Bab 21|🍂

3.6K 119 1
                                    

*tandai typo

                              ******

Pagi harinya...

"Dadd udah pulang dari kapan? " tanya Queen sambil memasukkan suapan nasinya yang terakhir. Daddynya melihat putri kecilnya Ia tersenyum.

"Daddy pulang tadi sebelum subuh, kamu disini baik-baik aja kan? " tanya Daddynya dengan menatap satu persatu anak laki-lakinya. Queen mendengar itu mengangguk Ia mengambil 1 buah yang tersedia di atas meja. Daddynya pun memusatkan perhatiannya ke anak putrinya.

"Ngga Daddy justru aku malah seneng" jawab Queen sambil mengupas buah pisangnya.

"Lho kamu seneng kalo Daddy ngga ada dirumah?"

"Ih ngga Daddy..., Queen tuh seneng karna kemarin Queen jalan-jalan sama abang" Jawab Queen dengan tangannya yang akan memasukkan buah ke mulutnya.

"Lo kamu pergi sama siapa? " tanya Daddynya dengan menatap intinadasi kepada ketiga putranya yang masih terlihat duduk anteng dihadapannya.

"Queen pergi sama bang Wil sama bang Black"

Daddynya menatap Willi dan Black mengancam Ia sebenarnya tidak ingin jika anaknya mengingat masa lalunya Ia hanya khawatir ingatan anaknya akan membuatnya berpaling lagi terhadap keluarga kecilnya.

"Dad Vano pergi dulu" Vano memberikan tangannya untuk salim kepada Daddynya.

"Iya"jawab Rafa.

Vano pun beralih kepada adek perempuannya. Vano pun menyalami tangan Queen Ia tak lupa mencium dahi serta kedua pipi Queen.

"Bang adek kapan bisa berangkat sekolah lagi" tanya Queen dengan menatap ke atas untuk bisa dapat dilihat oleh Vano.

"Nanti ya tunggu Daddy yang nyuruh, kamu tenang aja ngga lama lagi kamu sekolah kok sama abang ntar tunggu aja" jawab Vano dengan mengelus lembut rambut lebat Queen.

Queen mengerucutkan bibirnya Ia menunduk dan akhirnya Ia mengangguk membuat Vano tersenyum lembut.

"Abang berangkat dulu ya"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab semua yang berada di depan meja makan.

"Daddy abang adek mau keatas dulu ya, mau belajar" ijin Queen dengan mengangkat piringnya yang kotor untuk dibawa ke wastafel. Daddynya yang melihatnya pun menyuruhnya untuk berhenti.

"Eh sayang itu mau dibawa kemana? " para abangnya pun melihatnya. Queen menjawab dengan ragu-ragu.

"Mau dibawa kesana"Ia menunjuk kearah wastafel Queen tau tapi Ia hanya berlagak-lagak memang orang yang lupa agar keluarganya tidak curiga.

" Taruh sini aja sayang nanti dibersihin sama bibi"ujar Daddy Rafa.

Queen akhirnya menaruh kembali piringnya diatas meja. Queen pun mulai meninggalkan mereka bertiga yang masih berada disana.

Daddy yang tadi menampilkan senyumnya kini tidak Ia menampilkan raut datarnya kepada kedua anaknya yang masih duduk diam di kursinya.

"Kalian pergi kemana saja" Daddynya bertanya dengan penuntutan.

Kedua orang itu pun hanya diam dan hanya menampilkan wajah datarnya memang mereka sama. Sama-sama kulkas berjalan.

"Kami hanya pergi ke mall" jawab William pada akhirnya.

Daddy mengangguk-anggukkan kepalanya "kalian ngga mikirin kondisi adek kalian? " tanya Daddy Rafa dengan sebuah senyum kecil.

"Hanya membuatnya senang apa itu salah? " jawab William lagi. Black hanya mendengarnya tanpa berniat berbicara.

𝘛𝘳𝘢𝘯𝘴𝘮𝘪𝘨𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘘𝘶𝘦𝘦𝘯Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang