*tandai typo
*****
Mereka bertiga menjadi pusat perhatian di dalam mall itu membuat Queen yang tidak terbiasa menjadi canggung dan malu. Ia tak pernah diperhatikan dengan kekaguman mereka untuknya.
Black menggenggam tangan Queen dengan lembut juga William sama menggenggam tangan Queen dengan lembut. Mereka memasuki toko handphone membuat Queen bingung. Black hanya menatap datar semua pengunjung takjub dengan mereka bertiga.
"Emm, bang kita ngapain kesini? " Queen berpikir beli HP untuk siapa?.
"Ikut abang aja" jawab William. Akhirnya Queen menurut.
William melihat-lihat berbagai macam HP Ia pun memanggil salah satu pekerja disitu.
"Iya ada yang bisa saya bantu" tanya pekerja itu dengan senyum.
"Saya ambil HP yang paling mahal" jawab datar William. Pekerja itu pun mencari HP yang paling mahal. Setelah ketemu Ia pun memberikan kepada William.
"Ini yang paling mahal dan baru saja ada di toko kami" William tanpa melihat langsung membelinya.
"Bungkus" William pun memberikan kartunya ke pekerja itu.
"Baik saya akan menulis notanya" Pekerja itu pun pergi untuk menulis nota juga memberikan tas untuk HPnya.
Queen melongo dibuatnya genggaman tangannya belum dilepas oleh kedua abangnya. "Ha mahal banget lo itu langsung gercep aja ni abang lo Queen ngga habis fikri gue, langsung bungkus tanpa liat barangnya lagi wauw" Ucap dalam hatinya.
"Ini kak, terima kasih telah berbelanja di toko kami semoga suka dan bisa membeli lagi disini" Setelahnya Black, William dan Queen pun keluar.
Tangannya merasa sakit jadi Ia ingin melepaskan genggaman tangannya.
"Bang aku lepas dulu ya tangannya sakit bang" William dan Black yang mendengar itu sedikit mengeluarkan rasa paniknya.
"Eh baby maaf abang kekencengen ya genggamnya maafin abang ya" sesal Black dengan menunduk mengusap-usap tangan kecil Queen.
"Adek sakit ya sini abang tiup biar ngga kerasa sakitnya" William pun meniup-niup tangan Queen. mereka kini berada di tempat yang tidak terlalu ramai, masih ada orang. Orang-orang yang tak sengaja lewat pun tersenyum.
Queen yang melihat kedua abangnya begitu pun merasa sangat senang bisa diperhatikan oleh seorang kakak Ia sangat beruntung tapi Ia juga tidak pantas disini karna yang harusnya mendapatkan perhatian ini adalah Queen yang asli.
"Bang ngga papa Queen hanya pengen tangannya dilepas pegel bang gitu terus" William pun mengacak rambut Queen dengan gemas.
Black pun mengusap-usap pipi Queen."yaudah sekarang adek mau apa biar abang beliin"
Queen mendengar itu pun tersenyum lebar. Ia berpikir sebentar dan terlintas apa yang seharusnya Ia beli. "Bang beli baju yok" ajak Queen. William pun menganggukkan kepalanya lalu membawa Queen ke salah satu store baju yang lumayan terkenal di mall itu. Mereka bertiga masuk. Queen pun mulai mencari-cari baju yang ingin dibelinya. Ia melihat banyak sekali baju yang mahal menurutnya dunianya dulu. Ia bergegas mengambil beberapa dan kembali menemui abangnya.
"Bang Wil bang Black aku mau nambah lagi boleh? " tanya Queen dengan masih membawa bajunya yang banyak itu membuat badan kecilnya terlihat lucu karna semuanya hampir menutupi badannya.
Black tersenyum kecil. William menganggukkan kepalanya tanda setuju. Queen pun memberikan apa yang diambilnya tadi ke tangan para abangnya.
"Nih adek titip dulu mau ambil yang lain ya" setelahnya Queen berlari kecil. William dan Black cengo sendiri mereka sungguh baru tau dengan kelakuan adeknya yang sekarang jauh lebih ceria, dan mereka kira amnesia ini membuatnya menjadi lebih baik dari pada dulu, tapi membuat orang naik darah karna kelakuannya tarlampau lucu dan polos sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘛𝘳𝘢𝘯𝘴𝘮𝘪𝘨𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘘𝘶𝘦𝘦𝘯
Teen Fiction𝘾𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙊𝙣 𝙜𝙤𝙞𝙣𝙜 Queen adinda anastasya sari cewek bar-bar yang masih suka susu, kadang polos kadang ngreog, dan sialnya ketika dia sedang tidur... tiba-tiba dia bangun di raga orang yang tidak dikenalinya. Tasya yang awalnya...