleh.

"Kenapa?.., Vano bisa jadi pendengar abang" Black pun melihat Vano dengan tatapan datarnya.

"Apa iya? " Tak yakin Black.

"Iya... "

"Huh..., abang kangen mommy van"

Vano mendengar dengan baik apa yang ingin abangnya ungkapkan. Ia pun kangen dengan mommy tapi bagaimanapun itu semua udah takdir tuhan.

"Kangen di semangatin sama mommy, biasanya kalo abang lagi capek selalu di semangatin mommy" Black menunduk dengan menahan air matanya agar tidak keluar.

"Bang, kalo inget mommy, mommy selalu bilang  'lihat muka Queen nanti kalian akan melihat muka mommy disana', Queen sangat mirip sama mommy akan tetapi hanya perilakunya yang beda.., semoga dengan amnesia ini dia tidak inget-inget kejadian itu lagi. "

"Ya kamu benar, tidak ada yang beda dari Queen dengan mommy hanya saja sifat nya yang beda" Ucap panjang lebar Black.

Vano mengangguk ia kembali melihat isi notifikasi WAnya. Black kembali diam dengan beberapa pikirannya yang sedang ramai di kepalanya. Di pojok tembok terdapat William yang ingin melihat adeknya kini menunggu untuk diam mendengarkan percakapan antara abangnya dengan adek lk²nya.

"Am" Seseorang menepuk pundak William membuat Willi kaget. Ia menoleh mendapati seorang perempuan seumurannya, cantik dengan jas dokternya namanya dr. Erlinda Demarin Tider ia merupakan dokter umum di RS Daddynya dr. Linda sudah kenal dengan keluarga si pemilik RS ini Linda lumayan dekat dengan anak kedua dari dr. Rafa

"Ngapain? "Tanya Linda dengan melihat kearah dimana William melihat tadi. Linda melihat ada anak dari dr. Rafa seorang duda yang ditinggal istrinya untuk selama-lamanya.

"Gapapa" Setelah mengucapkan kata itu William berlalu pergi untuk memasuki ruang inap adek perempuannya. Linda hanya menggeleng dengan menampilkan senyum kecilnya ia sudah tahu kebiasaan anak dr. Rafa yang kedua jika Linda ngomong pasti dijawab singkat habis itu pergi.

"Hmm, kebiasaan" Monolog Linda pelan. Ia pun pergi sedangkan William ia melewati kakak-adeknya tanpa menyapa Vano melihat abang keduanya pun memanggilya.

"Bang Wil"

William menengok dan mengangkat alis pertanda untuk menanyakan 'apa'. Vano menghampiri. "Queen sudah tidur"

William hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Ia pun pergi menemui adek bungsunya. Vano pun kembali duduk terdapat notifikasi yang membuat ia harus pergi. Vano berpamitan ke Black dan ia pun keluar dengan tergesa-gesa.

Memakai helm lalu menyalakan motor ia pun langsung menancap gas motornya. Tak sampai 10 menit ia telah sampai di markas ALVASKA.

Terdengar suara riuh di dalam membuat Vano harus cepat untuk mengatasi itu semua sampainya di dalam ia melihat musuh bebuyutan dari gengnya ini LEVATOR adalah geng yang menduduki nomor 5 dari beberapa lainnya ia termasuk terkenal dengan kebengisannya akan tetapi ia lakukan dengan hal-hal yang bodoh membuat geng itu di musuhi oleh banyak orang.

LEVATOR diketuai oleh Gerril Thufa Alindro merupakan cowok yang memiliki paras tampan namun ia memiliki sifat yang sangat di benci oleh orang lain.

"Hahaha, ketua lo dah dateng"mereka memberhentikan aksinya saat mendengar jika sang ketua ALVASKA hadir disini.

Vano menatap mereka dengan datar, Gerril menatap Vano dengan tatapan bengisnya. Ia terkekeh pelan.

"Vano Vano" Setelah memutari Vano Gerril berucap...

"SERANG..." Lantangnya kepada anggotanya yang berkisar 86 anggotan yang ikut. Sedangkan ALVASKA lansung ikut untuk menyerang dengan jumlah 74 anggota termasuk ketua nya.

'Bugh'
'Bugh'
'Bugh'

'Krek'
'Krek'

Pukulan demi pukulan sudah mereka dapatkan, anggota LEVATOR banyak yang tumbang dengan sang ketua yang sudah tepar dengan beberapa luka pukulan di pipi dan perut sedangkan Vano hanya terkena pukulan di pipi saja. Anggota ALVASKA hanya beberapa yang tumbang sedangkan para anggota inti hanya terkena luka pukulan di pipi juga perut saja.

"Awas lo ya" Ancam Gerril dengan susah payah ia berdiri keluar dengan diikuti anggotanya.

"Ya.. " Jawabnya kemudian ia melihat markasnya yang sudah berantakan, dan melihat para anggotanya yang tumbang lalu ia memerintahkan mereka yang masih kuat untuk memapah yang ambruk untuk di bawa di klinik mandiri Vano.

Kenapa tidak dibawa di RS daddyna?... , karena ia takut akan kemarahan sang Daddy kalo tau mereka berantem, akhirnya ia mendirikan klinik sendiri dengan uang yang disimpannya.

Vano keluar dari markas ia pergi dengan motor mogenya, dia pergi ke danau tempat biasa untuk ia menenangkan pikiran disaat beberapa masalah menimpanya dan juga ingin melihat keindahan danau di malam hari.

Sampainya di Danau

Ia melepas helmnya dan juga mengabaikan luka di pipinya tanpa diobati terlebih dahulu 'luka ini tak seberapa dengan luka di adekku' pikirnya. Ia berjalan ke tepi danau dan memilih duduk dengan ditemani pohon rindang yang disenderannya.

Hembusan angin menerpa wajahnya ia menutup matanya menikmati setiap hembusan angin malam di luar ini. Langit terlihat terang dengan beberapa bintang dan juga ada bulan yang melingkar dengan indah.

Ia menghembuskan napas panjang, ia melihat keatas tempat para bintang berkumpul, Vano melihat ada 1 bintang yang terang ia tersenyum dan berkata "mommy Vano kangen, mommy ngga kangen sama Vano disini semua sayang mommy. Sekarang Queen sudah tumbuh besar mom, dia cantik sama kayak mommy, mommy disana yang tenang ya Vano sayang mommy" Selepas mengatakan itu air mata Vano luruh dengan sendirinya ia menelungkupkan wajahnya diantara lipatan tangan ia menangis pada malam yang seharusnya ia berada di RS untuk menemani adeknya.

Di RS...

"Will, gue mau pulang bentar jagain Queen"

William hanya mengangguk, ia hanya melihat wajah damai adeknya saat tidur. Black langsung keluar dan menuju parkiran untuk mengambil mobilnya lalu ia menancapkan gas untuk pergi ke suatu tempat ia tidak pergi kerumah melainkan....




















Next?....












































Janlup VOMEN✨

MAKASIH...

𝘛𝘳𝘢𝘯𝘴𝘮𝘪𝘨𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘘𝘶𝘦𝘦𝘯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang