Tandai typo*
*********
Tak lama suara langkah kaki dari tangga membuat Queen menolehkan kepalanya. Disana Ia melihat abang pertamanya sedang berjalan ke arahnya.
"Baby" Queen hanya menatap Balck dengan lugu.
"AAAAA.. " jeritnya saat dengan santai Black mencubit pipi tembem Queen. Queen menampilkan wajah cemberutnya dan juga matanya yang berkaca-kaca.
"Eh, maaf baby reflek tangannya pengen nyubit kamu" ucap dia dengan mengelus pipi Queen dengan lembut.
"Kamu apakan dia bang? " tanya tiba-tiba Vano yang berada di sampingnya saat Ia melihat Queen cemberut pun Ia menanyakannya.
"bang Vano bang Black nakal masak pipi adek dicubit" adunya bagaikan anak kecil yang sedang dimarahi oleh ibunya.
Black ternganga dengan sikap Queen 'selain cengeng ternyata tukang ngadu juga'batinnya.
"Abang ngapain cubit pipi adek kan sakit kasian" Vano memeluk Queen dan Queen menenggelamkan kepalanya di perut Vano.
"Hiks... "
"Udah-udah cup cup cup adek abang jangan nangis ya nanti kamu sakit lagi emang mau?" Queen menggeleng.
"Ngga mau kan yaudah jangan nangis nanti kalo sembuh kita keliling taman depan mau? " tawar Vano membuat Queen menganggukkan kepalanya kecil dengan melihat mata Vano.
"Nah gitu" Vano pun menyolek hidungnya Queen"jangan nangis lagi ya".
"Ngga janji bang"ucapan terakhirnya dirasa semua sudah berkumpul makanannya pun telah siap kereka pun mulai untuk duduk ditempatnya masing-masing Queen berada di samping kiri William didepannya Vano dan disamping kanan Vano adalah Black. dan di tengah adalah Daddy mereka.
Ini adalah awal pertama Tasya ikut makan dimeja yang mewah ini juga ada berbagai hiasan-hiasan cantik juga gambar-gambar yang mewah.
Setelah makan malam mereka pun beranjak pergi ke ruangannya masing-masing akan tetapi kini ketiga abang Queen membuntuti Queen sampai di kamarnya dan juga mereka pun mengikutinya.
Queen duduk dipinggiran kasur dengan menatap ketiga abangnya yang sedang berdiri secara bergantian Ia berpikir apakah mereka tau jika Queen sudah tidak ada.
"Dek" panggil Vano sambil menggoyangkan bahunya Queen. Queen tersadar Ia pun menatap mereka lagi ada yang senyum ada yang bermuka datar juga ada yang bermuka datar tapi senyum sedikit yang hanya diketahui oleh Queen.
"Kenapa? " akhirnya setelah terdiam Queen pun bersuara.
"Ngga papa" jawab mereka bertiga bebarengan. Queen dibuat melongo dengan tingkah aneh abangnya ini.
"Trus kalian ngapain kesini"
"Pengen aja" lagi-lagi mereka bertiga menjawab dengan berbarengan mereka bertiga saling tatap menatap.
"Ouh, kalian lucu kalo kompak" ujarnya membuat mereka bertiga melongo sejak kapan Queen adek mereka berbicara seperti itu biasanya hanya kata-kata yang pendek tidak pernah untuk memuji atau pun berkata seperti diatas.
Queen hanya menatap depan tidak memerhatikan keberadaan ketiga abangnya Ia hanya bingung dimulai dari manakah ini seharusnya ini adalah kesempatan bagi Queen akan tetapi 'mereka bertiga dilihat ya tidak seperti pemikiran Queen asli mereka baik-baik saja kok, tapi kenapa Queen malah bilang kalau mereka bertiga tidak baik-baik saja'
batinnya."Ngga tidur bang? "tanya Queen dengan mencari topik pembicaraan jujur Ia tidak pernah sedekat ini dengan laki-laki lain. dekat tapi hanya sebatas pekerjaan saja tidak seperti sejarang.
" Nanti nungguin kamu tidur dulu"jawab Black.
Queen mengangguk-anggukan kepala. Ia hanya bermain jari saja.
"Ouh iya dek abang lupa" celetuk William Ia mengeluarkan hpnya lalu Ia duduk disamping Queen. Black dan Vano hanya melihat kelakuan 2 kakak beradik itu.
"Nih abang kasih tau, ini namanya hp" ucapnya sambil memegang hpnya dan diperlihatkan ke Queen. Queen melihatnya dengan polos.
"Nih cara pakainya kamu tinggal pencet ini buat ngidupin trus digeser layarnya" sambil memeragakannya.
"Kalo udah kan kayak gini nah kalo kamu mau telpon orang kamu pencet aplikasi logonya telepon trus kamu pencet nama siapa yang ada disini"
blablabla...
Paginya... Setelah semalaman mereka bercerita bareng kini mereka pun sudah duduk anteng di meja makan.
Semua sudah berpakaian rapi tidak dengan Queen yang masih memakai baju piyama tadi sore dengan muka bantalnya Ia hanya diam dengan manatap kosong meja. Baru kali ini Ia tidur terlalu nyenyak. Semua keluarganya heran dengan dia kenapa Queen baru bangun pikirnya. Ya Black tadi yang membangunkan Queen Ia pikir Queen sudah bangun ternyata belum.
"Dek, ayo dimakan" ucap Vano.
"Hmm" Queen pun mengambil sendoknya dengan lemah Ia terus menguap dan itu membuat mereka semua geleng-geleng kepala serta menahan kegemasannya.
Selesa makan Queen berlari keatas Ia dari tadi ingin cepat-cepat selesai agar Ia bisa mandi saat melihat seragam Vano Ia baru ingat ternyata hari sekolah pikirnya.
Ketiga abangnya hanya menyaksikan Queen berlari terlontang-lantung dan si tuan rumah hanya bisa tersenyum geli.
Tak sampai 15 menit Queen sudah siap semua saat turun Ia hanya menyaksikan kehadirannya sang Daddy dan juga Balck yang masih duduk di sofa.
Ia melangkah menuju sang Daddy untuk menanyakan keberadaan bang Vano.
"Daddy, bang Vano udah berangkat? " tanyanya dengan celingukan sana-sini.
Si daddy melihat putrinya dari atas sampai bawah.
"Kenapa Dadd, ada yang salah? " tanya Queen saat Ia melohat sang Daddy melihatnya dengan insten.
"Kamu mau kemana sayang? " tanya sang Daddy pada akhirnya. Blackyang masih disana hanya diam menyaksikan.
"Kan hari ini aku sekolah Dadd" jawabnya dengan raut wajah kebingungan.
"Lho siapa yang bolehin kamu sekolah? " tanya sang Daddy dengan melipat kedua tangannya di dada lalu menatap Queen dengan terus menerus.
Queen yang ditatap gitu jadi salting sendiri Ia akhirnya menggaruk kepalanya agar menghilangkan kegugupannya.
"Ya.... Ya...., ngga tau Daddy tadi abang kan bawa seragam jadi aku juga berarti sekolah" jawabnya tanpa rasa ragu.
Si Daddy hanya menggeleng lucu dengan tingkah anak putrinya.
"Sini-sini duduk dulu sayang" ajak si Daddynya untuk duduk di sampingnya.
Queen menurut Ia duduk disampingnya tuan Rafa Ia merasakan kehangatan dengan sikap Daddynya Queen Tasya nyaman dengan sikap ini Ia hanya bisa merasakan ini saat berada di jiwa baru Queen.
"Gini putriku sayang, kamu homeschooling dulu biar kamu sehat dulu kalo nanti kamu sakit lagi kan siapa yang harus jaga kamu kan ngga ada kalo dirumah Daddy masih bisa mantau kamu" penjelasan singkat itu membuat semangat Queen hilang dia berpikir sudah semua rencana tadi akan tetapi semua sia-sia.
Black mendengar itu pun hanya diam Ia berpikir akan mengajak adeknya untuk pergi mencari hawa udara yang bagus saat Ia sudah selesai.
"Kapan Dadd itu mulainya? " setelah tadi bergelut dengan pikirannya sendiri.
"Kamu maunya kapan? " tanya sang Daddy dengan mengusap lembut kepalanya .
"Terserah Daddy aja" hanya jawaban itu yang keluar dari mulut Queen.
"Em, besok aja ya gimana? "
Queen hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
Next?...
Janlup VOMEN✨
Makasih

KAMU SEDANG MEMBACA
𝘛𝘳𝘢𝘯𝘴𝘮𝘪𝘨𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘘𝘶𝘦𝘦𝘯
Novela Juvenil𝘾𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙊𝙣 𝙜𝙤𝙞𝙣𝙜 Queen adinda anastasya sari cewek bar-bar yang masih suka susu, kadang polos kadang ngreog, dan sialnya ketika dia sedang tidur... tiba-tiba dia bangun di raga orang yang tidak dikenalinya. Tasya yang awalnya...